Terapi Obat dan Vakum Untuk Disfungsi Ereksi | OTC Digest

Terapi Obat dan Vakum Untuk Disfungsi Ereksi

Mekanisme ereksi dimulai dari adanya rangsangan seksual. Rangsangan tersebut diterima otak yang kemudian memerintahkan penis untuk ereksi.  Rangsang diterima di glans (kepala) penis. Ujung penis memiliki banyak saraf yang sensitif terhadap rangsangan.

Pada keadaan normal, bagian penis yang disebut corpora cavernosa dalam keadaan kosong. Corpora cavernosa merupakan jaringan seperti spons yang mencakup otot, ruangan kosong, dan pembuluh darah. Saat ereksi, ruangan-ruangan kosong tersebut diisi darah, sehingga penis mengembang dan keras.

Pembuluh darah/otot polos di penis harus rileks, agar bisa mengembang. Itu terjadi kalau jumlah kalsium di sel otot turun. Pada penderita disfungsi ereksi, untuk menurunkan kalsium pasien diberi obat PDE-5 inhibitor. Obat ini juga akan meningkatkan sirkulasi darah dan memperbaiki jaringan pembuluh darah. Obat golongan PDE 5 Inhibitor di pasaran biasa disebut “obat kuat”.

Ada 3 jenis obat PDE 5 Inhibitor: sildenafil sitrat (Viagra), vardenafil (levitra) dan taladafil (Cialis). Menurut dr. Heru H. Oentoeng, MRepro, SpAnd, FIAS, FECSM, harus ada rangsang seksual agar obat tersebut bereaksi.

“Obat bekerja 30-60 menit setelah diminum, dengan rangsangan seksual. Artinya obat ini diminum saat akan melakukan hubungan seksual,” jelasnya.

Sidenafil sitrat memiliki efek kerja antara 3-4 jam, setelah itu menurun. Vardenafil antara 4-6 jam, sedangkan taladafil yang disebut juga “The weekend pill” memiliki efek kerja sekitar 17 jam.  

Kata dr. Heru, perlu konsultasi untuk menentukan obat mana yang sesuai. “Kalau memang harus memakai obat, akan diberikan. Kadang tidak perlu obat, cukup modifikasi lifestyle. Dokter akan meng evaluasi penyebab dan menentukan, mana yang harus diobati mana yang cukup dengan modifikasi,” ujarnya.  

Vakum dan gelombang kejut

Banyak cara untuk membuat penis kembali normal. Ada alat vacuum constrictions device. Penis dipompa untuk “memaksa” pembuluh darah penis berkembang.

Bisa dengan menggabungkan pemberian obat PDE 5 Inhibitor dan vacuum constrictions device. Yang terbaru adalah menggunakan Extracorporeal Shockwave Therapy (ESWT)atau “menembakkan” gelombang kejut.

Gelombang kejut akan menyebabkan shear stress, seperti luka guntingan. Shear stress akan menstimulus timbulnya nitrit oksida (senyawa yang berperan dalam pelebaran pembuluh darah) yang lebih banyak di dalam atau di luar sel.

Reaksi tercepatnya adalah terjadi pelebaran pembuluh darah dengan naiknya kadar NO (nitrit oksida). Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah tingkat ereksi membaik. Timbulnya pembuluh darah baru akan meningkatkan aliran darah di penis.

Beberapa terapi lain adalah operasi memasukkan silikon ke penis. Atau dengan Inflatable penile prosthesis, yakni mengisi penis dengan cairan agar bisa ereksi.  (jie)

Baca juga : Kekurangan Vitamin D Sebabkan Disfungsi Ereksi?