Deteksi Gangguan Irama Jantung dengan Meraba Nadi | OTC Digest

Deteksi Gangguan Irama Jantung dengan Meraba Nadi

Meraba nadi adalah cara efektif deteksi dini gangguan irama jantung atau fibrilasi atrium. Metode ini sederhana, dapat dilakukan di mana saja, dan menghindarkan serangan stroke fatal akibat gangguan irama jantung.

Fibrilasi atrium (FA) merupakan kelainan irama jantung, akibat adanya “percikan” listrik yang berlebihan. Jantung menjadi berdetak tak beraturan, bisa terlalu cepat atau lambat, kadang-kadang berasa seperti tabuhan genderang beruntun, atau seperti “tonjokan” di dada.

Normalnya listrik jantung (menyebabkan jantung berdenyut) diproduksi oleh generator yang disebut sinoatrial node (SA node) yang berada di serambi kiri. Pada FA, terjadi kelainan yakni sumber listrik. “Awalnya dari empat pembuluh darah di di serambi kiri, menyebar menjadi 400 – 600 sumber listrik. Ini menghasilkan irama yang ireguler. Darah akan berputar-putar di dalam bilik,” terang Prof. Dr. dr. Yoga Yuniardi, SpJP(K), FIHA, FasCC, Guru Besar Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI.

Darah yang berputar tersebut akan “terperangkap” dalam kuping jantung dan menggumpal dalam volume yang cukup besar. Jika gumpalan ini lepas berisiko menyumbat di pembuluh darah besar di otak yang mensuplai darah untuk sebagaian besar bagian otak. Terjadilah stroke.

“Stroke yang dihasilkan karena FA lebih parah dibanding stroke biasa. Karena area yang rusak (karena tidak mendapat aliran darah) juga lebih luas,” kata Presiden Indonesian Heart Rhythm Society (InaHRS) ini.  “Dalam tempo 48 jam setelah serangan FA, seseorang bisa mengalami stroke.”

Penderita fibrilasi atrium berisiko mengalami stroke 5 kali lebih tinggi dibanding stroke tanpa FA, misalnya karena hipertensi yang membutuhkan waktu tahunan sampai bisa menyebabkan stroke. Studi oleh Jaakkola J, Mustonen P, dkk., menyatakan stroke adalah gejala pertama yang didapati pada 37% pasien  FA berusia < 75 tahun. Mereka mengetahui menderita FA saat sudah stroke.

Perlu diketahui, mereka yang berusia >60 tahun tergolong kelompok umur risiko tinggi mengalami FA. Fibrilasi atrium secara global diperkirakan terjadi pada 1-2% dari total populasi, dan akan terus meningkat dalam 50 tahun mendatang. Data RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, menunjukkan kenaikan kejadian fibrilasi atrium tiap tahunnya; 7,1% (2010) menjadi 9,0% (2011), 9,3% (2012) dan 9,8% pada 2013.

“Sebabnya sebagian besar masyarakat berpikir risiko stroke hilang bila fibrilasi atriumnya diobati. Padahal risiko itu tetap ada. Atau setelah stoke diobati, gejala FA menjadi on – off (kadang-kadang timbul). Kalau on saat pasien tidur maka mungkin terjadi stroke lagi. Di sini penting memonitor irama jantung,” tutur Prof. Yoga.

Raba nadi

Deteksi dini penting dilakukan guna mencegah seseorang terserang stroke berat. Cara mudah dengan memonitor irama jantung lewat Meraba Nadi Sendiri alias MENARI.

Gejala gangguan irama jantung sebagian besar terjadi di pagi sampai siang hari, walau tetap ada yang mengalaminya di malam hari. Maka disarankan melakukan MENARI minimal sehari sekali, utamanya di pagi hari setelah bangun tidur.

Meraba nadi (boleh tangan kanan atau kiri) dengan dua atau tiga jari. Letakkan ujung jari dibawah tonjolan tulang pergelangan tangan. Tekan dengan kekuatan sedang (jangan terlalu keras) selama 1 menit. Hitung dan rasakan denyutan. Normalnya dalam satu menit nadi berdenyut antara 60-100 kali dengan irama yang teratur.

Dengan meraba nadi kejadian stroke karena gangguan irama jantung dapat ditekan sampai 40%. Mereka yang berisiko tinggi mengalami fibrilasi atrium disarankan rutin melakukan MENARI. Saat seseorang mendapati adanya gangguan irama jantung, segera konsultasikan ke dokter, bisa di Puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Dokter akan melakukan perekaman irama jantung dengan EKG (elektrokardiogram). Jika kelainan irama tidak terdeteksi dengan EKG, perekaman diganti menggunakan monitor Holter. Alat ini bisa dipakai selama 7 hari sehingga memberikan potret irama jantung yang akurat, bahkan saat tidur. (jie)

Baca juga : Pengobatan Gangguan Irama Jantung