6 Cara Menghilangkan Varises | OTC Digest

6 Cara Menghilangkan Varises

Gangguan pembuluh darah varises bisa dihilangkan menggunakan metode yang sederhana sampai canggih. Apa saja metode terapi yang diterapkan?

 Varises banyak dialami mereka dengan profesi yang menuntut untuk berdiri atau duduk terlalu lama, seperti guru atau sekretaris. Atau yang mengharuskan seseorang berdiri lama memakai sepatu hak tinggi, misalnya SPG atau pramugari.

Varises bisa menyebabkan masalah ringan sampai berat. Pada derajat 1 (C1) urat kaki hanya tampak kebiruan, tidak menonjol. Muncul keluhan kaki kerap pegal, atau tidak bisa jalan/duduk lama. Derajat 2 (C2) vena membesar dan berkelok-kelok.

Tingkat selanjutnya (C3) ditambah dengan adanya pembengkakan. Level 4 (C4) ditandai dengan perubahan warna kulit (hiperpigmentasi). Derajat 5 (C5) sampai muncul luka namun dapat sembuh. Dan level ke 6 (C6) luka terbuka yang sulit sembuh; mirip dengan luka kaki karena diabetes.

Diagnosis

Dr. Achmad Faisal, SpBTKV (spesialis bedah toraks & kardiovaskular), dari RS Pondok Indah, Jakarta, menjelaskan untuk menegakkan diagnosis, kadang perlu dibantu dengan beberapa alat, seperti vein viewer, USG (ultrasonografi) dan vien mapping.

Teknologi vein viewer pada dasarnya memakai sinar infra merah untuk melihat aliran pembuluh darah. Awalnya cara ini digunakan oleh para perawat untuk membantu memasang infus, namun dalam perkembangannya digunakan sebagai metode diagnosa varises.

Baca juga : Mengenal Gangguan Pembuluh Darah Varises

USG (Duplex Ultrasound) dipakai untuk mendapatkan gambaran struktur pembuluh darah vena yang lebih detail, maupun arah aliran darahnya.

“Kemudian kalau sudah mau terapi dilakukan vein mapping, dengan menggambar pembuluh vena, seperti tato,” papar dr. Achmad.

Terapi  

Penanganan varises bisa dilakukan dengan beberapa metode.

1. Perban elastis. Ini adalah terapi yang paling konservatif, namun kerugiannya adalah tidak gampang untuk dipasang – lepas tiap hari.

2. Stoking kompresi. Tidak semua stoking bisa dipakai untuk mengatasi varises. Stoking kompresi memiliki derajat tekan yang berlainan di setiap bagiannya, semakin ke bawah semakin erat kompresinya. “Biasanya keluhan penderita adalah kaki bengkak setelah bekerja seharian, tapi normal kembali setelah tidur. Stoking kompresi bisa membantu. Atau stoking kompresi dipakai untuk mencegah kekambuhan varises setelah tindakan operasi,” kata dr. Achmad.

3. Skleroterapi. Dengan menyuntikkan cairan venodenol (berbentuk seperti busa) yang berfungsi untuk mengeraskan/menutup pembuluh darah. “Hanya bisa pada varises spider vein (kecil-kecil seperti sarang laba-laba), atau pada varises derajat 1 (C1). Tidak bisa pada vena yang sudah besar,” ujar dr. Achmad.

4. Mini phlebectomy. Dimasukkan alat penjepit vena (vein stripper) dari dengkul ke pangkal paha. Kemudian vena ditarik keluar dan diputus. “Sistem vena ada 2: vena dalam yang mengalirkan darah 90% dan vena luar yang hanya 10%. Di vena luar inilah yang sering terjadi varises. Jadi kalaupun vena ini diputus, tidak akan berdampak banyak pada aliran darah secara keseluruhan,” terang dr. Achmad. “Vena yang diputus itu pun nantinya akan beregenerasi.”

5. Endo Venous Radio Frequency Ablation  (EVRFA). Memasukkan kateter dari bawah dengkul (dengan bius lokal) ke pembuluh vena. Panas dari gelombang ultrasonik akan membakar dan melengketkan vena di atas dengkul. Pembuluh darah di bawah dengkul akan mati dengan sendirinya karena tidak mendapat aliran darah.

6. Endo Vonous Laser Therapy (EVLT). Mirip dengan EVRFA namun menggunakan laser. “Dengan metode terbaru ini varises bisa sembuh 100%, dibandingkan dengan metode EVRFA di mana bisa muncul kekambuhan setahun pascaterapi,” tutup dr. Achmad. (jie)