Mencegah Keloid Paska Cesar | OTC Digest

Mencegah Keloid Paska Cesar

Luka paska melahirkan dengan cesar bisa menjelma jadi luka hipertrofi atau lebih parah, keloid. Luka hipertrofi adalah jaringan parut yang menimbul di atas luka, dan pertumbuhannya masih sesuai dengan lukanya. “Kalau melebar ke mana-mana disebut keloid,” ujar dr. Grace Wardhana, Sp.KK dari Brawijaya Women and Children Hospital, Jakarta,

Faktor geneti berperan penting dalam munculnya luka parut/keloid. “Kalau tidak punya bakat, tidak akan muncul. Luka akan hilang, hanya ada bekas berupa warna yang berbeda pada bekas luka,” terang dr. Grace. Bila ada bakat, jaringan parut bisa tumbuh atau menimbul dan lama-lama menebal. Sering terasa gatal, apalagi kalau tergesek-gesek celana atau pakaian. Garukan maupun gesekan akan membuat luka parut/keloid makin menebal.

Bukanberarti skak mat bila punya bakat keloid. Bila harus menjalani cesar, informasikan ke dokter kandungan mengenai bakat keloid. Dokter bisa mempertimbangkan teknik penjahitan atau penggunaan bahan yang bisa menimimalkan munculnya keloid.

Perawatan luka pasca operasi harus bagus. “Risiko keloid jauh lebih besar bila luka tidak dijaga dengan baik. Misalnya terinfeksi, kotor atau tidak steril,” tutur dr. Grace. Rawat luka sesuai anjuran dokter, dan habiskan antibiotik yang diberikan. Hindari penggunaan celana yang karet pinggangnya berada di garis luka, karena gesekan bisa menimbulkan gatal serta meningkatkan risiko munculnya luka parut/keloid.

Ada krim untuk mencegah keloid, atau silikon gel/sheet. “Ini boleh digunakan setelah penyembuhan luka benar-benar selesai, dua-tiga bulan setelah operasi,” terangnya. Bila proses ini diinterupsi, bekas luka bisa menjadi cekung atau masuk sehingga permukaannya lebih rendah daripada kulit di sekitarnya. Bila jaringan parut sudah menebal, krim saja tidak cukup. Harus dilakukan injeksi dengan bahan kortikosteroid (triamsinolon acetonide) ke keloid.

Teknik yang dikembangkan oleh dr. I Gusti Kompyang Rata, Sp.KK dari Senopati Skin Center, Jakarta, sedikit berbeda. Kortikosteroid disuntikkan di permukaan keloid (supralesi), bukan di dalam (intralesi). Efeknya cukup bagus, dengan rasa nyeri minimal.

Menghilangkan keloid bukan perkara mudah. Keloid yang dipotong dengan operasi bisa tumbuh lagi, apalagi bila tidak diikuti dengan perawatan. Banyak metode untuk menghilangkan keloid, mulai dari pressing/pressure, pembekuan dengan cryo hingga laser. Bisa dilakukan kombinasi, tapi, “Tidak satupun pengobatan keloid yang ces pleng dan terlihat dalam waktu singkat,” pungkas dr. I Gusti Kompyang Rata. (nid)