Menyusui saat Hamil, Ini yang Perlu Diperhatikan
menyusui_saat_hamil

Menyusui saat Hamil, Ini yang Perlu Diperhatikan

Mitos bahwa ASI (air susu ibu) jadi beracun saat ibu hamil lagi sementara si kakak masih menyusu, sama sekali tidak benar. Faktanya, ibu tetap bisa menyusui dengan aman meski hamil lagi, disebut tandem nursing. “Ini bisa dilakukan, asalkan ibu tidak memiliki komplikasi kehamilan,” ungkap konselor laktasi dr. Ameetha Drupadi, CIMI. ASI pun tetap diproduksi, meski tidak sebanyak biasanya karena hormon estrogen yang berperan mempertahankan kehamilan, turut menekan produksi ASI.

Ada kekhawatiran, menyusui saat hamil bisa memicu kontraksi hingga menyebabkan persalinan prematur. Ini cukup beralasan karena saat menyusui, tubuh ibu memproduksi hormone oksitosin, dan hormon ini berperan dalam kontraksi rahim. Namun tidak perlu khawatir karena kadar oksitosin yang diproduksi selama menyusui sangat kecil, tidak cukup untuk merangsang kontraksi. Penelitian oleh Madarshahian dan Hassanabadi (Journal of Nursing Research, 2012) menemukan, tidak ada perbedaan antara ibu hamil yang menyusui dan yang tidak menyusui, terkait waktu persalinan (full term atau non full term) dan berat badan bayi yang dilahirkan.

Baca juga: Ibu dengan Puting Datar pun Bisa Menyusui

Tandem nursing sempat dijalani oleh Sandra Dewi. Awalnya, aktris asal Bangka ini berniat memberi ASI hingga putra pertamanya Raphael, berusia dua tahun. Namun belum genap Rapha berusia satu tahun, Sandra hamil lagi. Pelan-pelan, Rapha mulai disapih. “Begitu tahu hamil, aku bikin jadwal. Setiap minggu, frekuensi Rapha menyusu dikurangi, sebagian dialihkan ke ASI beku dan susu formula. Sampai akhirnya enam bulan stop ASI,” tuturnya.

Rapha sudah hampir setahun saat Sandra hamil lagi, sehingga sudah mendapat makanan tambahan. “Juga sudah mulai bisa dikasih cemilan. Jadi aku fokus ke kehamilan kedua,” lanjut Sandra, saat dijumpai dalam Ulang Tahun Teman Bumil Kedua sekaligus peluncuran dia fitur baru Teman Bumil di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ini senada dengan yang disampaikan oleh dr. Ameetha. Menurutnya, janin harus diprioritaskan karena sepenuhnya bergantung dari nutrisi ibu. Saat bayi sudah lahir, tandem nursing masih bisa dilakukan tapi lagi-lagi, utamakan adik. Untuk si kakak, utamakan asupan nutrisinya dari makanan.  

Baca juga: Menyusui, Risiko Diabetes Turun Setengahnya

Asupan nutrisi ibu pun harus dijaga. “Asupan nutrisi harus lebih banyak dan bagus karena harus mencukupi kebutuhan nutrisi untuk janin, menyusui, dan untuk si ibu sendiri,” tegas dr. Ameetha.

Jangan paksakan diri tetap menyusui bila ibu mengalami muntah-muntah berat, khususnya di trimester pertama, di mana perkembangan janin paling krusial. Pada kondisi seperti ini, lebih baik fokus pada kehamilan.

Hindari melakukan tandem nursing bila ibu mengalami komplikasi seperti pre/eklamsia, hipertensi saat hamil, diabetes saat hamil, dan infeksi, sebaiknya tidak melakukan tandem nursing. Ibu dengan kondisi tertentu misalnya riwayat perdarahan, berisiko mengalami persalinan prematur, dan hamil anak kembar, juga lebih disarankan untuk menyapih si kakak. Berkonsultasilah dulu dengan dokter kandungan bila berniat melakukan tandem nursing, demi keselamatan ibu dan janin. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Baby photo created by freepik - www.freepik.com