Divaksin HPV, Sonia Fergina Citra: “Ternyata Tidak Sakit” | OTC Digest
sonia_vergina_citra_vaksin_hpv_kicks

Divaksin HPV, Sonia Fergina Citra: “Ternyata Tidak Sakit”

“Ternyata gak sesakit yang aku bayangkan,” ujar Sonia Fergina Citra, Putri Indonesia 2018, usai divaksin HPV akhir April lalu. Itu adalah dosis pertama vaksin HPV yang diterimanya. Dosis kedua akan diberikan pada Juni, dan dosis terakhir Oktober, mengikuti jadwal pemberian vaksin HPV 0-2-6 bulan.

Sonia sekeluarga bisa dibilang cukup peduli dengan isu kanker, “Adik dari mama ada yang meninggal karena kanker payudara.” Kelahiran Tanjungpandan, Belitung, 27 April 1992 ini pun menyambut baik ‘pinangan’ KICKS (Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks) untuk mendapuknya sebagai Duta Kanker Serviks. Vaksinasi HPV adalah langkah pertamanya untuk makin menyadarkan masyarakat mengenai bahaya kanker serviks, dan bahwa penyakit tersebut bisa dicegah dengan vaksinasi.

Sonia terutama ‘mengincar’ remaja untuk lebih peduli mengenai hal ini. “Kita bisa terpapar HPV waktu remaja atau usia muda, tapi baru jadi kanker sekitar tujuh sampai sepuluh tahun kemudian,” paparnya. Karenanya, “Vaksinasi itu penting dari usia remaja, sejak umur 9 tahun.”

Untuk menjaga kesehatan tubuh secara umum, Sonia rutin berlatih fisik di pusat kebugaran. Kalau tidak sempat, “Bangun tidur aku lari-lari kecil.” Bila ada waktu panjang, ia sempatkan bergerak 30 menit. “Kalau nggak ada waktu, 10 menit pun cukup. Yang penting kita bergerak dan memanaskan diri setiap hari, rutin,” imbuh bungsu dari enam bersaudara.

Karena suka berolahraga, berat badannya relatif stabil. Kalaupun sedikit naik, mudah turun lagi dengan bergerak lebih banyak. Yang pasti, ia harus cukup minum, setidaknya 8 gelas/hari. Begitu kurang minum, “Gampang radang tenggorokan.”

Ada diet khusus? “Aku tuh suka makan. Apapun yang disajikan, pasti aku makan,” ia tertawa. Hanya saja, ia berupaya mengurani fast food dan junk food, serta membiasakan diri makan dengan jadwal teratur. Ia juag selalu membawa snack bar di tas, untuk mengganjal perut manakala tidak sempat makan di jam yang seharusnya.

Dulu, ia sempat salah kaprah; berdiet dengan cara tidak makan, “Sekarang aku paham bahwa diet itu sebetulnya gaya hidup sehat.” Kini Sonia lebih tahu cara mengatur asupan nutrisinya. Misalnya, ia mengurangi karbohidrat, dan menggantinya dengan sumber protein lebih banyak.

Sayur dan buah pasti ada dalam menu akan sehari-hari. Sayur favoritnya brokoli, bisa ditumisatau dikukus. Alih-alih daging merah, Sonia lebih memilih ikan. “Dari kecil hobi makan ikan. Sampai sekarang kalau pulang ke Belitung, yang aku cari ikan goreng,” ia tersenyum. (nid)