rokok_elektrik_merusak_otak_janin_dan_otak_ramaja

Awas Vape Rusak Otak Janin di Dalam Rahim

Rokok elektrik yang sedang ngetren di kalangan anak muda saat ini kembali mendapat sorotan. WHO mengatakan rokok elektrik, termasuk vape dan e-cigarette, merusak otak janin di dalam kandungan dan otak remaja yang masih berkembang. Waduh.

Dalam peringatan terkerasnya, WHO (World Health Organization) juga menyatakan bahwa rokok elektrik tetap meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan paru.

Peringatan berikutnya adalah piranti ini tidak seefektif itu membantu perokok (tembakau) untuk bisa berhenti merokok, tetapi justru sebaliknya berisiko membuat non perokok kecanduan nikotin.

“Rokok elektrik berbahaya bagi kesehatan dan tidak aman. Rokok elektrik (tetap) meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan paru,” ujar WHO dalam keterangan tertulisnya.

‘Mereka bahkan memiliki risiko signifikan karena dapat merusak pertumbuhan janin. Serta membuat non-perokok terpapar nikotin dan bahan kimia berbahaya lainnya.”

Rokok elektrik tetap sangat berisiko ketika digunakan oleh remaja. Nikotin adalah zat yang sangat adiktif (dapat menimbulkan kecanduan) dan otak remaja berkembang hingga usia dua puluhan. Paparan nikotin dapat memiliki efek merusak yang tahan lama.

Baca : Orangtua Perokok Rentan Sebabkan Pneumonia Pada Balita

Ketika WHO mendapat pertanyaan: apakah vape dianggap kurang berbahaya dibandingkan rokok tembakau? WHO menolak untuk memberikan jawaban pasti.

WHO menambahkan hal tersebut tergantung oleh banyak faktor, termasuk jumlah nikotin dan racun-racun lain dalam cairan yang dihisap, tetapi diketahui bersama bila rokok elektrik menimbulkan risiko kesehatan yang jelas dan sama sekali tidak aman.

Namun sikap WHO ini bertentangan dengan pandangan beberapa institusi kesehatan yang beranggapan penggunaan rokok elektrik 95% lebih aman dibanding rokok tembakau.

Menjawab anggapan tersebut sebuah penelitian yang dipublikasikan awal bulan ini oleh ilmuwan dari Virginia Commonwealth University mengatakan rokok elektrik telah berubah 'secara signifikan' sejak penelitian-penelitian terdahulu tahun 2014.

Para peneliti mengklaim rokok elektrik yang dibuat saat ini 20 kali lebih kuat daripada sebelumnya, yang berarti mereka memproduksi lebih banyak bahan kimia dalam setiap kepulan asapnya.

Angka terbaru dari Departemen Kesehatan Pemerintah Inggris menunjukkan bahwa satu dari 16 orang dewasa di Inggris saat ini menggunakan alat vape, dan hampir satu dari lima perokok saat ini menggunakan perangkat tersebut bersama dengan rokok biasa.

Risiko bertambah

Penelitian-penelitian terbaru menemukan ada peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke ketika perokok menghisap rokok elektrik dan rokok biasa.

Dilansir dari dailymail.com, Prof. John Newton, Direktur Peningkatan Kesehatan di Public Health England mengomentari tulisan WHO : kami masih terus mengevaluasi bukti-bukti dari rokok elektrik.

“Namun begitu rokok membunuh separuh usia perokok dan menyebabkan kematian pada hampir 220 orang di Inggris tiap hari. Rokok elektrik tidak sepenuhnya bebas risiko, tetap memiliki risiko seperti rokok tembakau,” kata Prof. Newton.

Ia menyarankan, bila Anda bukan perokok, jangan mencoba vape.

WHO juga menyatakan bila rokok elektrik bisa menyebabkan luka bakar dan secara cepat menyebabkan keracunan nikotin bila terhisap melewati kulit.

Dalam akun Tweeter resminya WHO menulis: 'Ada risiko perangkat bocor, atau anak-anak menelan cairan. Cairan ini juga sangat mudah terbakar. ' (jie)

Baca juga : Rokok Elektrik Menyimpan Logam Beracun