Operasi hingga Kemoterapi Oral, Pengobatan Glioblastoma Ditanggung BPJS | OTC Digest
pengobatan_glioblastoma_kanker_otak_kemoterapi_oral

Operasi hingga Kemoterapi Oral, Pengobatan Glioblastoma Ditanggung BPJS

Angka harapan hidup atau kesintasan (survival rate) pasien glioblastoma kini semakin baik. ini berkat perkembangan pengobatan dan teknologi yang makin maju, tak terkecuali di negara kita. “Pengobatan di Indonesia sama dengan standar internasional. Angka survival kita sama dengan pusat-pusat kanker lain karena kita punya modalitas yang sama dengan yang ada di negara lain,” tutur Dr. dr. Made Agus M. Inggas, Sp.BS.

Standar pengobatan kanker otak meliputi operasi, radiasi, dan kemoterapi. Awalnya, kanker diangkat, entah dengan operasi terbuka atau biopsi, untuk dievaluasi jenis dan keganasannya. Bila positif kanker, selanjutnya dilakukan radioterapi untuk membersihkan sel kanker yang mungkin masih tertinggal. Setelah itu baru dilakukan kemoterapi.

Untuk kanker otak primer, sangat jarang dilakukan kemoterapi dulu baru radioterapi. Efek radioterapi bersifat lokal, dan fokus pada area sekitar kanker. Sedangkan kemoterapi bisa menimbulkan efek lebih luas. “Lebih baik lokalnya dulu dikontrol. Sesudah dievaluasi, baru kemoterapi,” ujar Dr. dr. Made.

Dr. dr. Made Agus M. Inggas, Sp.BS (Dok. Forum Ngobras)

 

Kemoterapi untuk glioblastoma berupa kemoterapi oral (diminum), bukan cairan yang diinfus. “Sampai sekarang obat kemoterapi untuk glioblastoma cuma satu, yakni temozolamide. Itu terapi standar yang sudah diterima secara internasional,” terangnya.

Temozolamide diberikan dalam enam seri. Dalam satu seri, obat diminum setiap hari selama lima hari. Setelah itu istirahat selama 23 hari. Lalu masuk ke seri dua, istirahat lagi 23 hari, dan begitu seterusnya hingga enam seri.

Efikasi temozolamide sama baiknya dalam bentuk pil maupun infus. Bagi pasien, bentuk pil lebih nyaman, dan efek sampingnya lebih sedikit ketimbang yang diinfus. Efek samping biasanya seputar mual dan muntah. Tidak ada keluhan rambut rontok, kulit menghitam, anemia, serta penurunan sel darah putih dan trombosit.

Pil temozolamide tidak rusak di lambung, sehingga 100% diserap masuk ke darah. Dari darah, bisa tembus 100% ke sawar otak. “Obat kemo yang lain tidak bisa menembus sawar otak karena molekulnya besar,” papar Dr. dr. Made.

Rangkaian pengobatan kanker otak mulai dari operasi, radioterapi, hingga kemoterapi, sudah ditanggung BPJS. Sayangnya, temozolamide khusus untuk kanker otak grade 4. “Kabar baiknya, tahun depan untuk kanker grade 3 pun ditanggung BPJS,” ujarnya.

Temozolamide ditujukan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Namun, definisi sembuh dalam kanker otak bukan berarti kankernya hilang sama sekali. “Secara medis, pasien disebut sembuh bila tidak lagi merasakan gejala, kankernya terkontrol dengan baik, dan kondisinya stabil. Itu sudah dianggap sembuh, meski kanker tidak sepenuhnya hilang,” terang Dr. dr. Made.

Setelah menjalani enam seri kemoterapi, dilakukan evaluasi dengan MRI kepala. Selanjutnya, dilakukan monitoring dengan MRI secara berkala. Awalnya tiga bulan kemudian, dan diulang tiga bulan selanjutnya. Bila hasilnya baik, MRI dilakukan enam bulan kemudian, lalu diulang enam bulan selanjutnya. “Kalau hasilnya baik, MRI cukup setahun sekali, dan diulang tiap tahun,” tutup Dr. dr. Made. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by freepik - www.freepik.com