Cynthia Lamusu, Bahagia Merawat Si Kembar | OTC Digest

Cynthia Lamusu, Bahagia Merawat Si Kembar

Delapan tahun menikah, pasangan Cynthia Lamusu dan aktor Surya Saputra akhirnya mendapat anugrah momongan, November tahun lalu (2016). Tuhan Maha Pemurah; pasangan ini dianugrahi sepasang anak kembar: Atharva Bimasena Saputra dan Ataya Tatjana Aisyah Putri. Mendengar tangis bayi yang begitu dirindukan selama sekitar sewindu, kata Cynthia, “Saya ingin berteriak untuk melampiaskan kebahagiaan.”

Sayangnya, itu tidak bisa dilakukan. Bayi kembar Cynthia lahir prematur. “Mungkin karena ingin buru-buru ketemu mamanya,” tutur Cynthia dalam acara Anmum Celebrate the Extraordinary beberapa waktu lalu. Bimasena (laki-laki) lahir dengan berat hanya 1,2 kg, sementara Tatjana (perempuan) 2,1 kg; berat ini di bawah normal, apalagi Bimasena.

Cynthia harus merelakan kedua buah hatinya menjalani perawatan NICU (neonatal intensive care unit). Lahir prematur membuat organ bayi – seperti paru-paru, jantung, sistem pencernaan, ginjal dan lain-lain - belum siap beradaptasi dengan dunia, di luar rahim ibunya. NICU membantu bayi prematur atau bayiang membutuhkan perawatan khusus, untuk melewati masa kehidupan di hari-hari pertamanya. Tatjana mendapat perawatan NICU selama 2 minggu, sementara Bima yang tubuhnya lebih kecil dalam perawatan selama satu bulan lebih.

Perjuangan panjang

Untuk mendapat momongan, pasangan Cynthia – Surya Saputra harus melalui jalan berliku. “Perjuangan dan ujiannya banyak. Saya sempat pasrah sama Yang di Atas, mungkin belum diberi kepercayaan untuk hamil,” katanya.

Pasangan ini mencoba menikmati hidup berdua. ”Setiap ada yang bertanya: kapan punya momongan? Kami anggap itu sebagai doa.” Semangat Cynthia bangkit lagi. Ia mencoba program inseminasi buatan. Gagal. Ikut lagi program inseminasi, gagal lagi. Cynthia kemudian melakukan program bayi tabung (in vitro fertilization /IVF). Berhasil.

Cynthia menjaga kehamilan ekstra banget. Terlebih setelah personel B3 ini tahu, ia mengandung bayi kembar. Rasa cemas dan bahagia datang silih berganti. Cemas karena ia hamil di usia >35 tahun. Bahagia karena ia akan menjadi ibu.

Ketika itu, dokter memprediksi ia akan melahirkan bulan Desember 2016. Ternyata maju menjadi bulan November. Ia berniat belajar tentang cara menyusui ke konselor laktasi. “Rencana mulai belajar hari Rabu, eh hari Minggu atau empat hari sebelumnya sudah lahiran,” papar kelahiran Jakarta, 39 tahun lalu ini.

Cynthia bertekad memberikan ASI (air susu ibu) eksklusif selama 6 bulan. Kadang ASI keluar tak sebanyak yang diharapkan; mungkin Cynthia stres melihat kondisi bayinya yang mendapat perawatan di NICU. ASI yang keluar sekitar 40 cc, menjelang pulang dari rumah sakit volumenya makin menyusut. Ahli laktasi mengajari cara pijat pelancar ASI. Surya, sang suami, dengan percaya diri mempraktikkan pijatan ke punggung Cynthia. “Saya bilang ke suami, tidak mau pulang kalau ASI belum lancar. Eh, ASI deras mengalir setelah dia pijat. Makasih ya ‘Yang,” ujarnya pada suami, yang mendampingi saat diwawancara. Penyanyi dan pencipta lagu ini hanya bisa memberikan ASI eksklusif dengan breast feeding pada Tatjana. Bima menolak, jadi, “Saya pompa ASI untuk Bima.”

Sebagai ungkapan rasa sayang, pasangan selebritis ini merawat sendiri anak mereka, tanpa baby sitter. Ternyata, merawat dua bayi sekaligus tak semudah yang dibayangkan. Lelah fisik dan psikis lagi-lagi membuat produksi ASI tidak lancar. ASI hanya cukup untuk satu anak. Sedangkan, Cyntia ingin segera menaikkan berat badan anak kembarnya, terutama Bima.

Dokter menyarankan untuk mencari donor ASI. Tidak mudah karena perlu skrining yang ketat. Pendonor ASI harus betul-betul seorang ibu yang sehat, dan sedang memberikan ASI untuk anak laki-laki. Cynthia senang karena bisa menemukan pendonor ASI yang memenuhi syarat.

Saat usia anak mencapai 3 bulan, Surya dan Cynthia memutuskan menggunakan jasa seorang baby sitter. Cynthia merasa cukup dengan satu baby sitter. Ia beralasan walau capek, sangat menikmati masa-masa merawat anak; dibantu suami, ibu, termasuk tante-tantenya.

Dukungan keluarga

Kedua buah hatinya saat ini sudah memasuki masa MPASI (makanan pendamping ASI), berat badan si kecil berangsur-angsur bertambah. Bima 6,9 kg dan Tatjana 7,9 kg. Menurut ahli gizi anak, pertumbuhan keduanya di jalur yang normal.

“Anak yang lahir prematur justru tidak boleh berlebihan berat badannya. Sejauh ini pertumbuhan anak-anak baik, tidak kegemukan. Memang untuk Bima masih kurang sedikit, selisih sekilo sama Tatjana,” papar pemilik brand fashion Lamusch ini.

Kondisi si kembar membuat bungah orangtua mereka. Tatjana mulai merangkak, meraih benda-benda di sekitarnya dan mulai belajar berdiri. Bima yang bobotnya lebih kecil mulai belajar merangkak. Keduanya mulai berebut mainan. Tatjana lebih agresif dan aktif dan Bima kerap harus mengalah kepada saudara kembarnya.

“Sekarang mereka senang bermain di lantai. Gerakannya sudah aktif banget. Ocehan pertama Bima papa, padahal tiap hari sama mamanya. Aku sudah berusaha untuk dia panggil mmama, tetap saja dia bilang ppapa. Hahaha.”

Diakui Cynthia, dukungan orang-orang terdekat sangat diperlukan oleh ibu hamil dan menyusui. Baby blues syndrome biasanya muncul jika ibu tidak memiliki support system yang baik. Surya Saputra di masa kehamilan Cynthia tak segan sedikit beradu tegang dengan Satpam mall, jika istrinya akan ke toilet. Ia akan masuk ke toilet khusus wanita dan membersihkan kloset yang akan dipakai sang istri.

“Dia itu suami siaga banget. Sekarang setelah jadi bapak, alhamdulillah tidak berkurang. Setiap ada waktu, dia gantian menggendong. Mas Surya punya keterbatasan tidak boleh menggendong terlalu lama; kemarin sempat cedera. Tapi, dia berusaha maksimal untuk menghabiskan waktu bareng anak-anak,” puji Cynthia.

Cynthia belum memikirkan penampilan, misal dengan mulai kembali menurunkan badan. Ia lebih mementingkan agar si kembar mendapat nutrisi terbaik dapat merawatnya secara optimal. “Buat apa mikirin penampilan tapi kesehatan nggak bagus. Bisa nggak total merawat anak.” (jie)