Mengelola Diabetes Kehamilan | OTC Digest

Mengelola Diabetes Kehamilan

Ibu hamil bisa mengalami diabetes, disebut diabetes mellitus gestasional (DMG), terutama mereka yang memiliki riwayat DM dalam keluarga, obesitas, riwayat DMG, dan memiliki riwayat keguguran. “Ibu dengan riwayat keguguran, atau janin meninggal di TM 2 atau di atas 20 minggu, atau pada usia kehamilan 8 bulan tanpa sebab yang jelas, bisa dicurigai menderita DMG,” papar dr. Feby Febriana, Sp.OG dari RS Evasari, Jakarta.

Tanda lain yang perlu dicurigai misalnya infeksi saluran kemih (ISK) berulang dan sering mengalami keputihan yang patologis (keputihan disertai keluhan lain seperti berbau dan gatal). Sebabnya, gula darah yang berlebihan menurunkan daya tahan tubuh, membuat bakteri lebih mudah tumbuh.

Perempuan hamil berisiko diabetes karena plasenta memroduksi hormon HPL (human placental lactogen), yang membantu pertumbuhan janin. Hormon ini juga mengubah metabolisme tubuh ibu, dengan memblok kerja insulin sehingga tubuh ibu kurang sensitif terhadap insulin (resistensi insulin). Tujuannya, agar kadar gula darah ibu meningkat sehingga bayi mendapat cukup nutrisi dari ekstra gula dalam darah. Di minggu 15, efek ini bertambah dengan kehadiran human placental growth hormone.

DMG terjadi ketika tubuh ibu tidak cukup memproduksi dan/atau menggunakan insulin sebagaimana mestinya. Ini membuat glukosa tidak bisa masuk ke sel untuk digunakan sebagai energ, sehingga menumpuk di darah dalam kadar tinggi.

 

TTGO

Diabetes saat hamil agak sulit dikenali, karena gejala klasik diabetes seperti sering pipis dan mudah lapar biasa dialami ibu hamil. Diagnosis dilakukan dengan melakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO) pada minggu ke 24 - 28 kehamilan. “Gula darah sedang pada puncaknya, jadi baik untuk dilakukan pemeriksaan,” ujar dr. Feby. Pada minggu-minggu ini, kadar hormon  jauh lebih tinggi ketimbang sebelumnya, dan lebih mungkin memengaruhi kemampuan tubuh ibu memroses glukosa. DMG jarang terjadi sebelum minggu 24. Diagnosis di waktu yang tepat,  memberikan kesempatan untuk mengontrol kondisi ibu dan janin. (Baca juga: Ini Sebabnya Diabetes saat Hamil Tak Boleh Disepelekan)

TTGO belum tersedia di Puskesmas; harus dilakukan di RS atas biaya sendiri. Tidak jarang DMG tidak terdiagnosis sehingga tidak tertangani; ibu datang pada kehamilan di atas 28 minggu dengan kondisi janin sudah meninggal. Sangat disesalkan karena sesungguhnya DMG bisa diatasi.

Sebelum dilakukan tes, ibu perlu berpuasa 8-12 jam. “Kurang nyaman bagi ibu hamil, maka pemeriksaan ini jarang digunakan,” ujar dr. Feby. Namun, ibu yang memiliki risiko tinggi, sebaiknya tidak melewatkan TTGO. Setelah gula darah puasa diukur, ibu minum larutan gula dan kadar gula darah kembali diukur dalam 1-3 jam. 

Menurut ADA (American Diabetes Association) dinyatakan di atas normal bila kadar gula darah puasa >92 mg/dL. Setelah diberi minum air gula 75 gr, gula darah mencapai >180 mg/dL pada pengukuran 1 jam; dan >153 mg/dL setelah 2 jam.

Sedangkan menurut kriteria Carpenter and Coustan, disebut abnormal bila kadar gula darah puasa >95 mg/dL. Dengan minum air gula 100 gr, gula darah setelah 1 jam mencapai >180 mg/dL; 155 mg/dL setelah 2 jam dan 140 mg/dL dalam 3 jam. Bila hanya satu hasil yang abnormal, dokter menyarankan untuk memperbaiki pola makan, dan dilakukan TTGO lagi setelah ibu memperbaiki diet. Bila nilai abnormal lebih dari 1 kali, berarti ibu memiliki DMG.

 

Mengelola DMG  

Mengelola DMG harus bekerjasama dengan dokter spesialis gizi dan penyakit dalam.  “Yang utama adalah mengatur diet,” tandas dr. Feby. Ada kalanya ibu membutuhkan obat, yakni injeksi insulin. (Baca juga: Terapi Diabetes pada Ibu Hamil)

Kondisi janin pun perlu terus dipantau. Ibu disarankan periksa ke dokter 1x 2 minggu  untuk USG, kardiotopografi atau rekam jantung janin. Lakukan pemantauan gerak janin di rumah. Bila gerakan janin mulai berkurang dari satu kali dalam satu jam, dokter perlu dihubungi.

Pasca bersalin, ibu perlu kembali ke dokter untuk memeriksa kadar gula darah. “Sekitar 40-60% ibu dengan DMG bisa menderita DM setelah melahirkan,” ucap dr. Feby. Pemantauan gula darah TTGO dilakukan 6 minggu pasca persalinan. Bila kadarnya di atas normal, ibu harus diobati. (nid)

 

Ilustrasi: Pixabay