Resistant Starch: Superfood untuk Sistem Pencernaan | OTC Digest

Resistant Starch: Superfood untuk Sistem Pencernaan

Resistant starch (RS) adalah bentuk zat tepung, yang tidak dapat tercerna oleh usus halus. RS akan melewati usus halus secara utuh, kemudian difermentasi di usus besar. Hasil fermentasi RS adalah rantai asam lemak pendek, yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk sel-sel usus. Makanan yang meningkatkan jumlah rantai asam lemak pendek di usus besar, bermanfaat bagi kesehatan karena dapat mencegah pertumbungan sel –sel abnormal di usus.

Zat tepung terdiri 2 komponen polisakarida, yaitu amilopektin dan amilose. Amilopektin adalah senyawa bercabang yang memiliki area luas, untuk bereaksi dengan enzim pencernaan. Amilopektin sangat mudah terurai, yang berarti konsumsi amilopektin akan meningkatkan gula darah dan membutuhkan insulin dalam jumlah besar. Amilose merupakan rantai tunggal yang membatasi area reaksi dengan enzim pencernaan. Jenis ini paling banyak di RS. Makanan yang kaya amilose akan dicerna perlahan dan tidak meningkatkan gula darah serta insulin.

Respon glikemik setelah makan berkurang, dengan konsumsi RS dibanding konsumsi karbohidrat biasa. Mengonsumsi RS juga menurunkan nafsu makan. Mekanisme adalah, stimulasi rantai asam lemak pendek meningkatkan hormon usus, yang menyebabkan rasa kenyang. Sejumlah penelitian menyebutkan, mengonsumsi RS dapat menurunkan berat badan. Penelitian lain menyebutkan, konsumsi RS baik untuk kesehatan jantung dan cocok untuk diet pasien diabetes. Penelitian Marlatt tahun 2017 pada ScienceDirect menyebutkan, konsumsi RS memperbaiki kesehatan pada orang – orang yang berisiko diabetes.

Resistant Starch memiliki 4 tipe:

Tipe 1 : ditemukan pada biji-bijian, gandum, polong. Tidak dapat tercerna karena terikat dalam dinding sel.

Tipe 2 : ditemukan pada kentang mentah dan pisang hijau (belum matang).

Tipe 3 : terbentuk ketika makanan yang berzat tepung, seperti nasi dan kentang yang dimasak. lalu didinginkan. Proses pendinginan mengubah karbohidrat tercerna menjadi RS. Proses ini disebut retrogradation.

Tipe 4 : buatan manusia, dibentuk dengan proses kimiawi.

Resistant starch dianggap sebagai makanan super, bagi sistem pencernaan. Dengan  mengonsumsi RS, akan terbentuk rantai asam lemak pendek sebagai hasil fermentasi RS di usus besar. Senyawa paling penting dari rantai asam lemak pendek adalah butirat. Butirat menjadi sumber energi bagi sel – sel usus besar. RS memberi nutrisi bagi bakteri usus dan  sel – sel yang membentuk usus besar.

Resistant starch memiliki beberapa efek yang menguntungkan usus besar: menurunkan pH, mengurangi peradangan dan mememberi beberapa perubahan pada usus besar sebagai pencegah terjadinya kanker kolorektal; ini kanker ke 4 yang paling sering menyebabkan kematian di dunia. Selain itu RS berpengaruh positif untuk penyakit usus besar lain seperti kolik ulser, konstipasi, crohn disease, diare dan diverkulitis. (Ade Saputri, Mahasiswa FK UGM)