3 Cara Menguatkan Ingatan, Cegah Pikun | OTC Digest

3 Cara Menguatkan Ingatan, Cegah Pikun

Demensia bukanlah pikun biasa, ia adalah penyakit penurunan fungsi kognitif yang progresif. Sampai saat ini belum ada obatnya. Dapat dicegah atau diperlambat dengan beberapa cara.

Menurut dr. Gea Pandhita, M.Kes, Sp.S, dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Tangerang, terdapat tiga cara utama untuk memperlambat atau mencegah demensia, yakni :

Stimulasi mental

Bertujuan agar otak tetap aktif. Banyak cara bisa dilakukan untuk membuat otak tetap aktif, seperti belajar hobi/bahasa baru, mengisi teka-teki silang, membaca, bermain musik, diskusi kelompok atau membuat kerajinan tangan.

“Jangan istirahatkan otak. Semakin dipakai semakin sehat otak kita, semakin banyak dendrit (cabang serabut saraf) sel otak. Otak adalah ibarat pohon, semakin banyak cabangnya akan semakin rimbun daunnya. Semakin sehat pohon tersebut,” katanya.

Atau dengan membaca pengetahuan baru yang sebelumnya tidak kita ketahui. Lebih disarankan membacanya sebelum tidur. Informasi baru tersebut akan diingat lebih lama dalam memori jangka panjang.

“Membaca hal baru sebelum tidur akan merangsang pertumbuhan dendrit lebih panjang,” tambah dr. Gea dalam seminar Mengenal Demensia / Pikun Lebih Dalam, pada Kamis (12/4/2018).

Studi oleh Hall CB, yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology (2009) menyatakan semakin banyak kegiatan stimulasi yang dilakukan akan menurunkan risiko kehilangan memori antara 30-50%. Sementara riset Wilson RS, dkk., menyatakan seseorang dengan kognisi pasif di usia tua berisiko 2,6 kali untuk terkena demensia, dibandingkan lansia dengan kognitif aktif.

Aktivitas fisik

Segala jenis olahraga yang baik untuk jantung juga baik bagi otak, alias mencegah demensia. “Untuk lansia lebih disarankan jalan kaki 30 menit tiap hari, dengan kecepatan konstan,” kata staf pengajar di Unit Epidemiologi Klinik dan Biostatistika Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, ini.

Riset juga membuktikan dengan olahraga rutin bisa mempertahankan/meningkatkan ukuran hipokampus (pusat memori di otak) dan memperbaiki daya ingat. Olahraga juga merangsang regenerasi axon (cabang saraf lainnya selain dendrit).  

Baca juga : Membedakan Lupa Biasa dan Lupa Karena Demensia

“Olahraga akan merangsang brain derived neurotrophic factor (BDNF). Ini adalah protein utama yang mengatur pemeliharaan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup neuron (sel otak),” tegas dr. Gea.

Demikian pula dengan pola makan, segala makanan yang baik untuk jantung bisa mencegah demensia. Secara khusus tahu dan tempe diketahui baik bagi otak, karena ia adalah sumber alami asetilkolin, suatu neurotransmitter atau penghatar rangsang antarsel otak yang diketahui berkurang pada penderita demensia.

Aktivitas sosial

Berada di lingkungan sosial yang sudah familier (keluarga) memberi dampak positif bagi penderita demensia, dibanding jika tinggal di panti jompo. Anggota keluarga diharapkan memberikan stimulasi positif pada penderita, misalnya dengan mengajak melakukan hal-hal baru, dll.

Aktivitas bersama yang bisa dilakukan seperti nonton pertandingan olahraga, wisata, mengunjungi saudara/teman, berpartisipasi dalam kelompok kegiatan / organisasi, melakukan ibadah, dll.

Peran keluarga sangat penting untuk membantu penderita mengatasi depresi yang kerap muncul akibat penurunan fungsi kognitif yang disadarinya. “Misalnya yang biasanya aktif mengurusi keuangan lingkungan tiba-tiba kesulitan menghitung, ini bisa menimbulkan depresi. Jika sudah demikian keluarga harus mendukung agar si penderita bisa menerima kondisinya. Dan, jaga supaya si penderita tetap aktif,” pungkas dr. Gea. (jie)

Baca juga : Pengobatan Alzheimer