Otitis Media bisa Diobati, Asalkan… | OTC Digest
pengobatan_otitis_media_radang_telinga_tengah

Otitis Media bisa Diobati, Asalkan…

“Umumnya bila sudah ditemukan otitis media akut (OMA), kita beri antibiotik, walaupun mungkin bakterinya tidak terlalu terbukti,” ujar dr. Syahrial Marsinta Hutauruk, Sp.THT-KL(K) dari RSCM, Jakarta. Ini untuk mencegah gendang telinga sobek dan komplikasinya. Perlu/tidaknya antibiotik juga ditentukan berdasarkan usia anak dan kondisi OMA yang dideritanya.

Dokter mungkin juga akan memberikan analgesik untuk meredakan nyeri. Juga antiradang untuk mengatasi radang pada saluran nafas dan telinga tengah, dan membantu membuka tuba eustachius.

 

Obat tetes

Jangan asal memberi obat tetes telinga. Pada OMA, selama gendang telinga masih utuh (belum sobek), tetes telingan tidak diperlukan. “Infeksi terjadi di balik gendang telinga sehingga obat tetes tidak membantu. Bila sudah sobek, barulah obat tetes diperlukan, agar bisa masuk ke telinga tengah,” tutur dr. Syahrial.

Obat tetesnya pun tidak sembarangan. Yang boleh digunakan hanyalah yang berisi antibiotik murni jenis ofloksasin, tanpa tambahan obat lain. Ini karena obat-obatan lain bisa merusak saraf pendengaran (bersifat ototoksik), bila sampai masuk ke telinga tengah dan diserap hingga telinga dalam. Obat tetes ini hanya boleh dibeli atas resep dokter, dan dosis/penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dokter.

Obat tetes selain antibiotik murni bukan diperuntukkan bagi otitis media, melainkan otitis eksterna atau radang telinga luar. Tidak merusak saraf pendengaran karena gendang telinga utuh, sehingga obat hanya berada di telinga bagian luar saja.

Dokter mungkin menyarankan prosedur timpanosentesis untuk menggores gendang telinga. Tujuannya, mengeluarkan cairan yang terperangkap di telinga tengah, sekaligus menilai jenis bakteri yang menyebabkan infeksi. Pilihan lain misalnya pemasangan selang timpanostomi pada OMA yang sering kambuh.

 

Pengobatan OMSK

Pada otitis media supuratif kronis (OMSK) tipe jinak, target pengobatannya yakni membersihkan penyakit dan jaringan granulasi, menutup gendang telinga, hingga memperbaiki pendengaran.

Pengobatannya pun masih sederhana. “Yakni dengan antibiotik untuk mengatasi infeksi, lalu cuci telinga hingga lendir dan nanah bersih, dengan tetap mengobati faktor risiko,” jelas dr. Syahrial. Pemberian antibiotik yang tepat guna diharapkan bisa menutup gendang telinga secara spontan dan perlahan-lahan.

Bila gendang telinga tidak bisa menutup dengan pengobatan konservatif, bisa dilakukan prosedur miringoplasti untuk menutup gendang telinga. Bisa pula dilakukan timpanoplasti, bila perlu dikombinasi dengan rekonstruksi osikular.

Namun pada tipe ganas, pengobatannya wajib operasi. “Target terapinya adalah membersihkan kolesteatoma dulu,” tegas dr. Syahrial. Bila kolesteatoma bisa bersih dan tulang-tulang pendengaran masih bisa direkosntruksi, maka dilakukan operasi rekonstruksi. Namun bila kolesteatoma sudah terlalu luas dan terlalu parah merusak tulang, “Tidak bisa lagi direkonstruksi. Hanya bisa dicegah agar jangan terjadi komplikasi.”

Mungkin diperlukan mastoidektomi radikal untuk mengangkat seluruh kolesteatum yang sudah terbentuk. Tujuannya, mencegah kolesteatomi merusak tempat-tempat berbahaya ke otak; bukan lagi memperbaiki pendengaran.

Bila dilakukan mastoidektomi radikal, maka gendang telinga dan struktur telinga tengah ikut diangkat. Akhirnya rongga telinga tegah tidak ada lagi, bergabung dengan liang telinga dan rongga mastoid. Pendengaran yang hilang tidak bisa lagi dikembalikan seperti semula. “Fungsi pendengaran jadi jelek. Meski dari luar, telinga tampak tidak berubah,” ucap dr. Syahrial. (nid)

Naik Pesawat dan Berenang

Saat otitis media akut masih menimbulkan nyeri, sebaiknya jangan naik pesawat dan berenang dulu.

“Pada OMSK tipe jinak dan tenang di mana tidak ada infeksi tapi gendang telinga sudah sobek, tidak boleh berenang,” ucap dr. Syahrial. Karena gendang telinga sobek, air kolam akan masuk ke telinga tengah dan menimbulkan infeksi.

Sebaliknya naik pesawat tidak masalah. Justru tidak akan terasa sakit karena antara telinga luar dan tengah sudah terhubung; tidak lagi terjadi perbedaan tekanan udara antara dua ruang telinga tersebut.

Bila sudah menjalani mastoidektomi radikal, boleh berenang, “Karena air yang masuk akan keluar lagi, tidak akan terperangkap.” Gendang telinga mejadikan telinga tengah ruang yang steril. Dengan tidak adanya gendang telinga, maka telinga tengah tidak lagi menjadi ruang steril. Sehingga, kemasukan air tidak masalah. (nid)

__________________________________

Ilustrasi: dagon_ / Pixabay.com