Pengobatan Inflammation Bowel Disease | OTC Digest

Pengobatan Inflammation Bowel Disease

Radang usus atau inflammation bowel disease (IBD) banyak dikeluhkan masyarakat perkotaan. Penyebab pastinya sampai saat ini belum diketahui pasti. Namun dengan pengobatan yang sesuai keluhan radang usus dapat diatasi.

“Pengobatan IBD tergantung berat-ringannya penyakit,” ujar dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, dari Departemen penyakit Dalam FKUI/RSCM. Obat-obatan yang digunakan baik untuk kolitis ulseratif (KU) maupun penyakit Crohn relatif sama; keduanya tergolong sebagai IBD.

Pengobatan bisa berlangsung selama 3 - 4 atau bahkan 6 bulan, tergantung kondisi penyakit. Selanjutnya, pengobatan dilakukan ketika penyakit kambuh. Berikut ini obat-obatan yang biasa digunakan untuk IBD.

 

Obat antiinflamasi

Umumnya, pasien pertama kali diobati dengan obat yang mengandung mesalamine atau mezalamine, untuk membantu mengontrol inflamasi. Prof. Christoph Gasche dari Universitas Vienna, Austria, menyatakan mesalazine mampu mengurangi risiko kanker kolorektal pada pasien IBD sampai 81%. Efek samping berupa mual, muntah, heartburn (nyeri dada), sakit kepala dan diare.

 

Imunosupresor

Obat-obatan yang menekan sistem imun bekerja dengan menghambat reaksi imun yang berkontribusi terhadap inflamasi. Yang paling sering digunakan yakni 6-mercaptopurine ataupun azathioprine.

Efek samping bisa berupa mual, muntah, diare, serta dapat menurunkan ketahanan pasien terhadap infeksi. Jika dikombinasi dengan kortikosteroid, dosis kortikosteroid, dapat diturunkan. Beberapa studi menunjukkan, obat imunosupresor dapat meningkatkan efektivitas kortikosteroid.

 

Kortikosteroid

Obat-obatan kortison dan steroid (kortikosteroid) memberikan hasil yang sangat positif. Nama generik obat ini yakni prednisone. Awalnya, ketika penyakit dalam keadaan buruk, umumnya prednisone diberikan dalam dosis besar. Dosis perlahan-lahan diturunkan jika gejala sudah terkontrol. Salah satu efek samping yang serius yakni kemungkinan terjadi infeksi. Obat bisa berupa oral atau pun supositori (melalui dubur).

 

Infliximab

Biasanya digunakan pada pasien yang tidak merespon pengobatan standar.  Ia bekerja dengan menghambat respon inflamasi tubuh. Juga digunakan untuk mengobati saluran fistula yang terbuka.

Selain pengobatan di atas, dapat diberikan obat antidiare seperti diphenoxylate, loperamide, atau  codeine jika gejala muncul. Pada penyakit Crohn, antibiotik mungkin diperlukan untuk mengobati pertumbuhan bakteri patogen berlebih pada usus halus.

Operasi menjadi pilihan terakhir, yakni ketika semua pilihan pengobatan telah dilakukan dan gagal. Pilihan operasi ada beberapa macam, disesuaikan dengan kondisi penyakit. (nid)

 

Baca juga:
IBD Bukan Radang Usus Biasa
Mencegah Kekambuhan Radang Usus