“Organic Parenting” Makin Diminati, Ini Manfaatnya untuk Anak
organic_parenting

Organic Parenting Makin Diminati, Ini Segudang Manfaatnya untuk Anak

Organic parenting makin diminati oleh orang tua masa kini. Meski terdengar kekinian, organic parenting sebenarnya bukan pola asuh yang baru-baru ini saja berkembang. “Memang karena makin banyak orang tua yang teredukasi, muncul kesadaran untuk mencari tipe pola asuh yang lebih baik dan lebih tepat untuk anak. Akhirnya berjumpalah dengan organic parenting,” tutur Ayoe Soetomo, M.Psi, psikolog klinis di Citra Ardhita Psychological Services.

Ritme hidup yang begitu cepat, serta begitu akrabnya orang tua maupun anak dengan gawai masing-masing, membuat aktivitas dan interaksi antara orang tua dan anak terbatas. Aktivitas fisik di luar ruangan pun berkurang. Inilah tantangan yang dihadapi oleh orang tua milenial, yang melahirkan generasi alfa. Akhirnya, stimulasi untuk anak pun jauh berkurang, bahkan sejak usia dini. “Organic parenting menjadi penyeimbang, agar anak tetap mendapat stimulasi yang baik,” ungkap Ayoe, dalam diskusi bertajuk “Organic Parenting Semakin Tinggi Minat” bersama susu pertumbuhan Arla Puregrow Organic di Jakarta, Kamis (23/01/2020).

 

Organic parenting makin diminati, apa sih manfaatnya?

Pada dasarnya, dalam organic parenting, anak dibesarkan dalam pola pengasuhan yang dekat dengan alam, ramah lingkungan, dan menggunakan semua yang natural. Ini tidak hanya soal asupan makanan, tapi juga semua aspek yang terlibat dalam tumbuh kembang anak. Termasuk di dalamnya aktivitas, dan interaksi antara anak dan orang tua. Untuk memiliki kecerdasan emosi yang bagus, anak membutuhkan dukungan emosi yang baik dari orang tua.

Mendekatkan anak ke alam, memberi anak stimulasi sensorik yang penuh. Saat ia berlari-lari di alam bebas, tercipta stimulasi dari kepala sampai kaki. Demikian pula saat bersepeda. “Otak kanan dan kiri terstimulasi, anak belajar keseimbangan, otot dan tulangnya pun jadi kuat,” ucap Ayoe. Belum lagi bila misalnya ia jatuh, “Kita suruh ia untuk bangun. Itu adalah support baginya.”

Anak juga jadi lebih percaya diri. Saat berada di alam, misalnya berkemah, tantangannya sangat besar. Anak akan belajar untuk menyelesaikan masalah, membangun interaksi sosial dengan orang lain, hingga membuat perencanaan dengan baik. Misalnya menghemat cahaya agar baterai tidak cepat habis. Semua ini adalah modal besar untuk membangun kepercayaan diri anak. “Bayangkan kalau ini dilakukan dalam keseharian. Tentu karakter anak jadi lebih kuat dan mandiri, serta siap menghadapi tantangan hidup yang sesungguhnya,” tutur Ayoe, penulis buku Sekolah untuk Anakku.

Berkegiatan di luar ruang akan menciptakan interaksi dan komunikasi yang hangat antara orang tua dan anak. Akhirnya tercipta hubungan yang hangat antara anak dengan orang tua dan anggota keluarga lain. Anak pun jadi cerdas secara emosi. “Keluarga adalah satu sistem, saat ada satu yang bermasalah, yang lain ikut bermasalah. Organic parenting membuat sistem ini menjadi sehat, sehingga merangsang tumbuh kembang anak optimal,” lanjut Ayoe. Tak heran bila organic parenting makin diminati oleh orang tua milenial.

Terpenting, ibu dan ayah harus berkomitmen saat memutuskan untuk menerapkan pola asuh organik. Terapkan dalam tiap lini di kehidupan sehari-hari. Tidak sekadar ikutan tren, tapi bagaimana agar organic parenting bisa dijalankan secara berkelanjutan. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by senivpetro - www.freepik.com