Pengobatan Neuropati, Obat hingga Relaksasi | OTC Digest
pengobatan_neuropati_relaksasi

Pengobatan Neuropati, Obat hingga Relaksasi

Neuropati harus diobati, tentu. Pengobatan dimaksudkan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi dan menghilangkan gejala. Juga untuk menangani kondisi penyebab neuropati itu sendiri. Jika sudah terdiagnosis menderita neuropati, pengobatannya adalah dengan melakukan terapi secara teratur bersama dokter spesialis saraf.

Pasien perlu memperhatikan kondisi sarafnya,  agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. “Bila dokter belum dapat menentukan penyebab neuropati, sebagai langkah awal dokter akan memberikan beberapa obat  untuk menghilangkan gejala yang dialami pasien,” terang dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S (K).

 

Hilangkan nyeri

Rasa sakit yang terkait dengan neuropati perifer, yang dapat memengaruhi emosional dan kesejahteraan fisik pasien, dapat dikelola dengan sejumlah obat. Karena gejala umum neuropati adalah rasa sakit/ nyeri, obat lini pertama adalah yang dapat mengurangi gejala nyeri.

 Tetapi, obat-obatan mempunyai beberapa efek samping. Terutama bila penggunaan jangka panjang. ”Bila ingin menggunakan obat nyeri secara teratur, khususnya obat OTC (over the counter/obat bebas) sebaiknya diskusikan dengan dokter, tentang keuntungan dan efek sampingnya,” ujarnya.

Beberapa obat yang biasa digunakan untuk mengatasi nyeri neuropati, antara lain:

Pereda nyeri. Jenis ini biasanya ditujukan untuk meredakan nyeri ringan. Yang termasuk golongan ini adalah parasetamol dan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), seperti aspirin dan ibuprofen. Bila pasien OAINS dalam waktu lama dan dosis besar, yang bersangkutan bisa mengalami mual, nyeri lambung, perdarahan bahkan ulkus.

Analgesik topikal. Topikal krim yang mengandung capsaicin, dapat dimanfaatkan untuk meringankan gejala nyeri. Capsaicin adalah zat alami yang ditemukan dalam cabai, yang menghalangi sensasi rasa sakit pada area lokal dari tubuh.

Obat anti kejang. Jenis ini biasanya digunakan pada pengobatan dengan gangguan kejang. Namun dokter sering meresepkan untuk nyeri seperti tertusuk. Yang termasuk golongan ini antara lain gabapentin, karbamazepin, fenitoin. Efek sampingnya antara lain mengantuk dan pusing.

Injeksi lidokain. Ini merupakan obat anestesi yang bersifat topikal. Injeksi lidokain biasanya digunakan  pada lokasi nyeri, bila nyerinya berat. Pengobatan ini hampir tidak mempunyai efek samping, namun pernah dilaporkan pada beberapa penderita timbul kemerahan di sekitar lokasi penyuntikan

Antidepresi trisiklik. Obat – obatan antidepresi seperti amitriptyilin, nortriptylin, desipramin dan imipramine, dapat mengurangi gejala ringan sampai sedang, dengan mengganggu proses kimia di otak yang menyebabkan nyeri. Studi terbaru menyarankan pemakaian selektif serotinin reuptake inhibitor ( SSRIS), misalnya proxetin dan flouxetine hidroklorida untuk mengurangi gejala neuropati perifer. Efek samping obat- obatan ini terdiri dari gangguan keseimbangan, mulut kering, mual, kelelahan, konstipasi dan penambahan berat badan.

Analgesik opioid. Ini termasuk golongan narkotika, ditujukan untuk mengatasi rasa nyeri hebat, misalnya kodein atau oksikodon. Golongan obat ini mempunyai beberapa efek samping antara lain adiksi (ketergantungan) yang tidak menyenangkan, bila digunakan dalam waktu lama.

Atasi penyebabnya

Penyebab neuropati beragam, maka penanganannya perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Bagi mereka yang mengalami neuropati diabetik, penderita harus dapat mempertahankan kadar gula darah senormal mungkin, dengan mengonsumsi obat diabetes secara teratur, diet sehat dan seimbang, serta olahraga teratur.

Pasien harus merawat kaki, karena kaki adalah tempat yang paling sering mengalami kerusakan saraf. Disarankan untuk memeriksa kaki setiap hari terhadap tanda-tanda kulit yang melepuh, luka dan kalus. Sepatu dan kaus kaki yang sempit dapat memperburuk nyeri dan rasa gatal, dan dapat membuat luka tidak dapat sembuh.

Bila neuropati disebabkan oleh defisiensi suatu vitamin, gejala akan membaik saat defisiensi dikoreksi. Umumnya, dokter akan merekomendasikan mengonsumsi vitamin neurotropik, yaitu vitamin B1, B6, B12 dan yang termasuk vitamin B kompleks lainnya. Selain itu,  pasien perlu melakukan diet sehat dengan gizi seimbang.

Jika neuropati disebabkan karena peradangan atau proses autoimun, pengobatan  ditujukan pada pengontrolan respon imun. Obat imunosupresif, seperti prednison, dapat membatasi kerusakan saraf lanjutan.

Pada neuropati yang disebabkan oleh penekanan pada saraf, pengobatan utama yakni dengan menghindari sumber penekanan. Hal ini dapat diakali dengan membuat kursi, meja atau keyboard yang sesuai dengan kondisi tubuh, mengubah cara memegang alat atau instrumen, atau beristirahat sebentar saat melakukan  aktivitas tertentu. ”Pada beberapa kasus penekanan saraf, pasien membutuhkan pembedahan untuk memperbaiki kerusakan saraf,” tutur dr. Manfaluthy.

Sementara bila neuropati timbul akibat toksin atau efek samping obat, segera hentikan pemakaian obat atau hindari paparan toksin untuk mencegah neuropati yang progresif. Selain itu, pasien juga harus menjaga imunitas tubuhnya agar mampu menangkal paparan toksin.

         

Alternatif tambahan

Meski sudah menggunakan terapi obat, terapi non obat bisa menjadi alternatif tambahan untuk mengurangi gejala neuropati. Beberapa alternatif terapi non obat yang bisa menjadi pilihan adalah:

Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS). Terapi TENS menggunakan elektroda dan arus listrik lembut, untuk merangsang ujung saraf di daerah di mana nyeri terjadi, kemudian memblokir sensasi nyeri mencapai otak. Terapi ini relatif aman dan hanya menimbulkan sedikit nyeri. TENS sering digunakan dalam kombinasi dengan obat atau terapi lainnya.

Biofeedback. Terapi ini menggunakan mesin untuk mengajarkan pada tubuh, bagaimana mengendalikan respon tubuh tertentu yang dapat mengurangi nyeri.

Akupuntur. Studi menunjukkan bahwa akupuntur dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk mengatasi nyeri kronik, termasuk nyeri neuropati. Yang perlu diingat, teknik ini tidak dapat memperoleh hasil  segera. Dibutuhkan waktu lebih panjang dan tidak cukup hanya dengan satu kali pertemuan.

Teknik relaksasi. Teknik relaksasi  berasal dari latihan pernafasan. Teknik ini bertujuan untuk mengurangi penegangan otot, yang membuat nyeri bertambah nyeri. Dengan relaksasi, ketegangan otot berkurang dan gejala neuropati pun mereda.

Pembedahan. Terapi bedah ditujukan untuk menghidupkan kembali saraf. Pembedahan dapat bermanfaat pada beberapa kasus, di mana kerusakan lokal terjadi karena gerakan berulang atau cedera. (puj)

 

Bersambung ke: Vitamin B Pelindung Saraf