Cerita Sukses Novita Ratna Sari Turunkan Bobot 25 Kg | OTC Digest

Cerita Sukses Novita Ratna Sari Turunkan Bobot 25 Kg

“Ingin punya tubuh langsing.” Itu adalah resolusi di setiap pergantian tahun yang Novita Ratna Sari inginkan. Keinginan Novi tersebut mewakili banyak orang yang memiliki ukuran tubuh plus plus

Bermacam metode diet pernah dicoba Novi, tetapi gagal. Ia merasa metode diet yang instan tidak cocok untuk wanita yang pernah memiliki berat hingga 102 kg ini. Belajar dari pengalaman tersebut, Novi merubah pandangannya: ingin sehat.

Dengan berat badan satu kuintal tersebut, Novi merasakan kemampuan geraknya sangat terbatas. Kaki terasa berat jika harus berjalan jauh, napas terengah-engah dan sering sakit kepala. Tekanan darahnya pun melonjak hingga 150 mmHg. 

Novi bertekat merubah gaya hidup yang selama ini ia jalani. “Saya mulai dengan satu langkah kecil dulu, tetapi rutin. Ada dua hal yang bisa saya lakukan, olahraga dan menata pola makan,” terangnya di sela-sela kampanye 'Pentingnya Olahraga Bagi Kesehatan' yang dihelat Kementerian Kesehatan, beberapa waktu lalu. 

Bukannya Novi sebelumnya tidak olahraga, namun ia mulai dengan cara yang salah; olahraga keras tapi kemudian berhenti dalam waktu lama. “Tidak langsung olahraga 5 kali seminggu, tetapi cukup jalan kaki 2 kali seminggu. Awalnya saya hanya kuat jalan 20 menit. Akhirnya setelah rutin selama 2 minggu, jalan 20 menit kok kurang, saya naikkan menjadi 30 menit, 3 kali seminggu. 

“Kenapa saya mulai olahraga dengan small steps (jalan kaki), misalnya tidak langsung ikut boxing atau lari? Karena untuk mengukur diri saya. Saya juga takut, dengan berat badan sekian boleh tidak ya langsung lari,” terangnya.

Selain itu yang tak kalah penting adalah menata pola makan. Novi tidak lagi mengikuti salah satu cara diet tertentu, tetapi ia menerapkan pola makan gizi seimbang (tetap mengandung karbohidrat, protein, lemak dan serat) dan mengurangi makanan yang digoreng. 

Sekarang, Novi berujar, dalam satu tahun terakhir sudah mampu rutin bangun pagi untuk olahraga. Bobotnya pun susut 25 kg; dari 102 kg menjadi 77 kg. 

“Dulu saya hanya janji-janji terus dan membuat target yang terlalu jauh (ingin kurus), tetapi tidak tahu bagaimana untuk mencapainya,” tambah Novi. 

Butuh dukungan

Kesuksesan Novi menurunkan berat badannya tidak lepas dari peranan lingkungan di sekitarnya, yakni keluarga dan teman-teman terdekatnya.  
Ini diperlukan untuk memotivasi Novi dan sekaligus meng-counter anggapan-anggapan ‘miring’ – seperti:  percuma tidak bakal bisa kurus - yang ia dapatkan dari orang lain. 

“Saya dan seorang keponakan saya membuat tulisan-tulisan motivasi, kemudian ditempel di depan tempat tidur. Sehingga setiap bangun saya akan langsung baca dan tersenyum. Termotivasi untuk olahraga,” tambahnya.

Keluarga mendukung dengan cara menerapkan pola makan yang sama seperti yang Novi lakukan. Setelah bobotnya turun Novi merasakan banyak perubahan, ia tak lagi terengah-engah jika harus berjalan jauh, mampu naik jembatan penyebrangan dengan gampang, lebih fit dan tidak gampang mengantuk di kantor, dan lainnya. 

“Melakukan aktivitas fisik 30 menit tiap hari itu bukan sesuatu yang susah. Dan yang perlu diingat adalah, olahraga itu harus fun. Itu sebabnya saya olahraga sambil mendengarkan musik,” tutur Novi. 

Selain itu Novi juga memiliki target SMIM atau size M in mall. Ia ingin punya baju dengan ukuran M (medium). Sekarang setelah bobot tubuhnya turun, beberapa baju merk tertentu muat dengan ukuran M. (jie)