Berbagai riset membuktikan, Ginkgo Biloba efektif untuk memperbaiki sirkulasi darah ke otak. | OTC Digest

Ginkgo Biloba Si Pelancar Darah

Setiap hari, sekitar 9.000 liter darah dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh – pembuluh  darah. Jantung terus memompa darah ke seluruh tubuh. Darah mengalir membawa oksigen, memasok bahan bakar agar anggota tubuh dapat berfungsi optimal.

“Sirkulasi darah yang baik, dihasilkan oleh kerja sama antara jantung, darah, komponen – komponennya, serta pembuluh darah itu sendiri. Jika terjadi gangguan pada salah satu komponen, sirkulasi darah akan terganggu," tegas Prof. Dr. dr. Aru W Sudoyo, SpPD. KHOM.

Darah dipompa ke seluruh tubuh oleh jantung, sehingga semua bagian tubuh mendapatkan suplai oksigen yang diperlukan. Darah kemudian dipompa ke jantung dan dialirkan melalui pembuluh nadi. Jantung memroleh pasokan oksigen yang dibutuhkan untuk bekerja dengan baik.

Karena itu, dinamika aktivitas tubuh perlu diimbangi dengan kemampuan darah memasok sejumlah oksigen sesuai kebutuhan. Hal ini bisa dicapai jika pembuluh darah mulus, lentur dan sehat serta viskositas (kekentalan) darah normal.

 

Nutrisi Otak

Ginkgo Biloba telah banyak digunakan sejak 2.800 SM dalam pengobatan tradisional China, sebagai obat kesehatan otak. Ginkgo memperlancar aliran darah ke otak, untuk memperbaiki fungsi saraf (neuronal) dan melindungi dari cedera oleh neurotoksin (racun saraf).

Selain itu, ginkgo dapat memperbaiki sumbatan aliran darah yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah. Ginkgo mampu menerobos pembuluh darah yang paling sempit dan paling kecil, untuk memberi makan jaringan yang kekurangan oksigen di otak, jantung, dan bagian tubuh lain.

Flavonoid yang terkandung di dalamnya, terbukti memiliki aktivitas antioksidan poten sehingga dapat melindungi tubuh dari kerusakan. Sedangkan terpenoid berfungsi memperbaiki aliran darah, dengan cara melebarkan pembuluh darah dan mengurangi perlengketan trombosit.

Beberapa penelitian klinis, menunjukkan hasil positif pada pemakaian Ginkgo Biloba. Pada 31 pasien berusia 50 tahun ke atas, menunjukkan perbaikan memori setelah pemberian ekstrak Ginkgo terstandarisasi (Standardized GBE) yang mengandung 24% flavonoid glikosida dan 6% terpen.

Dalam studi di Jerman yang dilakukan tahun 1991, terhadap 99 pasien lanjut usia yang menderita gangguan otak selama lebih dari dua tahun. Setelah tiga bulan mengonsumsi ginkgo, 72% mengalami perbaikan dibandingkan hanya 8% yang mengonsumsi tablet plasebo (pil bohongan).  Riset ini dimuat dalam British Journal of Clinical Pharmacology (1992).

Sebagai obat herbal, meski efek sampingnya tidak membahayakan, perlu diperhatikan beberapa hal. Ginkgo Biloba tidak dianjurkan untuk wanita hamil atau menyusui, juga pada anak di bawah usia 12 tahun.

Tidak dianjurkan untuk pemakaian rutin dan bila digunakan dalam jangka panjang, harus dipantau dengan pemeriksaan bleeding time / waktu perdarahan. Pemakaian Ginkgo Biloba tidak boleh bersamaan dengan obat antikoagulan atau antitrombosis, karena justru mengakibatkan perdarahan. (puj)

 

Baca juga: Berkenalan dengan Sindrom Darah Kental