Pankreatitis, Radang Pankreas yang Mematikan | OTC Digest

Pankreatitis, Radang Pankreas yang Mematikan

Sakit lambung sering kali dianggap sebagai gejala maag. Nyeri lambung akibat radang pankreas, walau mirip dengan sakit maag, jauh lebih berbahaya.

Radang pankreas atau pankreatitis gejalanya memang kerap seperti penyakit maag. Jangankan pasien. Dokter pun bisa salah mendiagnosa, jika tanpa diikuti pemeriksaan lebih lanjut.

“Pankreatitis dapat menyebabkan gangguan pada sistem endokrin atau hormonal yang terjadi pada penderita diabetes,” ujar dr. Benny Santosa, SpPD-KEMD, FINASIM dari RS Gading Pluit, Jakarta. Dalam hal ini, pankreatitis menyebabkan diabetes melitus tipe 3C.

Pankreas adalah kelenjar besar yang berada di perut, berada dekat usus 12 jari (duodenum). Kelenjar pankreas punya dua fungsi: eksokrin dan endokrin. Fungsi eksokrin yakni dengan  mengeluarkan enzim, yang berperan dalam pencernaan, bekerja sama dengan cairan dari lever yang disimpan dalam kantung empedu (gallbladder). Fungsi endokrin yakni dengan melepaskan hormon insulin dan glukagon ke peredaran darah. Hormon ini membantu mengatur kadar gula darah dalam tubuh.

Normalnya, enzim pencernaan yang dikeluarkan pankreas tidak aktif sampai mencapai usus 12 jari. Ketika ada radang pankreas, enzim tersebut menyerang dan menghancurkan jaringan yang memroduksi.

Pankreatitis bisa akut atau kronik, dan pada keduanya bisa menyebabkan komplikasi. Dapat terjadi perdarahan, inveksi dan kerusakan jaringan  pankreas secara permanen.

Penyebab

Pada kasus diabetes melitus (DM), gula darah yang tidak terkontrol berkembang menjadi pembengkakan pankreas. Penelitian menunjukkan, penderita DM 2 berisiko 2,8 kali lebih tinggi mengalami pankreatitis, dibanding yang non-diabetes. Penderita DM disarankan segera mendapat perawatan medis, jika mengalami sakit perut parah yang tidak dapat dijelaskan dengan atau tanpa mual/muntah.

Pada kasus pankreatitis akut (baru), yang paling umum karena ada batu di saluran empedu. Tiap tahun di Amerika Serikat sekitar 210.000 orang masuk rumah sakit karena penyakit ini. Terjadinya tiba-tiba dan biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan pengobatan. Dapat mengancam jiwa jika disertai komplikasi. Pada pankreatitis kronik (sudah lama) biasanya karena konsumsi alkohol.

Penyebab lain adalah hipertrigliseridemia; nilai trigleseridanya melebihi normal (1500 mg/dl), juga hiperkalsemia (kelebihan kalsium), inveksi virus (misalnya gondok), trauma / benturan di perut dan kelainan pankreas secara genetik. Kehamilan juga dapat menyebabkan pankreatitis, tetapi dalam beberapa kasus lebih disebabkan hipertrigliseridemia pada wanita hamil.

“Di Indonesia juga disebabkan infeksi kuman gram negatif, tapi jumlahnya tidak setinggi karena batu saluran empedu,” ujar dr. H. Syafruddin A. R. Lelosutan, SpPD-KGEH, MARS, FINASIM, dari Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Untuk kasus ini pasien bisa diberi antibiotik dengan tingkat konsentrasi yang berbeda, tergantung jenis kumannya.

Gejala

Gejala biasanya berupa sakit yang muncul mendadak, hilang-timbul di perut bagian atas kadang sakit “menembus” sampai punggung, bisa terjadi beberapa hari. Awalnya terasa sakit ringan, dan memburuk setelah makan.

Bisa juga, nyeri berlangsung terus menerus selama beberapa hari; termasuk kategori berat, dan penderita perlu segera dirawat. Gejala lain adalah mual, muntah, demam, perut bengkak, peningkatan irama jantung (takikardia).

Pankreatitis akut yang parah, dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan tekanan darah, gagal jantung, paru paru atau ginjal. Jika perdarahan terjadi pada pankreas, akan menyebabkan syok bahkan kematian. Pankreatitis kronis gejalanya sama dengan pankreatitis akut, ditambah gejala tambahan berupa diare, kotoran berminyak dan penurunan berat badan. (jie)

Baca juga : Diagnosa dan Pengobatan Radang Pankreas