GERD Penyakit Asam Lambung yang Mirip dengan Serangan Jantung 2 | OTC Digest

GERD Penyakit Asam Lambung yang Mirip dengan Serangan Jantung 2

Pengobatan untuk Penderita GERD

GERD yang disebabkan meluapnya asam dari  lambung menuju kerongkongan, dapat diatasi dengan menekan produksi asam lambung menggunakan obat-obatan atau operasi.
Sampai saat ini, obat masih menjadi terapi utama. Sebuah penelitian menyatakan, operasi tidak lebih baik dari pemberian obat-obatan, dalam hal ini antasida.

 

Antasida

Walau sudah berkembang obat-obatan yang manjur untuk GERD, antasida tetap banyak digunakan. Antasida menetralkan asam lambung, sehingga tidak ada lagi asam yang naik ke kerongkongan.
Masalahnya, kerja antasida sangat singkat. Obat ini dikeluarkan dari perut dengan cepat, kurang dari satu jam, kemudian asam berakumulasi lagi di perut. Maka, cara terbaik menggunakan antasida adalah satu jam sebelum makan atau sebelum gejala refluks muncul setelah makan.

 

Antagonis Reseptor H2 (simetidin, famotidin, nizatidin, dan ranitidin)

Karena kerja antasida sangat singkat, harus diberikan sesering mungkin; setidaknya setiap jam. Telah dikembangkan obat penghambat histamin atau histamine antagonis, seperti cimetidin.
Histamin adalah kimia penting yang dapat menstimulasi produksi asam di lambung. Histamine antagonis bekerja dengan menghambat reseptor histamin. Karenanya menghambat kemampuan histamin menstimulasi produksi asam.

 

Proton Pump Inhibitor/PPI (esomeprazol, lansoprazol, omeprazol, pantoprazol dan rabeprazol)

PPI lebih unggul daripada antagonis reseptor H2 dalam mengobati pasien GERD sedang sampai parah. Menurut Prof. Dr. dr, Hernomo Ontoseno K, SpPD-KGEH dari Universitas Airlangga, Surabaya, antagonis reseptor H2 hanya bekerja pada satu reseptor.
“Dengan memblok satu reseptor, asam tidak dapat ditekan sampai 100%. Kalau PPI kerjanya lebih di daerah pompa asam. Jadi, kalau kita tekan di situ, produksi asam dapat ditekan sampai 100%, paling tidak 80-90%,” ujar Prof. Hernomo.
PPI tidak hanya efektif pada luka (erosi) kerongkongan atau gejala komplikasi, tapi juga penderita GERD nonerosif yang mempunyai gejala sedang sampai parah. Penderita GERD umumnya kambuh lagi, sehingga perlu perawatan jangka panjang.

 

Agen Promotilitas

Obat promotilitas bekerja dengan menstimulasi otot saluran cerna, termasuk kerongkongan, lambung, usus kecil dan usus besar. Obat-obatan promotilitas meningkatkan tekanan katup esofagus bagian bawah dan memperkuat kontraksi otot kerongkongan. Kedua efek ini akan menurunkan refluks asam.
Khasiat agen promotilitas, seperti cisaprid, metoklopramid dan bethanechol, telah diteliti dalam pengobatan GERD. Cisapride berkhasiat sebanding dengan antagonis reseptor H2 dalam mengobati pasien esofagitis ringan. Tapi, cisaprid tidak lagi digunakan secara rutin karena berefek pada jantung, bila dikombinasi dengan obat tertentu dan penyakit lain.
Prokinetik juga telah digunakan untuk terapi kombinasi dengan antagonis H2-reseptor. Kombinasi dilakukan pada pasien GERD yang diketahui atau diduga adanya gangguan motilitas, atau pada pasien yang gagal pada pengobatan dengan PPI dosis tinggi. (vit)

 

Bersambung ke: GERD Penyakit Asam Lambung Yang Mirip Dengan Serangan Jantung 3