Skoliosis Kelainan Tulang Belakang yang Menyiksa | OTC Digest

Skoliosis Kelainan Tulang Belakang yang Menyiksa

Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang yang kompleks. Gangguan yang dapat ditimbulkan juga kompleks. Bila kasus ini dibiarkan, akan makin parah dan sulit ditangani. OTC DIGEST mewawancara Dr. dr. Luthfi Gatam, FICS, Sp.OT (K-Spine) dari RS Mitra Kemayoran, Jakarta.

Penelitiannya tahun 1994 pada 2000 siswa sekolah dasar di 30 sekolah menunjukkan, 30% memiliki skoliosis ringan (lengkungan <20°), 25% skoliosis dengan 20°-40°, dan 2% dengan >40°. 

 

Apa yang dimaksud skoliosis?

Skoliosis adalah kelainan tulang belakang, yang kalau dilihat dari depan atau belakang, melengkung ke samping. Disebut skoliosis jika lengkungan (curve) >10°.

Skoliosis itu kelainan tulang belakang yang tiga dimensi secara anatomi. Kalau dilihat dari belakang dia melengkung; kalau dilihat dari atas tulangnya berputar (ada rotasi); kalau dilihat dari samping, tulangnya melurus (seharusnya melengkung).

Karena ada rotasi, iga jadi menonjol, disebut rib hump (tonjolan iga). Seolah-olah iganya menonjol, padahal itu akibat rotasi dari tulang belakang.

Ada cara mudah untuk mengenali, apakah seseorang menderita skoliosis. Suruh orang itu menunduk, seperti posisi rukuk, lalu kita lihat dari depan. Kalau sebelah bahu atau punggung lebih tinggi daripada yang lain,berarti skoliosis.

 

Penyebab skoliosis?

Bisa karena kelainan bawaan atau faktor genetik dari orangtua yang diturunkan. Sebelah bagian tulang belakang tidak tumbuh, yang sebelahnya lagi tumbuh, sehingga miring.

Ada yang karena infeksi, misalnya infeksi tulang belakang oleh kuman TB. Bisa  karena tumor di tulang belakang atau tumor di saraf. Bisa karena salah satu tungkai pendek, sehingga panggul tidak seimbang. Bisa karena kebiasaan atau posisi tubuh yang kurang baik. Tapi, itu semua postural. Setelah penyebabnya diatasi, umumnya bisa kembali lagi (reversible).

Yang paling banyak yakni skoliosis idiopatik; skoliosis yang tidak diketahui sebabnya. Ada empat tipe: infantile, juvenile, adolescence dan adult. Paling sering yakni tipe adolescence (remaja). Waktu kecil tidak apa-apa,  begitu usia 9-10 tahun berkembang skoliosis. Kadang orangtua tidak memerhatikan.

 

Apa bahayanya skoliosis idiopatik?

Umumnya hanya pegal-pegal; hanya <1% yang bermasalah. Yang paling dikhawatirkan sebenarnya secara kosmetik; tampak buruk sehingga rasa percaya diri berkurang, dan akhirnya depresi.

Bisa ada gangguan fungsi. Misal jika lengkungan bertambah besar dan letaknya di punggung; ruangan paru-paru akan mengecil. Ini membuat pengembangan paru-paru terganggu sehingga sesak napas, tidak bisa melakukan pekerjaan berat. Karena ruangan ini makin hari makin mengecil, jantung akan tertekan, juga rongga perut.

Dan karena salah satu bagian punggungnya tinggi, maka sebelah panggul akan naik, sehingga seolah-olah berjalan pincang.  Orang yang berjalan pincang butuh energi lebih besar; dia perlu kapasitas paru-paru yang lebih besar. Sementara paru-parunya tidak bisa mengembang optimal karena “terjepit”. Tidak seimbang antara kebutuhan dan kemampuan, sehingga penyandang skoliosis cepat capek.

 

Kapan gangguan fungsi akan timbul?

Banyak pendapat. Ada yang bilang, bila 20° gangguan fungsi akan timbul; kalau  >20° harus dilakukan pengobatan. Ada yang bilang, kalau >40°, curve tidak lagi bisa ditahan lagi progresinya; akan meluncur terus.

Karena itu >40° harus dioperasi; >20° - <40° masih bisa menggunakan brace. Ada Boston brace yang sampai ketiak, ada Milwaukee brace yang sampai leher. Milwaukee brace kalau puncak lengkungannya ada di atas.

Pada anak, operasi baru dilakukan jika lengkungan >45o. Jika anak 9-10 tahun dengan kondisi demikian tidak dioperasi, curve akan meluncur terus. Karena dia masih dalam pertumbuhan, tentu tidak boleh menyatukan ruas-ruas tulang belakang itu di bagian belakangnya; harus kita pertahankan agar terus tumbuh. Sekarang ada alat bisa ditanam di tulang belakang, growing rods, yang mengikuti pertumbuhan tulang.

 

Jika dikoreksi, bisa sembuh total?

Skoliosis bukan penyakit, tapi kelainan. Kapan bisa sembuh? Hingga kini, tidak ada satu pun cara yang bisa mengoreksi tulang skoliosis menjadi normal kembali, termasuk brace dan operasi; dia irreversible.

Tujuan utama pengobatan skoliosis yakni mencegah progresivitas lengkungan. Lalu memperbaiki fungsi paru; membuat tubuh seimbang (trunk balance); bahu seimbang dan memperbaiki kosmetik kalau bisa.

Sport therapy, yoga, pilates, renang, bagus. Tidak bisa mengoreksi skoliosis, tapi bisa memperbaiki fungsi otot hingga otot jadi kuat. Inilah tujuan utama pengobatan, selain brace dan operasi.

 

Scoliosis yang tidak menimbulkan gangguan tidak perlu dikoreksi?

Tidak perlu; cukup dipantau. Pada anak, <20° monitoring harus lebih ketat: tiap 3 bulan. Jika <20° usia 12-16 tahun, 6 bulan sekali. Kalau usia >16-17 tahun, cukup 1 tahun sekali. Jika anak pertama kali datang 20°-40°, harus lebih ketat karena mungkin akan progres.

Kalau <20°, mungkin akan stop di sana; aktivitas tidak perlu dibatasi, hingga secara psikologis dia happy dan lingkungan sosialnya tidak terganggu. Kecuali jika kita observasi ternyata curve naik secara signifikan, baru kita beri pilihan harus melakukan apa. (nid)