Melissa Karim Mendidik anak Olah raga

Melissa Karim Sehat Cantik dengan Olahraga

Menjadi ibu merupakan masa paling membahagiakan sekaligus menegangkan. Ini dialami Melissa Karim (38 tahun). “Anakku sehat-sehat. Aku saja yang parnoan (paranoid),” terang ibu dari Lucius Jazz Tikvatenu Tampubolon (4 tahun).

Tumbuh kembang anak menjadi perhatiannya. “Kaum ibu berdoa supaya anak sehat, pintar. Doa gue sama, ditambah satu: supaya si kecil tinggi.” Ini bukan kelakar. Melissa merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya yang mungil, 147 cm. Suaminya, Ralph Tampubolon, tergolong tinggi, tapi itu belum cukup menenangkan hatinya bahwa  Jazz bisa setinggi sang ayah.

“Suamiku baru mulai tinggi pas SMP. Jadi gue deg-degan sampai Jazz SMP. Kayaknya harus berdoa tiap hari, ha ha ha.” Sejauh ini tiap kali menjemput Jazz ke sekolah, ia bersyukur tinggi badan anaknya sepantar dengan anak-anak lain.

Selain berdoa, ia sangat memperhatikan anaknya. Saat jadi MC di luar kota, ia membawa serombongan orang (manager, papa dan mamanya) untuk memastikan agar Jazz aman dan baik-baik saja. Selain itu, “Gue cek kamar mandinya bersih nggak, dan hal-hal lain mungkin nggak dianggap penting.”  

Yang juga diperhatikan adalah soal nutrisi. Dalam hal makanan, penyiar radio Jak FM ini tergolong ketat. Ia mengharuskan si kecil minum susu 2x sehari. “Gue belum happy kalau dia belum minum susu dua kali,” paparnya. Ia dan suami biasa mengonsumsi green smoothie atau makan buah tiap pagi. Kebiasaan ini ditularkan pada anak.

Setiap hari, Melissa bangun pukul 04.00 pagi lalu masak untut Jazz, mandi,dan  jam 05.30 ia menuju Jak FM untuk siaran pagi. Memasak yang ringan-ringan saja, “Jangan bayangkan gue bikin rendang ha ha ha. Masaknya nasi goreng telur dikasih sedikit daging sama butter (mentega), mashed potatoes atau bikin pasta.” 

Jazz sekolah sampai sore. Untuknya disiapkan makan siang. Untuk snack sore biasanya makanan yang manis  seperti roti coklat atau snack lain. Kalau sedang sibuk, “Aku  telepon omanya buat bantu bikin snack,” wanita keturunan China Betawi ini tertawa.

Sikapnya yang kadang seperti paranoid, membuat  Jazz jarang mencoba pengalaman baru karena sang ibu takut dan kerap melarang melakukan ini itu. Mendapat masukan dari teman, dokter dan  psikolog saat memandu acara-acara kesehatan, ia sekarang memberi kelonggaram bagi  Jazz yang berusia sekitar 2 tahun.

“Teman-teman bilang ‘makin lu takut, anak lu makin bantet (pendek). Jadi, sekarang gue cuma berdoa dan kasih gizi yang terbaik.” Suatu kali ia melihat anak temannya dibiarkan berlari-lari tanpa sandal, tidur-tiduran di rumput sampai pakaiannya dekil. Anehnya, si anak happy dan jarang sakit. Akhirnya, “Gue biarkan Jazz kayak gitu, dan ternyata dia senang.” 

 

Menularkan hidup sehat

Lari dan yoga. Ini olahraga Melissa. Iia biasa lari pagi di area parkir timur Senayan, Jakarta. Karena sibuk, frekuensi lari dikurangi jadi 2x seminggu. Ia ingin bisa ikut lomba maraton bergengsi  seperti Boston Marathon, Chicago Marathon dan New York Marathon.  Agar Jazz senang olahraga, setiap car free day ia ajak jalan pagi atau bersepeda. Kadang, ke kebun binatang Ragunan. “Habis lari, kami liat-liat gajah,” papar perempuan yang pernah mengikuti Berlin Marathon 2013 dan Tokyo Marathon 2014 ini. Adapun suami, pehobi basket.

Untuk yoga, ia berlatih setiap hari. Ia berguru pada ahli yoga lewat aplikasi Yogaglo. Dalam aplikasi ada video untuk yoga 30 menit, 40 menit atau 60 menit. “Yoga 30 menit keringat sudah gobyos, nafas benar-benar berasa. Yoga bisa kapan saja, tinggal pilih kelasnya. Nggak perlu jadi member di gymGue fokus latihannya gantian. Hari ini penguatan kaki, besoknya tangan dan perut,” ujar penulis skenario ini.

Belum lama berselang ia mencoba senam zumba. Gerakan-gerakan senam dengan hentakan musik rancak ini tidak membuat  tenaganya terkuras habis. Namun, efeknya terasa sehari kemudian. “Senam zumba seperti menari, seperti clubbing siang hari dalam keadaan sober (sadar), lalu disuruh jump squat seribu kali,” ia mengandaikan. “Saat harus jump squat  tidak terasa. Besoknya waktu bangun pagi, seluruh badan sakitnya minta ampun. Buat jalan atau duduk sakit. Waktu baru pertama kali latihan, tiga hari nggak bisa ngapa-ngapain.”

Tetapi, ia bisa merasakan manfaatnya; tidak gampang sakit, berat badan stabil 42-43 kg dan ia merasa penampilan lebih cantik dan menarik. (jie)