kisah Reymond & Simon Lesmana melawan Obesitas
Reymond & Simon Lesmana

Reymond & Simon Lesmana “Berat Kami Dulu 130 Kilo Lebih”

“Ibarat wanita hamil, sudah 20 tahun lebih anak kami nggak lahir-lahir. Harusnya dia sudah kuliah, ha ha ha,” kelakar Simon Lesmana (33 tahun). Dari 4 bersaudra, Simon dan kakaknya, Reymond Lesmana (37 tahun), memiliki  berat badan berlebih (obesitas) karena faktor gen (keturunan). Gemuk sejak anak-anak, kakak beradik ini merasa senang saat menyantap makanan enak. Setelah itu, mereka kembali membenci tubuh mereka yang tambun.

Bobobt Reymond pernah 137 kg dan Simon 135 kg, atau 2x berat badan (BB) normal orang dengan tinggi 170 cm. Mereka sering depresi. Apalagi, perjuangan keras untuk menurunkan BB tak kunjung berhasil.  “Kami diet,  gagal. Habis makan, kami  ngaca. Kok gendut? Diet lagi, gagal lagi. Begitu terus,” papar Reymond.

Menurut Reymon, orang yang belum pernah obes menyarankan untuk diet, jaga makan, olahraga. “Itu teori. Prakteknya sangat sulit, apalagi kalau sudah obesitas berat,” timpal Simon. Ia pernah diet mati-matian saat mau menikah. “Sebulan turun 14 kg. Bulan berikutnya naik 17 kg. Lain waktu turun 5 kg, naik 7 kg. Turun  9 kg, naik lagi 11 kg.”

Lain waktu, selain diet mereka nge-gymi, makan dijaga. Berat badan turun 10 – 15 kg. “Pindah ke New Zealand, berat naik lagi,” ujar Reymond.  Mereka ingin langsing agar penampilan lebih OK, dan mengurangi risiko penyakit seperti seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung dan stroke. Metode konvensional  tidak mempan, terlintas untuk melakukan operasi. Ia disuksi dengan istri dan keluarga besar. Tapi, “Karena berisiko, Saya jadi ragu.”.

Saat nonton acara MasterChef Amerika, terlihat ada Graham Elliot (juri). Dulu bertubuh tambun, sekarang menciut. Di internet, ditemukan informasi mengenai operasi gastric sleeve. “Kata istri yang bekerja di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta, dia bilang di sana ada,” katanya.

Konsultasi ke dr. Peter Ian Limas, Sp.B-KBD, yang mendalami gastric sleev, ia tetap ragu. Padahal, ketika di endoskopi (meneropong dengan kamera super mini yang dimasukkan ke usus), terlihat, kondisi ususnya sudah sangat buruk. Jika Simon tetap dengan gaya hidupnya, 10 tahun bisa kena kanker usus.

“Ini masalah hidup mati. Saya sudah tidak mikir ingin kurus. Saya ingin bisa hidup lebih lama,” tuturnya. Anaknya yang baru lahir menjadi motivasi terbesar, “Saya ingin melihat ia tumbuh dewasa.”

 

Menjadi manusia baru

Reymond dan Simon akhirnya menjalani operasi potong lambung (gastric sleeve). Kata Reymond, meski terdengar mengerikan, ternyata operasinya sederhana. Teknologi kedokteran sudah sangat maju. Operasi dilakukan hanya dengan membuat beberapa lubang kecil di perut. Lewat lubang ini alat operasi dimasukkan.

Tujuh hari sebelum operasi, mereka harus diet cairan; hanya minum protein shake, supaya protein tetap ada. “Setelah dibius total, dilakukan operasi selama sekitar 2 jam,” kenang Reymond. Setelah sadar, dr. Peter berdiri di sebelahnya dan menyatakan bahwa operasi sukses. Masa pemulihan 3 hari di rumah sakit, ia harus kerap jalan kaki agar tidak terjadi clotting (penggumpalan darah) dan kekuatan fisik kembali pulih.

Pasca-operasi, Simon dan Reymond  menjadi manusia baru. Dulu, mereka makan semangkuk mie jumbo plus seporsi pangsit kuah. Masih ditambah es campur. “Setelah operasi, saya tidak bisa makan mie sama sekali. Adik saya masih bisa makan dua suap. Roti, hanya mampu makan separuhnya,” papar Reymond. Simon operasi tanggal 12 Mei 2014, Reymond pada Oktober 2014.

Lambung mereka kini mengecil; 85% bagian lambung dibuang. Kondisi lambung yang baru, membuat Reymond dan sang adik berlatih cara makan baru. Sebulan pertama, Simon depresi, “Tapi saya ingin sehat dan itu menguatkan saya untuk bertahan.”

Rasa lapar kini tidak ada lagi, karena bagian lambung yang mengandung hormon yang memproduksi rasa lapar dibuang. Reymond pada minggu ke 34 pasca-operasi, BB-nya turun 43 kg  menjadi 94 kg.

 

Dukungan keluarga

Tidak mudah menjadi penyandang obesitas; orang cenderung memandang “miring”. “Perlu support keluarga,” ujarnya. (jie)