Kurang Minum Picu Diabetes | OTC Digest

Kurang Minum Picu Diabetes

Mencukupi kebutuhan cairan per hari ternyata tidak gampang. Walau sebagian besar masyarakat sudah paham bahwa kebutuhan minum adalah sekitar 2 liter/hari (8 gelas), tetapi faktanya dalam THIRST (The Indonesian Regional Hydration Study) yang dilakukan pada remaja (15-18 tahun) dan dewasa (25-55 tahun) yang tinggal di pegunungan dan pantai didapati 46% responden mengalami dehidrasi ringan.

Menurut Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH, selaku Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG), pada studi tahun 2015 dinyatakan sekitar 21 juta (4%) penduduk Indonesia tergolong low drinker.

“Mereka ini hanya minum kurang dari 1,2 liter per hari,” terangnya dalam konferensi pers The 2nd Indonesian Hydration and Health Conference,  yang berlangsung di gedung IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta (7/11/2018).  

Saat tubuh kekurangan cairan, tubuh akan mengompensasi dengan mengeluarkan hormon arginine vasopressin (AVP), yang akan menahan pengeluaran air. Ditunjukkan dengan kencing lebih sedikit dan darah lebih kental.

“Kalau hormon AVP ini naik, hormon-hormon yang terkait dengan stres, seperti kortisol pun naik. Ini menyebabkan inflamasi kronis (jangka panjang). Dalam periode 10-20 tahun mendatang orang tersebut bisa mengalami gangguan fungsi ginjal, dan penyakit-penyakit kardiovaskular, termasuk diabetes melitus,” papar Prof. Budi.    

Baca juga : Menghitung Kebutuhan Air Minum Ibu Hamil

Secara medis peningkatan hormon AVP ini diukur lewat penandan (biomarker) kopeptin. Pada studi yang dilakukan oleh Roussel, dkk (2016), pada 5.110 responden didapati tingginya kadar kopeptin berhubungan signifikan dengan sensitivitas insulin yang lebih rendah; menyebabkan resistensi insulin, yang adalah salah satu penanda terjadinya diabetes.

“Bayangkan jika kondisi low drinker atau dehidrasi ini terjadi pada anak-anak. Pada 10-20 tahun ke depan, saat ia memasuki usia reproduksi, berisiko menderita diabetes atau gangguan fungsi ginjal,” tutur Prof. Budi.

Lebih banyak minum manis

Dalam kesempatan yang sama dipaparkan oleh Prof. Stavros A. Kavouras, ahli nutrisi dari Arizona State University, Amerika Serikat, bahwa masyarakat Indonesia masih tinggi dalam mengonsumsi minuman manis.

Ditunjukkan sebanyak 24% anak (4-9 tahun), 41% remaja (10-17 tahun) dan 33% orang dewasa (18-65 tahun) mengonsumsi > 1 porsi (250ml) minuman bergula per hari.

“Konsumsi > 1 porsi minuman manis akan meningkatkan risiko 15-30% menderita penyakti diabetes melitus, gangguan fungsi ginjal dan sindroma metabolik (obesitas, hipertensi, serangan jantung dan stroke),” papar Prof. Stavros.

Minum air putih sekitar 2 liter/hari (8 gelas) adalah cara paling sederhana dan murah untuk meningkatkan kesehatan.

Tanda dehidrasi

Secara gampang kita dapat mengetahui jika tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi :

  1. Rasa haus, kehilangan cita rasa dan perasaan tidak nyaman.
  2. Air kencing yang lebih pekat.
  3. Tidak buang air kecil dalam 4 jam.
  4. Bibir kering dan kulit terasa panas.
  5. Susah konsentrasi, mengantuk, atau muncul gangguan mood.  (jie)