Perlukah Susu Diet? | OTC Digest

Perlukah Susu Diet?

“Susu diet adalah pengganti makan. Praktis, mengenyangkan, dapat dikonsumsi kapan saja.”Demikian bunyi salah satu iklan produk susu.

Nilai “jual” susu, ada pada kandungan proteinnya. Kombinasi protein whey dengan asam amino (creatine dan glutamine) bertujuan agar penambahan massa otot lebih optimal. Penelitian Prof. Donald Laymen, MD, dari University of Illinois menyatakan, asam amino esensial leusin penting dalam pembentukan komposisi tubuh. Protein whey mengandung lebih banyak leusin daripada protein susu, telur atau kedelai.  Whey diperoleh dari pemrosesan keju yang berasal dari susu sapi.

Menurut dr. Phaidon, protein adalah bahan baku pembentuk otot. Protein sumber glutamine, yakni asam amino yang membantu meningkatkan kerja sel dengan menarik air ke dalam sel. Ini mempercepat kerja sel dalam pembentukan otot. Konsumsi 1g protein per kg berat badan, akan membantu tubuh memroduksi glutamine.

Manfaat lain protein dalam diet untuk melangsingan tubuh, ialah mencegah hilangannya massa otot. Bila asupan karbohidrat dikurangi, tubuh akan menggunakan protein otot sebagai bahan bakar alternatif. Ini justru menurunkan massa otot. Protein juga adalah bahan baku vasodilator, yakni zat yang melebarkan pembuluh darah, sehingga suplai darah, nutrisi dan oksigen optimal.  

Baca juga : Mengenal Suplemen Pembakar Lemak

­Ada produk susu yang ditambahi serat. Tujuannya agar porsi makan dapat dikurangi karena seseorang sudah merasa kenyang. “Minum susu berserat tujuannya untuk mengurangi kalori. Padahal, menurunkan berat badan bukan semata-mata mengurangi kalori, tapi lebih pada memilih nutrisi yang tepat. Jadi, seharusnya healthy diet yang harus dikonsumsi, bukan hanya susu penurun berat badan,” kata dr.Phaidon.

Dalam prinsip gizi seimbang, susu tidak lagi menjadi “gong” (penutup) untuk menjadi sehat, karena nutrisi dalam susu bisa digantikan dari bahan lain. Penelitian menunjukkan, susu dengan pemanasan tinggi (ultra high temperature / UHT) justru merusak kandungan protein di dalamnya. “Jika ditambah vitamin, berarti itu vitamin sintetis. Mending makan dari sumber aslinya,” papar dr. Phaidon.   

Atur pola pikir

Dinyatakan, bentuk tubuh seseorang adalah cerminan perilaku. Bentuk tubuh indah dan sehat diperoleh dari perilaku yang sehat. “Kalau mind set-nya tidak diubah, selesai program pelangsingan, dalam 3 bulan berat badan bisa naik lagi,” katanya.

“Perlu mengontrol makan dan olahraga. Bagi yang berusia 30 tahun ke atas, selain latihan kardio perlu latihan beban, karena massa otot dan pembakaran kalori mulai menurun.”

Manfaat lain latihan beban adalah merangsang kerja hormon-hormon dalam tubuh. “Dengan olahraga dan mengatur makan, berat badan dapat turun 1- 1,5 kg seminggu. Kalau ada program yang bisa menurunkan lebih dari itu berarti ada yang salah, karena yang hilang adalah air,” ujarnya. (jie)