Sigi Wimala: Melahirkan Lebih Mudah karena Berolahraga | OTC Digest

Sigi Wimala: Melahirkan Lebih Mudah karena Berolahraga

Sejak melahirkan anak pertama 5 tahun lalu, Sigi Wimala Somyadewi jadi tergila gila pada olahraga. Ia sempat mengikuti lomba lari marathon di Hongkong, Singapura dan San Fransisco.

Saat hamil anak kedua, Sigi tetap berolahraga meski kandungannya sudah makin besar. Tentu dengan beberapa batasan, dan diawasi ahlinya. “Saya konsultasi ke dokter spesialis obgyn, apakah boleh berolahraga. Kondisi tiap orang  berbeda. Ada yang karena hamil sampai tidak kuat beraktivitas. Ada yang sudah biasa olahraga, dan ada  ingin olahraga pas hamil,” ujar mantan GADIS sampul 1999 ini.

Dokter membolehkan; membuat perempuan kelahiran 21 Juni 1983 ini senang. Ia memilih pilates yang memiliki gerakan-gerakan khusus untuk bumil (ibu hamil). Pada pilates, banyak gerakan melatih punggung. Ini bermanfaat menguatkan punggung saat menahan beban “tambahan” yang kian memberat, “Kalau ibu hamil, keluhan paling sering punggung sakit, pegal. Kita ngerasa badan kaku. Pilates itu enaknya kita stretching (peregangan).”

Pilates dikombinasi latihan otot lengan/ kaki di pusat kebugaran, ditambah jogging ringan di sekitar rumah. Untuk memonitor denyut jantungnya saat jogging, ia memakai alat heart rate monitor. “Sebelum hamil,  waktu lari heart rate bisa 160-170 kali per menit masih santai. Saat hamil sudah tidak bisa. Kita diam saja yang biasanya <100 kali/menit, sudah 110 kali/menit. Itu karena kita memompa darah ke janin. Ibu hamil harus bisa jaga diri agar tetap aman dan nyaman. Kalau aku batasannya 140 kali/menit,”

Di pusat kebugaran ia berlatih menggunakan gym ball, mengayunkan kettlebell , latihan squat dan lainnya. Tujuannya satu : agar lebih kuat saat melahirkan. Sigi tidak mengada ada. Lihat saja Instagram milik aktris cantik ini. Akan terlihat gambar-gambar istri Timo Tjahjanto ini sedang berolahraga dengan perut buncitnya, dengan penuh semangat. 

“Pergi ke gym perlu motivasi ekstra, tapi akan terbayar. Konsisten latihan selama hamil, bisa meminimalkan konstipasi, sakit, bisa tidur lebih baik, mengurangi risiko depresi dan diabetes gestasional (diabetes saat hamil). Latihan yang sesuai akan menguatkan otot dan membuat postur tubuh lebih baik, sekaligus menguatkan persendian yang mungkin longgar selama hamil,” tulisnya di Instagram.

Benar saja, ia merasakan perbedaan. Saat hamil anak pertama, ia tidak berolahraga, “Berasa malas ngapa-ngapain. Maunya di rumah terus, nggak mau ketemu orang, nggak aktif.” Seiring usia kehamilan, tubuhnya terasa makin berat; saat melahirkan terasa sakit, dan prosesnya lama.

 Di kehamilan kedua, ia lebih happy dan tubuhnya terasa lebih segar untuk beraktivitas. “Lebih produktif, aktif kerja, pengen bikin sesuatu.” Saat melahirkan, prosesnya cuma dua jam, “Karena fisik sudah kuat, dan sudah tahu pernafasannya.”

 

Cantik saat berkeringat

Ibu hamil mudah berpikiran negatif, mungkin khawatir pada bayinya ke depannya bagaimana, takut pada perubahan bentuk badan, takut perubahan-perubahan waktu ngurus anak. “Kalau mood lagi drop, olahraga bisa menjadi stress release. Kita bisa membangun rasa percaya diri,” papar wanita yang mengawali debut di layar lebar lewat film “Tentang Dia” ini.

Diakui untuk memulai atau membangkitkan niat berolahraga tidak mudah. "Perlu motivasi yang kuat dari diri sendiri,” ujarnya.

Untuk olahraga lari, ia awalnya mulai dari lari 2 Km. Membangun segala sesuatu perlu dimulai dari hal kecil, lama-lama akan terbiasa dan akhirnya bisa lari jarak jauh," paparnya mencontohkan ketika akan ikut lomba marathon.

Di samping berolahraga, Sigi mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Dulu ia doyan makan, termasuk junk food. Setelah rajin lari, tubuhnya seperti menolak makanan “sampah” tersebut. Tanpa disadari tubuhnya sekarang lebih memilih makanan sehat dan bukan makan asal kenyang.

"Dengan memotivasi sendiri untuk hidup lebih sehat, otomatis pola hidup kita berubah. Saran  saya, untuk yang baru mulai olahraga lari, dengarkan kemampuan diri sendiri. Jangan memaksa, tubuh dengan sendirinya akan terlatih dan siap untuk melakukan tantangan berikutnya.

Hal lain yang semula tidak diperhatikan, tapi kemudian disadari, “Kulit lebih segar. Mungkin karena darah mengalir lebih lancar. Aku merasa sangat cantik kalau lagi keringetan, ha ha ha.”  

 

Pakaian khusus

Kecintaannya pada olahraga, membuatnya berkenalan dengan banyak atlet nasional. Dari sana muncul ide untuk membuat pakaian olahraga khusus bagi atlet berhijab. Ia salut pada atlet yang berhijab.

“Dulu waktu mau marathon aku latihan di UNJ (Universitas Negeri Jakarta). Banyak atlet nasional yang latihan di sana. Aku lihat, banyak atlet kita yang berhijab dan mereka itu keren banget. Kalau di lapangan, mereka benar-benar fit. Aku sendiri merasa gerah kalau olahraga. Apalagi pakai hijab, tantangannya pasti lebih,” papar kakak Agni Pratistha, Putri Indonesia 2006 itu.

Mereka juga sering curhat bahwa tidak atau belum ada baju olahraga lengan panjang, atau hijab khusus untuk lari. Dari sana muncul keinginan mendukung mereka, “Dari yang semula iseng, sekarang jadi serius.”

Sebelum mulai diproduksi, Sigi melakukan riset seperti model hijab sport harusnya tidak menggunakan peniti/benda tajam lain, karena berisiko melukai pemakai atau lawan main; misalnya jika dipakai dalam cabang olahraga taekwondo.

Ke mana-mana ia membawa meteran, dan mencari bahan yang quick dry. Sigi juga belajar teknik jahitan; tidak bisa dijahit biasa karena berisiko melukai saat terjadi gesekan waktu lari.

“Karena budget-nya kecil dan modal dari tabungan sendiri, jualnya via on line. Web site-nya bikin sendiri, desain sendiri, ke pabrik sendiri. Tapi, aku jadi belajar banyak hal,” tukas Sigi.

Saat ini pakaian olahraga untuk atlet berhijab sudah diproduksi, disebarkan ke teman-teman atlet untuk dimintai masukannya. Pada 1 November 2015 web site-nya resmi muncul.

“Gerak Plus. Ini brand- nya. Aku ingin semua orang berolahraga agar sehat,” ucapnya. Sejak 2009, setelah merasakan manfaatnya, ia terus mengampanyekan olahraga. Senang melihat teman-teman yang tidak pernah olahraga, sekarang mau olahraga. Dan, “Orangtuaku yang lebih banyak duduk, sekarang olahraga pakai  treadmill. Sayangnya, aku belum berhasil ngomporin suami, hahaha.” (jie)