Lindungi Diri dari Kanker Serviks | OTC Digest

Lindungi Diri dari Kanker Serviks

Kanker serviks bisa dicegah dengan merangsang tubuh membuat antibodi untuk melawan virusnya. Vaksinasi HPV bisa diberikan sejak usia 9 tahun.

Tiga sampai 17 tahun. Ini kisaran waktu hingga terjadi kanker serviks (leher rahim). Cukup lama; bahkan beberapa ahli meyakini, proses penyakit sejak terjadi infeksi hingga berkembang ke stadium lanjut, bisa 20 tahun. Ironisnya, mayoritas kasus kanker serviks ditemukan sudah stadium lanjut, sehingga angka kematiannya tinggi.

“Setiap satu jam, seorang perempuan Indonesia meninggal akibat kanker serviks,” ujar dr. Tirsa Verani, Sp.OG, dari Brawijaya Women & Children Hospital, Jakarta, dalam diskusi beberapa waktu lalu.

Kanker serviks masih menjadi momok di dunia, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menyebutkan, prevalensi kanker serviks yang tertinggi untuk kanker pada perempuan, yakni 0,8%, diikuti kanker payudara 0,5%.

Kanker serviks utamanya karena infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus). “Cara penularannya adalah kontak fisik dengan bagian tubuh yang sudah terinfeksi,” ujar dr. Tirsa. HPV bisa menyebabkan kanker serviks bila virus tersebut menempel ke daerah serviks. Karenanya, jalur utama penularan yakni berhubungan seksual. Bukan berarti perempuan yang mengalami kanker serviks memiliki perilaku seksual yang buruk. Hubungan monogamis dengan pasangan yang sah (suami-istri) pun berisiko.

Tidak semua jenis HPV berbahaya. Hanya tipe tertentu (high risk) yang menyebabkan kanker serviks; paling sering tipe 16 dan 18. Tipe low risk seperti tipe 6 dan 11 tidak menyebabkan kanker, tapi bisa memicu tumbuhnya kutil di daerah kelamin atau kondiloma. Seperti flu, infeksi virus ini bisa sembuh sendiri bila kondisi tubuh fit. Hanya sebagian kecil berkembang menjadi kanker. “Yang bahaya itu virus yang ‘bandel’; persisten, tidak mau pergi dari tubuh meski sistem imun sudah berusaha menghilangkan,” terangnya.

Kanker serviks bisa dicegah dengan vaksinasi HPV. Vaksin bivalen melindungi dari tipe 16 dan 18. Yang kuadrivalen melindungi dari tipe high risk (tipe 16 dan 18) sekaligus tipe low risk penyebab kutil kelamin (tipe 6 dan 11).  

Vaksin HPV diberikan dalam tiga jadwal: bulan 0, 2 dan 6. Vaksin ini untuk pencegahan primer; efektif bila seseorang belum terinfeksi HPV. Karenanya, paling baik diberikan sebelum berhubungan seksual pertama kali. Dianjurkan, vaksinasi jauh hari sebelum menikah sehingga saat menikah, rangkaian jadwal vaksin telah selesai. “Bisa diberikan sejak usia 9 tahun, tidak tergantung anak sudah haid atau belum, karena tidak ada kaitan dengan hormon,” tutur dr. Tirsa. Penelitian menunjukkan,  efikasi vaksin makin baik bila diberikan di usia yang lebih muda.

Lakukan pemeriksaan pap smear atau IVA secara rutin, bila sudah aktif secara seksual. Ini pencegahan sekunder, sehingga bila ada sel-sel abnormal, bisa segera diketahui dan diterapi. Bila hasilnya bagus, segera vaksinasi untuki pencegahan primer. (nid)