Varises Saat Hamil | OTC Digest

Varises Saat Hamil

Kaki bengkak dan terasa pegal saat hamil, sering dianggap lumrah. Lumrah memang tetapi bisa juga serius. Terutama bila disertai keluhan lain seperti pegal, nyeri dan varises. “Terutama di pagi hari ketika bangun tidur. Kaki sakit dan tangan terasa kram/nyeri. Itu adalah manifestasi dari bengkak (udem) pada kehamilan,” tutur dr. Med. Damar Prasmusinto, Sp.OG (K) dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta.

Banyak faktor yang menyebabkan ibu mengalami udem selama hamil. Secara fisiologis, volume darah ibu meningkat sampai 1,5 kali. Yang awalnya sekitar 3,5 liter menjadi 5 liter. Bengkak bisa terjadi karena ada ketidakseimbangan antara cairan yang keluar dari pembuluh darah dan yang masuk. “Sehingga cairan interstisial (yang ada di jaringan luar pembuluh darah) lebih banyak,” terang dr. Damar.

 

Varises

Udem selama kehamilan terjadi di seluruh tubuh, tapi paling terlihat jelas di kaki. Tidak hanya mengganggu penampilan, udem di kaki juga mempengaruhi kesehatan, misalnya varises. Yaitu pembengkakan /pelebaran vena (pembuluh darah balik); sering terjadi di kaki, utamanya di betis atau belakang lutut.

Peningkatan volume darah saat hamil, meningkatkan tekanan pada pembuluh darah khsususnya vena kaki, yang harus bekerja ekstra keras memompa darah naik, melawan gravitasi. Vena tersusun dari katu-katup, yang berfungsi sebagai pompa agar darah kembali ke jantung. Peningkatan tekanan pada vena, bisa membuatnya melebar.

(Baca juga: Keputihan bisa Membahayakan Kehamilan)

Selain itu, “Pertumbuhan bayi yang makin besar di rongga rahim akan menekan vena yang mengarah ke jantung, sehingga aliran darah melambat,” ujar Dr. dr. Jetty Sedyawan, Sp.JP (K) FIHA dari Brawijaya Women and Children Hospital. Kaki cenderung mudah /cepat bengkak bila banyak duduk dan/atau berdiri. Ditambah lagi, kadar hormon progesteron meningkat, membuat dinding pembuluh darah rileks dan melebar.

Semua kondisi ini menimbulkan penumpukan cairan di kaki. “Saat aliran darah melambat, bisa terjadi turbulensi (berputar-putar). Ini yang terjadi pada varises,” terang Dr. dr. Jety. Bisa tidak sampai terjadi varises, tapi terjadi turbulensi pada pembuluh darah kecil (spider veins). Bila dilihat, tampak seperti jaring laba-laba kusut berwarna merah, ungu atau biru. Varises atau spider veins sering disertai rasa gatal, berdenyut, atau seperti terbakar. Lebih mengganggu lagi bila kaki terasa berat seperti digelayuti batu.

Perempuan yang memiliki riwayat varises dalam keluarga, lebih berisiko mengalaminya saat hamil. Kabar baiknya, varises bisa hilang sendiri setelah melahirkan. Meski pada beberapa kasus, ada juga yang menetap. Varises bisa dideteksi dengan pemeriksaan USG Doppler di kaki.

(Baca juga: Skrining Infeksi TORCH)

Varises jarang menimbulkan gangguan serius. Namun varises berkaitan dengan trombosis (pembekuan darah), meski hubungan sebab akibatnya belum diketahui pasti. “Aliran darah yang melambat, membuat darah menempel di dinding pembuluh darah dan terbentuklah trombus atau bekuan darah,” Dr. dr. Jetty menjelaskan. Apalagi saat hamil, faktor-faktor pembekuan darah meningkat sehingga darah cenderung lebih kental dan mudah saling melengket.

Bila bekuan darah berukuran cukup besar, vena bisa tersumbat. Atau bekuan darah terlepas dan ikut bersama aliran darah. Bisa menyumbat paru-paru dan menimbulkan tromboemboli paru, atau hinggap di jantung, otak, ginjal dan menimbulkan serangan di organ tersebut. “Komplikasi ini bisa dicegah,” tegas Dr. dr. Jetty.

 

Mengatasi varises

Pembuluh darah lebih mudah rusak dan terjadi varises bila didukung faktor genetik (keturunan) dan lingkungan (pola makan, aktivitas fisik, stres). “Konsumsi makanan yang menyehatkan pembuluh darah. Misalnya lemak tak jenuh omega-3, yang banyak terdapat pada ikan laut,” papar dr. Damar. Makanan yang kaya polifenol dan antioksidan seperti sayur, buah dan teh hijau juga menyehatkan pembuluh darah, dengan mengurangi peradangan (inflamasi).

Tetap aktif bergerak dan olahraga selama hamil, untuk membantu kerja katup vena kaki. Lakukan olahraga yang sesuai dengan kemampuan dan usia kehamilan. Jangan memaksakan diri dan pilih olahraga yang disukai.

(Baca juga: Agar Herpes Tidak Membahayakan Kehamilan dan Bayi)

Tidur sebaiknya miring ke kiri, agar vena cava yang berada di sebelah kanan rongga perut tidak tertekan, sehingga aliran darah lebih lancar. Bila kaki membengkak, naikkan kaki saat duduk atau berbaring untuk membantu darah mengalir kembali ke jantung. “Bila sudah diangkat atau didiamkan semalaman masih juga bengkak, perlu diperiksa lebih lanjut. Apalagi bila ada gejala lain misalnya sesak nafas,” imbuh Dr. dr. Jetty.

Selama hamil, ibu bisa mengenakan stoking khusus untuk kompresi, yang akan membantu menguatkan vena sehingga kembali berfungsi optimal. Ada beberapa ukuran kompresi. Saat hamil, bisa digunakan yang kompresinya ringan (15-20 mmHg). Bila varisesnya berat, disarankan yang kompresinya besar, >36 mmHg. “Untuk mencegah bengkak, bisa dikenakan selama hamil, hingga 6 bulan setelah melahirkan,” ujar dr. Damar.

Stoking kompresi berbeda dengan stoking biasa atau ‘stoking varises’ yang banyak dijual di pusat perbelanjaan. Hindari pemakaian kaus kaki yang terlalu ketat/keras, karena aliran darah bisa terganggu. Pilih sepatu yang nyaman, bukan yang modelnya bagus. (nid)

 

 

Varises Vagina

 

Varises bisa terjadi di vagina. “Biasanya menimbulkan rasa pegal di perut bagian bawah,” ujar dr. Damar. Varises vagina bisa diketahui melalui pemeriksaan ‘bawah’ dengan spekulum. Kondisi ini tidak bisa diatasi dengan stoking. Ibu perlu menjaga pola makan agar pembuluh darah lebih sehat dan konsultasi ke dokter, apakah bisa melahirkan secara normal. Saat melahirkan, vagina bisa robek.

 

“Varises bisa menyebabkan darah mengucur hebat,” terangnya. Bila varises menetap setelah melahirkan, bisa dioperasi agar vena kembali baik. (nid)