Selain Metformin dan SU | OTC Digest

Selain Metformin dan SU

Kepatuhan berobat merupakan kunci agar diabetes terkontrol. Asosiasi Diabetes Amerika (ADA), menargetkan nilai HbA1C <7%, kadar gula darah puasa 80 – 130 mg/dl, gula darah setelah makan <180 mg/dl. HbA1C menunjukkan rerata gula darah dalam 3 bulan terakhir. Tekanan darah, profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida) juga perlu dikontrol untuk meminimalkan terjadinya komplikasi.

Pengelolaan diabetes harus dimulai dari kedisiplinan untuk memperbaiki gaya hidup, dan obat-obatan bermanfaat membantu mencapai target gula darah. Menentukan pengobatan tidak sepenuhnya berada di tangan dokter. Ada banyak pertimbangan yang diperhitungkan dokter saat menentukan hal ini. “Salah satunya adalah preferensi pasien,” ujar dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D.

 Jangan ragu untuk mengungkapkan keinginan, kenyamanan atau keluhan terhadap suatu obat. Initnya, penyandang diabetes harus ikut terlibat karena pengelolaan diabetes membutuhkan kerjasama antara dokter – pasien. Untuk itu, sebagai pasien pun perlu memahami cara kerja dan kemungkinan efek samping dari tiap jenis obat.

Selain metformin dan Sulfonylureas (SU), berikut ini beberapa contoh obat anti diabetes lainnya.

 

Alpha-glucosidase inhibitors

Yang termasuk golongan ini yakni acarbose. Acarbose bekerja dengan memperlambat pencernaan karbohidrat, sehingga gula darah tidak cepat melonjak sehabis makan. Efek sampingnya antara lain kembung, sakit perut dan diare.

Acarbose umumnya   diminum 3x sehari, sesuai jadwal makan besar. Obat ini diminum setelah suapan pertama makan besar, lalu dorong dengan minum air putih. Bisa pula dikunyah bersama dengan suapan pertama.

 

Thiazolidinediones (glitazone)

Glitazone bekerja memperbaiki sensitivitas insulin serta membantu melindungi sel-sel penghasil insulin di pankreas. Obat ini juga membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki metabolisme lipid (lemak), dengan meningkatkan kadar kolesterol ‘baik’ HDL dan menurunkan trigliserida, tapi bisa meningkatkan berat badan. Glitazone bisa diminum sebelum atau sesudah makan.

Obat yang termasuk golongan glitazone yakni rosiglitazone dan pioglitazone. Di beberapa negara, rosiglitazone ditarik dari peredaran karena dihubungkan dengan peningkatan kejadian stroke dan serangan jantung. Di Indonesia, obat ini dibekukan ijin edarnya oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Pioglitazone masih tersedia di pasaran. Laporan menyebutkan bahwa penggunaan obat ini dalam jangka panjang meningkatkan risiko kanker kandung kemih secara signifikan. Namun oleh health regulator di Inggris, data ini dinilai tidak cukup untuk menarik obat tersebut dari peredaran.

Pioglitazone bisa diminum sebelum atau sesudah makan.

 

SGLT-2 inhibitor

Pada mukosa usus, terdapat protein SGLT2, yang berperan dalam reabsorpsi (penyerapan kembali) gula di ginjal kembali ke darah. Obat SGLT2 inhibitor bekerja dengan memblok protein SGLT2, sehingga tidak terjadi reabsorpsi gula di ginjal. Kadar gula darah pun turun dan gula yang berlebihan di dalam darah bisa dibuang melalui urin. Namun efek sampingnya, risiko terhadap infeksi saluran kemih dan genital meningkat. Oerempuan lebih rentan terkena gangguan ini.

Golongan obat SGLT2 inhibitor antara lain dapagliflozin, canagliflozin dan empagliflozin. Ketiganya bisa diminum dengan atau tanpa makanan. Dapagliflozin harus diminum utuh. Canagliflozin disarankan dikonsumsi pagi hari sebelum sarapan. 

 

Ilustrasi: Pixabay

Bersambung ke: Terapi Berbasis Inkretin hingga Terapi Kombinasi