Mencegah “Bacterial Vaginosis” dengan Pertahanan Alami | OTC Digest

Mencegah “Bacterial Vaginosis” dengan Pertahanan Alami

Sekujur tubuh kita dipenuhi bakteri tak kasat mata. Selama populasi antara bakteri yang bermanfaat dan bersifat patogen seimbang, tidak akan muncul penyakit. Bakteri merupakan salah satu pertahanan alami tubuh. Demikian pula di daerah miss V.

Bakteri Lactobacillus merupakan mikroba penting dalam ekosistem miss V. Selain berkompetisi dengan jamur atau bakteri patogen, Lactobacillus menghasilkan asam laktat, yang menjaga lapisan asam alami dinding vagina. Asam laktat menjaga vagina dalam keadaan asam (pH 3,8 – 4,2). “Dengan asam setinggi ini, tidak ada bakteri yang bisa bertahan selain Lactobacillus,” terang dr. Andi Darma Putra, Sp.OG dari FKUI/RSCM

Berbagai kondisi bisa merusak pertahanan alami miss V, misalnya lembab di area tersebut. Bila ekosistem dan keseimbangan flora terganggu, bakteri dan jamur yang bersifat patogen bisa menyerang. Gejalanya berupa keputihan yang tidak normal (patologis). “Tanda keputihan patologis antara lain disertai gatal dan bau tak sedap, dan warna cairan berubah, ” papar Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K) dari FKUI/RSCM. Bisa terasa perih, seperti terbakar, dan daerah  miss V tampak kemerahan.

Keputihan akibat infeksi bakteri (bacterial vaginosis/BV) memiliki gejala khas. Cairan berwarna abu-abu, bau amis dan ada bola-bola berisi cairan. Keluhan seperti ini utamanya muncul setelah berhubungan intim.

BV umumnya tidak berakibat serius. Namun bila dibiarkan dan tidak tuntas diobati, bakteri bisa beradaptasi dengan lingkungan vagina. Akibatnya, infeksi sulit diobati. Yang mengkhawatirkan, “Infeksi bisa masuk lebih jauh ke organ reproduksi bagian dalam. Disebut ascending infection,” ujar dr. Andi. Pada kasus ini, infeksi bisa berkembang menjadi penyakit radang panggul (PRP). Atau infeksi berlanjut ke rahim, saluran telur (tuba falopi) bahkan indung telur. BV saat hamil bisa  menyebabkan persalinan prematur.

Tinggal di negara beriklim tropis seperti Indonesia, saat berpanasan di siang hari daerah intim bisa lembab. Selain terasa tidak nyaman, bisa menurunkan rasa percaya diri, khawatir miss V menguarkan aroma kurang sedap. Karena ingin menjaga vagina tetap bersih, kesat dan wangi, sebagian perempuan menggunakan produk pembersih, yang tanpa disadari mengandung sabun dan antiseptik. Poduk seperti ini justru merusak pertahanan alami vagina, bila penggunaannya tidak tepat. pembersih vagina yang mengandung antiseptik hanya digunakan saat terjadi infeksi, bukan untuk pemakaian sehari-hari.

Menggunakan pembasuh, sebaiknya yang bersifat ringan dan memiliki pH mirip dengan vagina, misalnya yang mengandung asam susu. Pembersih seperti ini bisa membantu menjaga populasi Lactobacillus, sehingga pertahanan alami miss V bisa dipertahankan.

Membersihkan miss V cukup dibasuh dengan air bersih. Keringkan area miss V usai buang air. Kenakan pakaian dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat. Jangan lupa, ganti pakaian dalam sehabis mandi, terutama di sore/malam hari setelah beraktivitas seharian. (nid)