Infeksi di Saluran Kemih | OTC Digest

Infeksi di Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) dapat menimbulkan rasa nyeri yang sangat. Perempuan lebih berisiko mengalami ISK ketimbang kaum Adam.

Trisha tidak berdaya menahan nyeri di perut bagian bawah. Mahasiswi tahun keempat jurusan Hubungan Internasional sebuah universitas swasta di Jakarta itu baru saja pulang berlibur dari Malang, Jawa Timur. Selama sekian belas jam perjalanan dengan kereta api, ia mencoba menahan pipis. “Toiletnya nggak jorok-jorok amat sih, tapi bau. Aku nggak tahan,” ujarnya. Ia bersikeras menahan pipis, meski perutnya sudah sakit tak karuan.

Tiba di rumah kost, ia langsung meluncur ke kamar mandi. Lega rasanya, bisa mengeluarkan isi kandung kemih yang sudah kelewat penuh. Tapi, “Wakti pipis terasa sakit banget, dan pipisnya berdarah.” Maunya ingin buang air kecil (BAK) terus, tapi yang keluar hanya sedikit dan sakitnya bukan main. Anyang-anyangan kata orang Jawa. Nyeri tak kunjung hilang, badannya terasa lemas dan sakit semua. Karena sudah lewat tengah malam, ia tak segera ke rumah sakit. “Aku minum pain killer, lalu kompres perut dengan botol hangat,” tuturnya. Akhirnya ia bisa tidur, dan ke dokter esok harinya.

Yang dialami Trisha adalah gejala infeksi saluran kemih (ISK). ISK termasuk penyakit infeksi yang paling banyak terjadi di seluruh dunia. Menurut laman www.medicalnewstoday.com,  gangguan ini menyebabkan sekitar 8,1 kunjungan ke RS setiap tahunnya . Berdasar pengalaman dr. Johan R. Wibowo, Sp.U, dari RS Omni Pulomas, Jakarta, kasus ISK cukup banyak dijumpai dalam praktik; setiap hari ada dan bisa lebih dari satu. “Terutama pasiennya perempuan,” ujarnya. Diduga, 50% perempuan mengalami ISK, setidaknya sekali selama hidup.

ISK bisa terjadi di sepanjang saluran kemih. Ada ISK bawah yang mengenai uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) yang disebut uretritis, dan pada kandung kemih disebut sistitis. ISK atas bisa menyerang ginjal, disebut pielonefritis. Jarang terjadi infeksi/radang pada ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih).

 

ISK dan perempuan

ISK lebih banyak dialami perempuan ketimbang laki-laki. Perbandingannya bisa 3:1. Ini berkaitan dengan anatomi saluran kemih. “Pada perempuan, lubang kencing berada di atas vagina, dan letaknya sangat berdekatan,” terang dr. Johan. Hal ini memungkinkan flora yang ada di vagina dan/atau anus, berpindah ke saluran kemih. Apalagi kalau biasa membasuh dari bawah ke atas.

Vagina sendiri tidak pernah steril. Ada flora yang hidup di vagina, sebagai bagian dari pertahanan alami miss V. Flora yang sebenarnya normal ini kalau hinggap di saluran kemih, bisa menyebabkan infeksi, “Tidak boleh ada kuman sama sekali di saluran kemih. Harus steril, tidak ada kompromi.” Flora normal vagina pun bisa menyebabkan infeksi, apalagi yang bersifat pathogen. Bakteri E. coli yang paling sering menyebabkan ISK. Kondisi keputihan patologis turut meningkatkan risiko terhadap ISK.

Selain itu, uretra pada perempuan pendek, membuat kuman lebih mudah masuk mencapai kandung kemih. Berbeda dengan laki-laki yang salurannya panjang karena melewati penis. Dan tidak seperti vagina, pada penis tidak terdapat flora yang menghuni. Kemih dan sperma melewati saluran yang sama, karenanya harus steril. “Kalaupun ada kuman, biasanya hanya di ujung di sekitar lubang. Jarang sampai masuk hingga jauh,” terang dr. Johan.

Anyang-anyangan kadang disertai darah saat berkemih (kencing). Ini karena saat infeksi, terjadi peradangan di saluran kemih. Pembuluh darah melebar, kemerahan dan mudah pecah sehingga berdarah saat BAK. Seperti saat kita sakit gigi, gusi menjadi bengkak dan merah. Begitu menyikat gigi, meski dengan lembut dan hati-hati, mudah berdarah.

 

Menahan pipis hingga bulan madu

Seperti Trisha, banyak yang mengeluhkan gejala ISK karena menahan kemih dalam waktu lama. Kedua hal ini memang berhubungan, tapi tidak secara langsung. Saat kita menahan BAK, kandung kemih penuh. Tidak timbul masalah bila urin (air seni) segera dikeluarkan. Namun bila didiamkan, kita memberi kesempatan pada kuman untuk berkembang biak. Makin lama menahan pipis, makin banyak populasi kuman di sana. “Logikanya seperti itu. Tapi secara langsung, pasti sudah ada kuman, virus atau jamur yang masuk. Perilaku menahan kemih membantu virus atau jamur berkembang biak,” papar dr. Johan.

Bisa dikatakan, menahan pipis termasuk factor risiko ISK. Factor risiko lain yakni baru menikah, karenanya dikenal istilah honeymoon cystitis (sistitis bulan madu). Pengantin baru umumnya menggebu-gebu dalam berhubungan seksual. Hal ini akan mempermudah perpindahan bakteri dari vagina/anus ke saluran kemih. Namun, ISK bukan penyakit kelamin atau penyakit yang menular secara seksual.

Penggunaan kateter kemih, diabetes, kehamilan dan berkurangya kadar estrogen bisa meningkatkan risiko ISK. Bakteri bisa tumbuh di kateter dan memicu infeksi, terutama pada usia lanjut yang dirawat di RS, atau tinggal di panti jompo. Penyandang diabetes rentan mengalami ISK karena system imunnya lemah, dan kadar gula tinggi dapat merusak system filter ginjal. Mereka yang system imunnya lemah mislanya penyandang HIV/AIDS, juga rentan ISK. Estrogen melindungi dari ISK, karena memicu produksi protein antimikroba alami tubuh di kandung kemih, serta menguatkan saluran cerna.

Pada laki-laki, pembesaran prostat dan penis yang tidak dikhitan dapat mengundang ISK. Prostat yang membesar akan menekan uretra sehingga saluran itu menyempit. Kandung kemih harus lebih kuat menekan agar urin bisa keluar; otot kandung kemih menjadi makin kuat, tebal dan sensitive, sehingga bisa berkontraksi meski urin masih sedikit dan muncul gejala beser (sering BAK). Lama kelamaan, otot kandung kemih tidak dapat mengatasi efek penyempitan uretra, sehingga ada urin yang tersisa di kandung kemih, dan menyebabkan ISK. Adapun penis yang tidak disunat, memungkinkan kuman bersarang di kulup hingga mudah terinfeksi. (nid)

ISK dan Batu Ginjal

Hubungan ISK dan batu ginjal seperti ayam dan telur; tidak diketahui mana yang lebih dulu. “Batu ginjal bisa menimbulkan kuman, kuman bisa memicu batu,” ujar dr. Johan. Urin pada penderita infeksi, pH-nya basa; di atas 7, sehingga memudahkan pengendapan pasir menjadi batu ginjal. (nid)