Kisah Menik Kusriani penderita kanker
Menik_kisah

Kanker Bukan Harga Mati

Jangan sepelekan benjolan di payudara walaupun kecil.  Ny. Menik Kusriani (68 tahun) mendapati benjolan sebesar biji kacang hijau di payudara kanan. Karena kecil, ia tidak khawatir. Sekitar setahun kemudian, benjolan membesar hingga berdiameter  2 cm.  Ia dibawa ke RSUP Pertamina, Jakarta. Pemeriksaan USG dan mamografi  menyatakan, ia menderita kanker payudara stadium 2B. Disarankan operasi secepatnya, untuk mencegah perkembangan kanker.

Pada 18 april 2006, Menik menjalani operasi. Dilanjutkan  6x kemoterapi, yang berakhir bulan Oktober. Pascakemo, rambutnya gundul dan badan lemah.  ”Yang melihat kondisi saya menangis. Saya ikut nangis,” katanya.

Ia sempoyongan kalau berdiri. Dokter ahli bedah tumormenyarankan minum herbal, untuk meningkatkan daya tahan tubuh, berupa: kunyit putih, mahkota dewa, rumput mutiara, bidara upas dan sambiloto. Tak perlu repot karena sudah dalam bentuk kapsul.

Selain minum susu dan herbal, ia minum jus wortel, jambu merah, leunca, labu siam dan rebusan brokoli. Makanan berlemak, yang mengandung pengawet, penyedap rasa dan makanan hasil fermentasi, dihindari. Kini ia memilih makanan yang dimasak sendiri di rumah.

Setahun pasca-operasi, kondisinya makin baik. Ia terlihat lebih segar, dan dokter terus memonitor. Untuk menjaga daya tahan tubuh, ia jalan pagi dan menghirup udara segar. Orhiba (olahraga hidup baru ; olahraga sederhana degan 1 macam gerakan) selama 15 menit tiap pagi, siang atau sore, dilakukan di sekitar rumah di Cawang, Jakarta Timur.

Ia terus berpikir positif dan optimis bisa terbebas dari penyakitnya.

Slebor

Wanita enerjik yang dikenal sebagai ”ibu dan pembela anak jalanan” ini, dikenal “slebor”. Ia  stir mobil sendiri, termasuk saat menempuh perjalanan jauh. Untuk mengusir kantuk dan lelah, ia minum kopi. Jarang makan di rumah dan kalau makan, sekenanya saja. Ngemilnya kue manis dan gurih. Maksimal tidur 6 jam. Tidak biasa Istirahat siang hari, karena sibuk dengan  kegiatannya sosial, seperti membuka SMP Terbuka untuk anak jalanan dan menjadi tutor.

Setelah terkena kanker payudara, nenek 9 cucu ini ”menengok ke belakang”. Ia ingat, 3 tante dan 2 saudara sepupunya mengidap kanker. Seorang tantenya meninggal karena kanker ovarium. Dua sepupunya meninggal di usia muda karena kanker payudara.

Selain faktor genetik, Ny. Menik menduga, ”Kanker  dipicu pola hidup yang berantakan.” Kerabatnya yang mengidap kanker, ”Umumnya, mereka kurang peduli kesehatan. Makan, istirahat, olahraga, tidak pernah dilakukan dengan baik. Saya juga begitu, hahaha.

Berkebun organiknik  

Kesembuhan Ny. Menik ditunjang adalah hobinya berkebun. Ia merintis kebun sayuran sejak tahun 2000 di tanah seluas 2 hektar di Megamendung, Cisarua, Bogor. “Saya coba memanfaatkan areal tanah sehingga punya nilai ekonomis. Paling tidak bisa membantu mensejahterakan pekerja kebun dari daerah sekitar,” katanya.

Areal 2 hektar ditanami sayur dan buah organik. Ada stroberi, wortel, tomat, cabe, selada, caisin, bayam merah dan hijau, lobak, kucai dan leunca. Budidaya sayur dan buah organik ini sudah mendapat sertifikasi dari Departemen Pertanian. Hasilnya sebagian dijual, sebagian kecilnya dikonsumsi sendiri. Dia merasakan dan percaya, “Mengonsumsi sayur dan buah organik, kanker dan banyak penyakit lain insya Allah menjauh.” 

Pengasuh yang berhasil

Bagi Ny. Menik, aktivitas sosial memberi kebahagian tersendiri. Menjadi pendamping dan pembimbing saat anak-anak asuhnya menghadapi ujian, adalah ‘obat’. Ia bangga dan bahagia bila anak asuhnya berubah dan maju. Suatu saat, seorang anak membawa klewang masuk ke dalam kelas.  Tenang ia berkata, “Kalau mau belajar, klewangnya taruh diluar, ya.” Si anak menurut.

Banyak lulusan SMP Terbuka yang melanjutkan sekolah dan bisa bekerja. Ada yang menjadi anggota Brimob (polisi). Mereka mengirim foto, membuat Ny. Menik menitikkan air mata. Dia yakin, kesembuhannya dari kanker karena banyak anak asuh yang mendoakan.

”Penyakit bukan harga mati. Kita harus optimis untuk membantu proses penyembuhan,” ujarnya. (her)