Berkenalan dengan Sindrom Darah Kental 1 | OTC Digest

Berkenalan dengan Sindrom Darah Kental

Sindrom darah kental. Masih banyak orang yang tidak paham tentangnya. sebagian orang menganggap dengan banyak minum, gejala karena sindrom ini teratasi. Tapi bagaimana sebernarnya sindrom darah kental, dan apa pengaruhnya bagi tubuh?

Sindrom darah kental disebut juga dengan Antiphospolipid syndrome (APS). Normalnya, darah membeku dalam 25 – 40 detik. Namun, bagi penderita APS darah membeku sebelum 25 detik. “Bila darah mengental, sirkulasinya ke sel-sel tujuan menjadi terhambat. Pasokan nutrisi dan oksigen terputus. Akibatnya, terjadi kerusakan atau kematian sel mau pun organ,” terang Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, KHOM.

 

Keseimbangan terganggu

Sistem sirkulasi darah memiliki mekanisme untuk menciptakan pembekuan (prokoagulasi) dan mencegah pembekuan (antikoagulasi). Keduanya terjadi secara seimbang. Sebagai contoh, saat terluka, tubuh berusaha untuk menutup luka dengan merangsang berbagai komponen untuk memulai proses pembekuan. Sebaliknya, antikoagulasi diaktifkan bila ada bekuan dalam darah. Jika salah satu mekanisme terganggu, berbagai gejala akan timbul.

Pada kasus APS, mekanisme ini terganggu. Darah lebih cepat membeku dan mengental (hiperkoagulasi). Sel trombosit darah lebih mudah mengumpul dan membentuk gumpalan (hiperagregasi) di permukaan dalam dinding pembuluh darah (trombus).

Trombus yang berukuran kecil, belum berpengaruh atau hanya sedikit mengganggu aliran darah. Namun bila ukurannya besar dan menutupi seluruh rongga pembuluh darah, otomatis aliran darah tersumbat.

 

Peran  Antibodi Antiphospolipid

Antibodi antiphospholipid terdiri dari IgG, IgM dan IgA. Antibodi ini merupakan salah satu faktor risiko penggumpalan darah. Darah dalam tubuh cenderung kental dan mudah membeku, menyebabkan sumbatan dalam pembuluh darah nadi (arteri) atau pembuluh darah balik (vena).

Antibodi adalah kumpulan protein yang dibentuk oleh sistem kekebalan tubuh, untuk memerangi zat asing, seperti bakteri atau virus. Pada kasus ini, antibodi salah menilai. Tubuh mengeluarkan antibodi antiphospholipid, untuk menyerang phospholipid yang dianggap musuh. Padahal, kemunculan antiphospholipid inilah yang membuat darah seseorang menjadi lebih kental.

 

Berbagai pencetus

APS sebenarnya bukan penyakit, melainkan kondisi akibat adanya penyakit lain. Studi menunjukkan faktor genetik (keturunan) mungkin menyebabkan seseorang memiliki antibodi antiphospolipid (33%). Beberapa faktor lain bisa membuat darah lebih cepat membeku, misalnya jenis, kehamilan, usia tua, kegemukan, riwayat operasi, immobilisasi dan kecelakaan dan obat-obatan yang berisi hormon estrogen. “Termasuk faktor psikologis seperti stres dan faktor eksternal seperti polusi udara,” terang Prof. Aru.

Beberapa penyakit autoimun dapat menimbulkan APS. Seperti SLE atau systemic lupus erythematosus (25-50%), rheumatoid arthritis (33%), autoimmune thrombocytopenic purpura (30%) dan psoriatic arthritis (28%).

 

Mempengaruhi Seluruh Tubuh

Gejala yang ditimbulkan sindrom darah kental cukup luas. Semua organ dapat terkena.  

Kurangnya pasokan oksigen ke otak menyebabkan gangguan keseimbangan atau migrain. Juga merasa limbung saat berjalan dan seperti melihat kilatan cahaya disertai sakit kepala. Gejala lain berupa vertigo, kejang, daya ingat menurun, atau stroke pada usia muda.

Pada mata, mengakibatkan pandangan ganda, berbayang, atau sama sekali tidak melihat. Bila sumbatan terjadi di telinga, dapat menyebabkan tuli mendadak.

APS dapat memicu masalah pada katup jantung dan penggumpalan di serambi atas jantung. Gejalanya nyeri di dada, napas pendek, atau tersengal. Kondisi ini juga dapat memengaruhi aliran darah ke usus dan menyebabkan sakit perut, demam, atau perdarahan pada anus ketika duduk. (puj)

 

Bersambung ke: Sindrom Darah Kental Bisa Diobati