Menilai Pertumbuhan Janin | OTC Digest

Menilai Pertumbuhan Janin

“Kehamilan itu aset. Harus dipersiapkan sebaik mungkin,” ujar dr. Noroyono Wibowo, Sp.OG (K) dari RS Hermina, Jakarta. Selama kehamilan, ibu perlu melakukan pemeriksaan secara berkala, untuk mengontrol kondisi janin yang dikandungnya. Pertumbuhan janin meliputi ukuran nilai lingkar kepala, lingkar perut dan panjang femur (tulang paha). Hasil pemeriksaan USG (ultrasonografi) diolah dengan komputer. Akan terlihat angka berat badan bayi, lalu tergambar dalam bentuk grafik.

Pada trimester 1 bisa dilakukan USG transvaginal. “USG transvaginal bisa untuk memastikan kehamilan dan tidak menyebabkan keguguran,” kata dr. Noroyono. USG dianggap sebagai cara yang paling tepat untuk menentukan pertumbuhan janin, dan menjadi semacam stetoskop bagi dokter kandungan. Selain memastikan usia kehamilan, USG dapat mendeteksi kelainan kepala pada janin.

Ibu juga perlu melakukan pemeriksaan laboratorium (darah). Ada yang dasar yakni DPL (cek darah perifer lengkap), feritin (menilai zat besi dalam darah) dan progesteron. Medium antara lain TTGO (tes toleransi glukosa oral), HIV dan HBsAg (hepatitis B), dan optimum berupa TORCH. “TORCH itu opsional. Jangan langsung ke optimum tanpa memeriksakan yang dasar,” katanya.

Trimester 2, lakukan USG perut untuk melihat pertumbuhan janin. Ukuran janin yang makin besar, sulit dilihat menggunakan USG transvaginal. Pemeriksaan lain bisa berupa monitoring detak jantung janin dengan monitoring eksternal, menggunakan stetoskop khusus.

Pemeriksaan lab mencakup DPL, feritin, TTGO, HbSAG dan HIV. “Hasil lab kembali diperiksa; mungkin terjadi defisiensi zat besi meski tidak terjadi anemia. TTGO juga kembali diperiksa karena 50% penduduk Asia termasuk Indonesia cenderung diabetes secara genetik,” papar dr. Noroyono.

Pemeriksaan lab optimum mencakup pemeriksaan hsCRP (highly sensitive C-reaktif protein). CRP adalah penanda peradangan (inflamasi) di tubuh. Pada ibu hamil, pemeriksaan ini bisa digunakan untuk menilai kemungkinan risiko pre/eklamsia. Studi menunjukkan, kadar hs-CRP dapat digunakan sebagai penanda keparahan pre/eklamsia.

Di trimester 3, pemeriksaan lab dasar seperti DPL dan feritin diulang. Pemeriksaan lab medium dan optimum relatif sama. Bisa kembali dilakukan jika ada tanda mencurigakan, atau hasil tes sebelumnya kurang baik. Pemeriksaan tensi dilakukan tiap kali kontrol.

 

Pemeriksaan TTGO

TTGO dilakukan dengan memeriksa kadar gula darah (glukosa) puasa dan glukosa 2 jam setelah puasa dengan pemberian 75 gram gula. Ini penting untuk menilai risiko diabetes melitus gestasional (DMG atau diabetes saat hamil). Sebelum pemeriksaan, ibu beraktivitas dan makan seperti biasa selama 3 hari, lalu puasa 8-10 jam (saat tidur). Setelah sampel darah diambil, ibu diberi larutan gula. Selama 2 jam menanti, harus istirahat, tidak makan dan tidak merokok. Perempuan hamil dinyatakan menderita DMG, jika glukosa puasa <126 mg/dL atau glukosa 2 jam setelah konsumsi gula >140 mg/dL.

Pemeriksaan teratur memungkinkan segala gangguan terdeteksi dini, sehingga bisa segera diatasi. (nid)