Tiga Subtipe Kanker Payudara

Tiga Subtipe Kanker Payudara

Jangan heran bila penderita kanker payudara menjalani pengobatan yang berbeda-beda. “Pengobatan disesuaikan dengan diagnosis, yang dibuat berdasarkan stadium dan subtipe kankernya,” ujar Dr. dr. Nugroho Prayogo, Sp.PD-KHOM dari RS Kanker Dharmais, Jakarta. Stadium kanker sudah familiar bagi kita. Namun untuk subtipenya, masih terdengar asing. Kanker dengan subtipe tertentu bisa mendapat terapi tambahan di luar terapi konvensional yang meliputi operasi, radioterapi, dan kemoterapi.

Secara umum, kanker payudara dibagi menjadi tiga: HR positif (HR+), HER2 positif (HER2+), dan triple negative. HR (hormon receptor)-positif berarti pertumbuhan sel-sel kanker payudara dipicu oleh hormon, baik estrogen, progesteron, atau keduanya. Pada jenis HER2+, sel kanker berasal dari protein HER2 yang tumbuh tak terkendali. Dan pada triple negative, sel kanker tidak dipengaruhi oleh hormon, dan tidak juga dipengaruhi oleh HER2; singkatnya HR (estrogen dan progesteron)-negatif, dan HER2-negatif.

Baca juga: Tidak Semua Kanker Payudara Perlu Kemo

Kanker payudara dengan HR+ adalah yang terbanyak, mengenai sekitar 75% perempuan dengan kanker payudara. “Karakteristik utamanya, ada ekspresi berlebihan dari reseptor estrogen dan progesteron,” terang Dr. dr. Nugroho.

Subtipe HR+ dibagi lagi menjadi luminal A dan luminal B. Pada luminal A, kanker memiliki reseptor estrogen dan/atau progesteron positif, HER2 negatif, dan kadar protein Ki-67 rendah. Ini adalah protein yang mengontrol seberapa cepat sel kanker tumbuh. Pertumbuhan kanker luminal A cenderung lambat, dan memiliki prognosis paling baik. pada luminal B, kanker reseptor estrogen dan/atau progesteron positif, HER2 negatif atau positif, dan kadar protein Ki-67 tinggi. Secara umum, luminal B tumbuh sedikit lebih cepat ketimbang luminal A, dan prognosisnya sedikit lebih buruk.

Baca juga: Usia Munculnya Kanker Payudara Semakin Muda, Perempuan Perlu Waspada

Apapun jenisnya, pertumbuhan dari kanker dengan subtipe ini dipengaruhi oleh hormon. Maka umumnya merespon terapi hormon dengan baik, yang diberikan sebagai terapi tambahan di luar terapi konvensional.

Terapi hormon yang dimaksud bukanlah terapi dengan pemberian obat hormonal, melainkan sebaliknya. Terapi dilakukan dengan obat-obatan yang bekerja menghambat pengaruh hormon terhadap pertumbuhan kanker. Pilihan obatnya cukup banyak. Terapi target terbaru untuk HR+ menggunakan obat yang menghambat protein tertentu yang mengatur pembelahan sel kanker.

Baca juga: Hormon dan Lemak, ‘Tertuduh’ Munculnya Kanker Payudara

Subtipe HER2+ mengenai 15-20% pasien kanker payudara. “Kanker payudara HER2+ lebih agresif,” ungkap Dr. dr. Nugroho. HER2 adalah reseptor yang ada di permukaan sel, tapi jumlahnya pada sel normal, jumlahnya hanya sedikit, sekitar 20.000. HER2 berperan dalam proses pertumbuhan dan proliferasi (pembelahan sel). “Kalau dia mengalami perubahan menjadi over-ekspresi (dikeluarkan secara berlebihan), sel akan membelah berlipat ganda. Sel menjadi agresif; proliferasinya cepat sekali,” papar Dr. dr. Nugroho. Selain terapi konvensional, pasien kanker payudara HER2+ juga bisa mendapat terapi target yang menghambat HER2. Perkembangan terbaru, obat terapi target untuk HER2+ bisa diberikan lewat suntikan (injeksi), sehingga sangat menghemat waktu.

 Adapun subtipe triple negative mengenai 10 – 20% pasien kanker payudara. Karakteristik utamanya, jumlah reseptor estrogen, progesteron, maupun HER2 normal. Karenanya disebut triple negative. Pertumbuhan sel-sel kanker pada subtipe ini dipengaruhi oleh gen lain, misalnya BRCA 1. “Kanker payudara triple negative ini tidak bisa mendapat terapi target. Obatnya hanya kemoterapi,” jelas Dr. dr. Nugroho. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by freepik - www.freepik.com