Jangan Takut Sinar Matahari, Kurang Vitamin D Picu Multiple Sclerosis | OTC Digest

Jangan Takut Sinar Matahari, Kurang Vitamin D Picu Multiple Sclerosis

Indonesia adalah negara tropis dengan sinar matahari yang melimpah. Sinar matahari adalah salah satu sumber vitamin D terbaik. Faktanya banyak orang Indonesia kurang vitamin D, gara-gara menghindari paparan sinar matahari.

Sebuah penelitian menyatakan kekurangan vitamin D berhubungan dengan penyakit multiple sclerosis (MS).

Peneliti melakukan survei pada­ lebih 2000 orang dewasa penderita MS untuk menentukan apakah suplementasi vitamin D, derajat dan/atau paparan sinar matahari berhubungan dengan kekambuhan dan progresi penyakit MS.

Sebelumnya, beberapa uji klinis menyatakan ­suplementasi vitamin D berpengaruh positif pada penyakit multiple sclerosis. Namun, dosis yang harus diberikan masih belum jelas.

George A. Jelinek, Claudia H. Marck, dkk., mensurvei secara online 2.301 penderita MS, rerata usia adalah 45 tahun. Diajukan setidaknya 163 pertanyaan mencakup sosial-demografik, diagnosa MS, level disabilitas dan kualitas hidup penderita berhubungan.

Juga pertanyaan spesifik tentang dosis suplementasi vitamin D dan aktivitas luar ruang yang menyebabkan terpapar sinar matahari.

Baca : Anak Indonesia Kurang Vitamin D

Peneliti mendapati 63% (1.504) orang melaporkan secara sengaja berjemur untuk meningkatkan status vitamin D mereka. Secara umum 81,8% partisipan mengonsumsi suplemen vitamin D dengan dosis antara 2000 – 5000 IU (international unit) per hari.

Paparan sinar UV dan tempat tinggal yang semakin dekat dengan garis katulistiwa secara signifikan memperbaiki kualitas hidup dan kesehatan partisipan. Sayangnya hubungan ini tidak lagi terjadi setelah disesuaikan dengan faktor-faktor seperti umur, gender, disabilitas, aktivitas fisik dan konsumsi ikan.

Di satu sisi, suplementasi vitamin D tetap dapat meningkatkan kualitas hidup partisipan, walau telah disesuaikan dengan faktor-faktor tersebut.

Peningkatan 1° garis lintang (menjauh dari katulistiwa) dihubungkan dengan 2% naiknya risiko disabilitas sedang dan 3% risiko disabilitas, dibandingkan mereka yang tidak mengalami disabilitas atau dengan disabilitas ringan.

Kekambuhan penyakit (relaps) juga berhubungan dengan posisi garis lintang. Peningkatan 1° menjauhi katulistiwa berhubungan dengan 1% risiko relaps dalam satu tahun.

Pada mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin D risiko relaps  sepertiga lebih rendah dibanding mereka yang tidak minum vitamin D. Riset ini dimuat dalam jurnal BioMed Central  (BMC)Neurology 2015.

Kelainan genetis

Penelitian lain yang dilakukan pada DNA 33.996 partisipan menunjukkan multiple sclerosis pun berhubungan dengan kurangnya vitamin D secara genetik. Mereka menemukan 4 variasi kode genetik yang berhubungan dengan marker vitamin D dalam darah.

Dr. Brent Richards dari McGill University, Kanada menjelaskan berdasarkan perbandingan antara ribuan penderita MS dan orang sehat menemukan bahwa mereka yang secara genetik kurang vitamin D berisiko 2 kali lipat menderita multiple sclerosis. Riset ini dimuat dalam journal Public Library of Science Medicine.

Multiple sclerosis terjadi ketika sistem imun menyerang mielin yang melindungi serabut saraf dan juga berperan sebagai penyekat. Sinyal saraf terganggu, menyebabkan gejala-gejala seperti sensasi kesetrum ringan sampai kelumpuhan. (jie)

Baca juga : Apakah Perempuan Berjilbab Berisiko Kurang Vitamin D?