Flu Tak Kunjung Sembuh, Mungkin Sinusitis | OTC Digest
sinusitis_bersin_flu

Flu Tak Kunjung Sembuh, Mungkin Sinusitis

Hujan deras yang mengguyur akhir-akhir ini, berpotensi memicu flu. Bila daya tahan tubuh baik, flu akan hilang dengan sendiri dalam beberapa hari. Maka, harus curiga bila flu tak kunjung sembuh. Bersin-bersin dan flu berkepanjangan bisa memicu sinusitis, peradangan pada daerah sinus. Perubahan suhu dan kelembapan yang mencolok bisa mengakibatkan peradangan hidung. Infeksi  kemudian merambat ke dalam sinus, sehingga penderita sering bersin.

Sebagian besar infeksi virus penyebab flu mengakibatkan sumbatan pada hidung, yang akan hilang dalam beberapa hari. Namun flu yang berkepanjangan mengakibatkan sel-sel selaput lendir melebar dan menghambat pengeluaran lendir, sehingga ingus terkumpul di sinus. Terjadi peradangan pada mukosa (selaput lendir) sinus. Ingus yang terjebak tak dapat keluar dan menjadi sarang bagi berkumpulnya bakteri. “Jika dibiarkan, ingus bercampur nanah dan menimbulkan bau busuk,” terang dr. Damayanti Sucipto, Sp.THT-KL.

Sinusitis diartikan radang pada mukosa sinus paranasal. Menurut dr. Damayanti, sinusitis yang terjadi beberapa hari hingga 4 minggu, disebut sinusitis akut. Bisa berlanjut menjadi sinusitis sub akut yang berlangsung hingga 3 bulan, dan dapat berlanjut menjadi kronis jika lebih dari 3 bulan. Angka kejadian sinusitis akut 3/1.000 orang, sedangkan sinusitis kronis antara 1/1.000 orang.

Secara garis besar, penyebab sinusitis ada 2: faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal adalah semua kelainan pada hidung yang dapat mengakibatkan terjadinya sumbatan. Antara lain infeksi, alergi, kelainan anatomi hidung, tumor, benda asing, iritasi polutan, AC dan gangguan pada cilia. Faktor sistemik adalah keadaan di luar hidung, yang dapat menyebabkan sinusitis. Di antaranya gangguan daya tahan tubuh atau penggunaan obat yang dapat mengakibatkan hidung tersumbat. “Intinya, apa pun yang dapat menyebabkan bengkak pada lapisan rongga sinus, atau menahan cilia mendorong lendir, dapat menyebabkan sinusitis,” tegas dr. Damayanti.

 

Penggolongan Sinusitis

Tubuh manusia memiliki 4 pasang sinus paranasal, yaitu rongga-rongga yang terdapat pada tulang-tulang di wajah, terdiri dari:

  1. Sinus frontal, terletak di atas mata di bagian tengah dari masing-masing alis
  2. Sinus ethmoid, terletak di antara mata, tepat di belakang tulang hidung
  3. Sinus maksila, terletak di antara tulang pipi, tepat di samping hidung
  4. Sinus sfenoid, terletak di belakang sinus ethmoid dan di belakang mata kanan dan kiri.

Sinus paranasal berfungsi membentuk pertumbuhan wajah, sebagai pengatur udara, pengatur resonansi suara dan membantu produksi lendir. Di rongga sinus, terdapat lapisan yang terdiri dari bulu-bulu halus yang disebut cilia. Fungsi cilia adalah mendorong lendir yang diproduksi di sinus menuju ke saluran pernafasan. “Ketika lapisan rongga sinus  membengkak, lendir tidak bisa keluar dan terperangkap di rongga sinus, sehingga menyebabkan sinusitis,” ujar dr. Damayanti.

Berdasarkan anatomi sinus paranasal yang terinfeksi, sinusitis dibedakan menjadi sinusitis maksila, sinusitis ethmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid. “Jenis maksila dan ethmoid sering terjadi,” katanya.

Kita bisa mendeteksi sendiri, apakah kena sinusitis atau tidak. Gejala mayor sinusitis di antaranya nyeri berat atau nyeri tertekan pada wajah, hidung buntu, lendir ingus kekuningan atau kehijauan, gangguan membau dan suhu tubuh tinggi. Gejala minor sinusitis antara lain nyeri kepala, nafas tidak sedap, nyeri gigi, batuk, nyeri berat atau nyeri tertekan pada telinga. “Dugaan sinusitis bila terdapat minimal 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor disertai minimal 2 gejala minor,” katanya.

 

Jangan anggap remeh

Sinusitis yang tidak ditangani dan diabaikan dapat menyebabkan berbagai komplikasi, terutama pada organ-organ vital di sekitarnya. Komplikasi bisa ringan hingga berat, yang dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu: lokal, orbital, intrakranial dan distansial.

Komplikasi Lokal, seputar hidung

  • Mukokel

Mukokel adalah kista mengandung mukus, yang timbul di sinus. Kista dapat membesar,  menyebabkan pembengkakan pada dahi dan dapat menekan saraf mata hingga penglihatan terganggu.

  • Osteomielitis dan Tumor Pott

Jika infeksi menyebar ke tulang, menyebabkan ostomielitis (radang tulang dan otot). Jika kondisi ini didiamkan bisa membentuk tumor pott, yaitu tumor bundar yang tidak nyeri dan sembab.

  • Otitis Media

Ruang telinga tengah (media) dihubungkan ke faring melalui tuba Eustachii. Pada keadaan inflamasi, terjadi pembengkakan mukosa dan pengeluaran lendir berlebihan. Akibatnya, terjadi penumpukkan lendir di bagian faring hingga fungsi telinga tengah terganggu. Bila keadaan ini menetap, telinga tengah rentan terinfeksi sehingga terjadi otitis media (radang ruang telinga tengah).

 

Komplikasi Orbital, seputar mata

Secara anatomi, perbatasan daerah mata dan sinus sangat tipis. Infeksi yang terjadi dapat menjalar ke jaringan sekitar bola mata. Bila kondisi ini dibiarkan, dapat menyebabkan gangguan penglihatan, gangguan pergerakan bola mata bahkan kebutaan.

 

Komplikasi Intrakranial, seputar otak

Komplikasi intrakranial lebih sering terjadi pada infeksi sinus akut. Sinusitis dapat menyebabkan infeksi, berupa timbunan nanah di otak. Komplikasi sinusitis pada otak yang sering terjadi adalah meningitis, dengan gejala demam, sakit kepala, kejang, kesadaran menurun sampai koma

 

Komplikasi Distansial, seluruh tubuh

  •  Asma dan Bronkhitis

Sinusitis berhubungan dengan asma dan bronkhitis. Mekanisme yang menjelaskan keterkaitan ini antara lain, refleks nasofaringeal-bronkhial, munculnya sel inflamatori dan mediatornya, pernafasan udara kering, dan pembengkakan saluran napas atas yang memicu pembengkakan paru-paru. Akibatnya, sesak nafas dan asma.

  • Sepsis

Meski relatif jarang, sinusitis dapat berkembang dan menimbulkan komplikasi sepsis. Yakni keadaan menyebarnya mikroorganisme dan racunnya ke dalam sirkulasi tubuh, selanjutnya menimbulkan pembengkakkan sistemik.

  • Toxic Shock Syndrome

Toxic Shock Syndrome merupakan salah satu komplikasi sistemik sinusitis, akibat i bakteri Streptococci dan Staphylococci. Gejalanya: demam tinggi, ruam, hipotensi, gangguan fungsi tiga atau lebih sistem organ (lambung-usus, otot, membran mukosa, ginjal, hepatik, darah, dan sistem saraf pusat). (Puj)

Bersambung ke: Sinusitis, Operasi Jika Perlu

______________________________________________________________________________________

Ilustrasi: Pixabay