Ahmad Tohari : Sastra Membuat Sehat Jiwa Raga | OTC Digest

Ahmad Tohari : Sastra Membuat Sehat Jiwa Raga

Di usia 70 tahun, sastrawan Ahmad Tohari (AT) yang dikenal lewat trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, masih sehat wal afiat dan terus berkarya. Wajahnya sumringah mendapat ucapan selamat dari para undangan yang hadir di komplek wisata Agro Karang Penginyongan, Cipendok, Banyumas, akhir Juni 2018.

Di lingkungan keluarga, Ahmad Tohari sebenarnya tidak punya tradisi merayakan hari ulang tahun. “Ini hari ulang tahun saya yang pertama kali dirayakan,” katanya.

Hari itu juga diluncurkan buku “Sastra itu Sederhana” memperingati 70 tahun AT. Di area seluas 5 Ha, rencananya akan dibangun Taman Sastra Ahmad Tohari.

Sejauh ini, Tohari hampir tak pernah mengalami gangguan kesehatan yang berarti. Menurut Ny. Syamsiyah Tohari, “Kadang-kadang saja tensinya naik. Mungkin karena faktor usia.” Untuk menjaga kesehatan, AT punya kiat sederhana. “Banyak minum air putih. Dan ini: jangan biarkan makan sampai perut kenyang,” katanya. “Meski sederhana, orang mungkin sulit melakukan ini.”

Ia biasa makan nasi sepertiga piring dengan lauk tempe atau pepes ikan dan sayuran hijau. Daging dan goreng-gorengan jarang. Tempe mendoan – tempe digoreng setengah matang, makanan khas Banyumas  - biasanya dimakan setelah minyaknya diserap dengan tissue. Kadang, tempe hanya dibakar  untuk dibuat sambal tempe bakar. Minumnya jus buah apa saja, tanpa gula.

Katanya, “Sastra membuat kita sehat jiwa raga. Berpikir, mencari ide, merupakan proses kreatif yang membuat sel-sel otak terus berganti dengan sel-sel baru dan jumlah sel-selnya tidak berkurang. Sel-sel otak segar, mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.”

Beruntung karena ayah 5 anak dan kakek dari 6 cucu ini, salah seorang putrinya menjadi dokter; dokter spesialis anak. Setiap saat, ia bisa konsultasi dan berdiskusi masalah kesehatan. Kebetulan,  Tohari sendiri pernah menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Ibnu Khaldun di Jakarta, selama sekitar dua tahun.

Tidak ada obat yang secara rutin harus dikonsumsi. Atas saran putrinya, ia cukup mengonsumsi suplemen multivitamin.

Taman sastra

Adalah Liem Koeswintoro, pengusaha asal Gombong, Kebumen, yang menggagas Agro Karang Penginyongan (AKP) Cipendok  di atas lahan seluas 5 Ha. Dalam perkembangannya, setelah berdiskusi muncul ide untuk  mendirikan Taman Sastra Ahmad Tohari.

"Ini adalah bentuk penghormatan kami kepada Pak Ahmad Tohari, sastrawan nasional asal Banyumas yang dikenal luas sampai manca negara," kata Koeswintoro.

Peletakan batu pertama pembangunan taman sastra yang dimaksud, dilakukan bersamaan dengan acara peluncuran buku “Sastra itu Sederhana”, dan rencanya selesai dibangun  dalam waktu satu tahun.