Hoax yang Ngetren | OTC Digest

Hoax yang Ngetren

Beberapa tahun terakhir, muncul tren ‘air sehat’. Mulai dari air alkalin (basa), air beroksigen, hingga infused water atau air minum yang dicampur irisan buah. “Secara tidak langsung, ini membuat orang minum lebih banyak, sehingga hidrasi tercukupi,” ujar  konsultan diet dan nutrisi Leona Victoria Djajadi, MND. Ini membuat orang merasa segar, kulit kenyal dan pencernaan lebih baik. Begitu masuk ke lambung, pH air yang basa pasti menjadi asam karena kena asam lambung. “Tidak mungkin melewati lambung tapi masih basa,” terangnya.

Ada yang disebut placebo effect (efek plasebo). “Ini kekuatan sugesti. Kalau sudah tertanam di otak bahwa makanan/minuman tertentu itu menyembuhkan, tubuh akan merasa lebih sehat,” urai  ahli gizi Jansen Ongko, M.Sc, RD.  Apalagi bila produk tersebut mahal; masa sih tidak berkhasiat? Ada anggapan bila detoks tidak menggunakan air alkalin, membuat pH darah tidak seimbang. “Kalau pH darah berubah, harus cuci darah,” tegas Jansen.

Tubuh memiliki cara sendiri untuk menjaga keseimbangan pH, dengan buffering system di darah. Organ lain membantu fungsi buffer; misalnya ginjal, membantu mengeluarkan ion H+ dan zat lain yang berlebihan, yang bisa mengganggu keseimbangan pH darah. Bila ginjal gagal melakukannya, darah menjadi asam (asidosis).

 

Detoks, diet mayo sampai diet golongan darah

“Detoks tidak pernah benar-benar ada,” tegas Leona. Kita tidak perlu makanan tertentu karena detoksifikasi (pembersihan/pengeluaran racun dari tubuh), sudah dilakukan secara alami oleh tubuh, setiap hari. Melalui embusan nafas, air seni, feses (tinja) dan keringat.

Produk detoks bisa jadi karena kandungan seratnya. Serat memang membantu kerja usus, sehingga proses pembuangan sisa makanan lancar. “Disebut tinggi serat bila mengandung >3 gr serat per 100 gr produk,” terang Leona.

Diet mayo banyak diperbincangkan belakangan ini. Diet dengan memantang garam selama 13 hari, sebenarnya bukan rekomendasi Mayo Clinic. Tidak ada pantangan garam dalam diet Mayo yang asli; cukup membatasi makanan tinggi garam, memperbanyak buah-sayur dan latihan fisik.

Fokus diet Mayo asli yakni membentuk kebiasaan memilih makanan sehat. Memantang garam  bisa berbahaya, karena natrium berperan menjaga keseimbangan elektrolit serta mengatur aliran listrik pada simpul saraf. Kekurangan natrium (hiponatremia) bisa membuat kejang bahkan koma.

Bagaimana dengan diet golongan darah? Cukup digemari dan banyak yang merasa cocok. Jansen sendiri  berpendapat, diet  ini menyulitkan. Misalnya orang dengan golongan darah AB; diet golongan darah menyarankan tidak makan daging khususnya daging asap dan yang diasinkan, memperbanyak ikan dan makanan laut. Bila tinggal di daerah pegunungan, dengan musim salju yang panjang, pola makan seperti itu akan menyulitkan.

“Pola makan tiap orang pasti berbeda sesuai lingkungannya, tapi bisa sama-sama sehat,” pungkas Jansen. (nid)

 

Bersambung ke: Pangan Lokal Sehat & Murah