Nutrisi Pencegah Hipertensi Pascamelahirkan | OTC Digest

Nutrisi Pencegah Hipertensi Pascamelahirkan

Salah satu hal yang ditakutkan pada kehamilan dengan hipertensi atau preeklampsia yaitu terjadinya hipertensi kronik.

Kasus Hipertensi kronik sebagian besar bersifat esensial, 90% tidak diketahui penyebabnya dan 10% bisa karena makanan. Dampak dari preeklampsia (hipertensi) banyak terjadi setelah masa kehamilan selesai, risikonya bisa meningkat 4x lipat dari yang tidak mengalami preeklampsia.

“Menangani preeklampsi itu penting, karena sekitar 26,3% berkaitan dengan kejadian hipertensi. Tapi masalah sebenarnya justru muncul setelah masa kehamilan berakhir, seperti gejala ginjal, saraf, dan risiko kardiovaskuler,” ujar dr. Rukmono Siswishinto, SpOD (K)., dari RS Dr, Sardjito, Yogyakarta.  

Kematian pasien preeklampsia banyak terjadi karena pendarahan, gagal napas, jantung, uremia (urea menumpuk dalam darah), dan hipertensi ensefalopati (gejala hipertensi berat : gangguang penglihatan, pingsan, sampai koma).

Selain itu, ibu yang mengalami preeklampsia mengeluarkan zat-zat dari plasenta, sehingga memicu terjadinya reaksi inflamasi yang mendorong disfungsi organ pada janin.

Cegah preeklampsia

Ada tiga tujuan penanganan preeklampsia, yaitu meminimalisir trauma ibu dan bayinya, mengupayakan agar bayi yang dilahirkan tetap hidup, dan bisa merestorasi kesehatan ibu.

Bentuk perawatan preeklampsia telah dikembangkan, melibatkan beberapa jenis obat hipertensi. Tapi, hal tersebut kadang belum efektif untuk mengatasi kondisi preeklampsia. Nutrisi bisa dijadikan alternatif untuk mencegah preeklampsia dan dampak buruk terhadap ibu dan janin.

“Beberapa hal telah dievaluasi, untuk mencegah atau mengurangi keparahan dari preeklampsia. Seperti mengurangi garam, mengonsumsi suplemen kalsium dan minyak ikan, serta minum antioksidan berupa vitamin,” kata Dr. dr. Hermanto TJ, SpOG (K)., dari RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Asam folat juga besar manfaatnya pada saat hamil, bagi ibu dan janin. Menurut beberapa penelitian, asam folat dapat mencegah kecacatan otak dan sistem saraf pada bayi. Asam folat  merupakan multivitamin yang dapat mengurangi risiko preeklampsia saat kehamilan trimester kedua.   

Menurut Dr. Shi Wu Wen dari Universitas Ottawa, Kanada, asupan asam folat yang seimbang berdampak sangat baik bagi perkembangan plasenta, pembentukan sel-sel endotel, dan sel-sel khusus yang akan melapisi pembuluh darah di tubuh dan plasenta.

“Pemberian dosis tinggi asam folat di awal kehamilan, membantu mencegahan terjadinya tahap preeklampsia,” katanya.                  

Untuk mencegah dampak preeklampsia terhadap janin, ada baiknya ibu hamil mengosumsi suplemen yang mengandung DHA. DHA bisa membantu membangun membran sel saraf dan meningkatkan fungsi otak janin dalam kandungan.

Beberapa penelitian menunjukkan, suplementasi DHA dari ibu bisa meningkatkan status DHA bayinya. Para ahli merekomendasikan agar wanita hamil mengonsumsi 300 mg DHA/hari. (red)