Waspadai BAB Berdarah Tanda Kanker Usus Besar | OTC Digest

Waspadai BAB Berdarah Tanda Kanker Usus Besar

Kanker usus besar (kolon) adalah salah satu kanker yang bisa dicegah, dan potensi kesembuhannya besar. Buang air besar (BAB) berdarah adalah salah satu penandanya.

Konsensus medis  menyatakan harapan hidup penderita kanker kolon yang terdeteksi pada stadium I masih sangat besar, hingga 90%. Berbeda cerita jika terdeteksi pada stadium lanjut /IV, harapan hidup dalam 5 tahun ke depan hanya 12%.

“Dibandingkan dengan kanker pankreas, bahkan jika terdeteksi stadium I, harapan hidup pasien hanya sekitar 20%,” terang Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Jakarta.

Usus besar (kolon) mempunyai panjang sekitar 60-70 cm. Ia adalah tempat feses (tinja) disimpan. Jika proses buang air besar (BAB) terhambat, misalnya akibat sembelit kronis (terus menerus), menyebabkan tinja menumpuk  di dalam usus besar.  

Racun-racun dari feses berpotensi menyebabkan muncul polip / tumor jinak di dinding usus besar. Seiring waktu polip berkembang menjadi kanker (tumor ganas), walau ini membutuhkan waktu tahunan.

Baca juga : Penting, Colok Dubur Pada BAB Berdarah

Salah satu penanda adanya masalah di dalam usus besar adalah BAB berdarah. BAB berdarah selama ini dianggap sebagai tanda ambeien (hemoroid), ternyata BAB berdarah juga sebagai penanda kanker kolon.

“Memang 40% BAB berdarah disebabkan oleh ambeien, sekitar 9% akibat kanker usus besar. Jumlah tersebut tetaplah besar, karena sekitar 1 dari 10 orang dengan BAB berdarah mungkin kanker,” terang Prof. Ari dalam peluncuran aplikasi berbasis android Apa Kata Dokter, pada Kamis (6/12/2018).   

Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia  tersebut menyarankan jika seseorang mengalami BAB berdarah sebaiknya segera periksa ke dokter. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah hal tersebut disebabkan oleh ambeien, atau sebab lain.

BAB berdarah bisa disebabkan oleh perlukaan dinding anus akibat feses yang keras, dan proses mengejan yang terlalu keras. “Tetapi jika ada darah sementara proses BAB lancar, disertai tanda-tanda pucat dan berat badan turun tanpa sebab kita patut waspada,” tutur Prof. Ari.

Dokter akan melakukan pemeriksaan kolonoskopi. Jika BAB berdarah disebabkan oleh polip, tindakan pengangkatan (polipektomi) akan menyelesaikan masalah; memutus mata rantai polip berkembang menjadi kanker. 

Sementara jika polip sudah berkembang menjadi tumor ganas, dokter akan melakukan biopsi untuk menentukan stadium kanker.  

Faktor risiko  
Sebagai kanker yang bisa dicegah, kita wajib memperhatikan beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko menderita kanker usus besar.

  1. Memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker atau polip usus besar.  Atau mempunyai riwayat penyakit radang usus kronis (inflammatory bowel disease / IBD) sebelumnya.
  2. Kelompok umur 50 tahun ke atas. “Namun ada data yang menyatakan sekarang 30% kanker kolon mulai menyerang mereka berusia <50 tahun,” tambah Prof. Ari. Data dari Jounal of the National Cancer Institute 2017 menyatakan, mereka yang lahir tahun 1990-an berisiko 2 x lipat menderita kanker kolon di bawah usia 50 tahun, dibanding yang lahir tahun 1950-an.
  3. Senang mengonsumsi daging merah dan/atau daging olahan. Lebih disarankan makan daging putih (daging ikan atau unggas).
  4. Kurang mengonsumsi serat, baik dari sayuran atau buah. Konsumsi serat yang cukup akan mempermudah keluarnya feses; tidak menumpuk di usus besar.
  5. Perokok aktif  maupun pasif, minum alkohol, dan obesitas.

Pencegahan

Upaya pencegahan meliputi :

  1. Konsumsi cukup sayur, buah dan cairan untuk mencegah sembelit. Penelitian pada 28.854 penderita konstipasi kronis di Amerika Serikat menyatakan, mereka berisiko 1,78 kali lebih besar menderita kanker usus besar, dan 2,7 kali memiliki polip usus.
  2. Olahraga teratur 3-4 kali seminggu, selama 30 menit.
  3. Kontrol berat badan.
  4. Konsumsi makanan/minuman probiotik. “Ini adalah bakteri baik yang membantu proses pembusukan kotoran lebih baik, sehingga akan lebih banyak yang dikeluarkan,” tambah Dekan FKUI ini.  
  5. Pada mereka yang berusia >50 tahun, atau memiliki riwayat keluarga disarankan untuk melakukan pemeriksaan (skrining) tes darah samar pada feses.

Kapan harus ke dokter  

Kanker usus besar kerap kali tidak menunjukkan gejala. Namun begitu, sebaiknya segera melakukan pemeriksan jika menemukan tanda-tanda sebagai berikut:

  1. Buang air besar berdarah.
  2. Pola BAB yang berubah, baik mudah mengalami diare atau sembelit secara bergantian.
  3. Sakit perut berulang.
  4. Berat badan turun.
  5. Pucat tanpa sebab yang jelas.
  6. Ada benjolan di perut. (jie)

Baca juga : Probiotik Minimalkan Risiko Kanker