Lindungi Kulit dari Photoaging | OTC Digest

Lindungi Kulit dari Photoaging

“Sekitar, 80% penuaan kulit karena dampak buruk sinar matahari,” ujar dr. Amaranila Lalita Drijono, Sp.KK, dari Klinik Kecantikan Rumah Puan, Jakarta. Penuaan kulit akibat paparan sinar matahari disebut photoaging atau dermatoheliosis. Satu kasus ekstrim pernah dipublikasi di jurnal ilmiah New England Journal of Medicine (NEJM), mengenai seorang pengendara truk berusia 69 tahun. Selama 28 tahun, ia mengemudi truk dan sinar matahari mengenai sisi kiri wajahnya, membuat wajah bagian kirinya lebih keriput, lebih kendur dan kulitnya tebal.

“Paparan sinar matahari yang terlalu sering dan berulang-ulang bisa membuat kulit kusam, bercak-bercak dan keriput,” tutur dr. Nila, panggilan akrabnya. Sinar matahari yang sampai ke bumi mengandung ultraviolet (UV) A dan B. UVA bisa merusak kolagen dan elastin sehingga merusak kekenyalan kulit, UVB bisa menyebabkan hiperpigmentasi (penggelapan warna kulit).

Masyarakat daerah tropis lebih mudah mengalami hiperpigmentasi. Di lapisan epidermis (kulit ari), terdapat melanin yang melindungi kulit dari radiasi UV. Kita orang Indonesia memiliki lebih banyak melanin, untuk melindungi dari paparan sinar matahari berlimpah. Di satu sisi ini menguntungkan karena kulit lebih terlindungi dari ancaman kanker kulit. Di sisi lain, kulit lebih berisiko mengalami hiperpigmentasi. Pada usia paruh baya, banyak perempuan Asia memiliki melasma, noda gelap/kecoklatan di kulit wajah.

Cuaca panas dan lembab negara tropis meningkatkan risiko ini. “Kulit jadi mudah berkeringat, padahal keringat bersifat asam sehingga bisa mengiritasi kulit,” terang dr. Nila. Paparan sinar matahari dan iritasi kulit bisa memperburuk melasma. Paparan sinar UV yang berlebihan juga memicu terbentuknya radikal bebas di kulit, membuat kulit cepat menua.

Perlu menggunakan sunscreen rutin untuk melindungi kulit dari sinar UV. Sunscreen harus mengandung SPF untuk melindungi dari UVB, dan PA untuk melindungi dari UVA. Ini bisa dimulai sejak usia muda. Bila memungkinkan, kenakanlah topi bila banyak berpanasan di luar ruangan, misalnya saat berlibur atau ke pantai.

Pada usia >30, proses penuaan kulit mulai terjadi. Regenerasi kulit melambat; sel-sel kulit mati bisa menumpuk sehingga kulit kusam. Di usia ini, krim anti aging bisa mulai digunakan. Retinol termasuk zat aktif yang banyak digunakan dalam krim anti aging. Ini standar emas dalam peremajaan kulit. Retinol merangsang pembentukan kolagen hingga kerut bisa berkurang. Retinol ditengarai bisa memperbaiki tekstur dan warna kulit, serta mereparasi kulit yang rusak akibat UV.

Zat aktif lain dalam krim anti-aging bersifat sebagai antioksidan, untuk menetralisir radikal bebas penyebab photoaging. Bahan lain misalnya yang bisa menghambat pembentukan melanin dan yang memiliki efek mencerahkan agar warna kulit merata. Warna kulit tidak rata adalah tanda penuaan kulit.

Agar hasilnya optimal, kulit perlu dilindungi sunscreen di siang hari. Bersihkan wajah minimal 2x sehari, pagi dan malam sebelum tidur. (nid)