Jerawat di Usia Dewasa | OTC Digest

Jerawat di Usia Dewasa

Jerawat yang kembali muncul di usia 30-an, umumnya berkaitan dengan faktor hormonal. Bagaimana bila jerawat baru muncul di usia 30-an, padahal saat remaja/puber tidak pernah atau jarang jerawatan? “Ini berkaitan dengan proses penuaan (aging),” ujar  dr. Amaranila Lalita Drijono, Sp.KK yang biasa disapa dr. Nila, dari Perempuan Klinik, Jakarta.

Siklus pergantian kulit untuk regenerasi sel, berjalan selama 26 hari. Ini dipengaruhi oleh growth hormone yang banyak diproduksi di usia 0-18 tahun. Selewat usia ini, growth hormone mulai menurun, dan mulailah terjadi proses penuaan. “Secara kasat mata, rerata mulai terlihat di usia 30 tahun,” terang dr. Nila. Di usia ini, siklus pergantian kulit menjadi lebih lama sehingga kulit mati banyak bertumpuk. Ujung-ujungnyanya, kulit terlihat kusam, kotor dan muncul jerawat.

Kondisi ini diperparah dengan kebiasaan sehari-hari, yang menggunakan pelembab dan make up secara berlebihan. Menurut pengalaman dr. Nila, sebagian besar perempuan yang datang ke dokter kulit dengan masalah jerawat, dipicu oleh pelembab. Anggapan umum, dengan usia bertambah ditambah bekerja di ruang AC, maka perlu menggunakan pelembab agar kulit tidak keriput. Padahal, “Siklus pergantian kulit sudah melambat. Dengan diberi pelembab, kulit makin melekat; sel kulit mati sulit lepas. Akhirnya bertumpuk dan menjadi jerawat,” tuturnya.

Lebih parah lagi, kondisi iklim di Indonesia panas dan gerah, sehingga kita banyak berkeringat. Pelembab dan make up akan bercampur dengan minyak dan kotoran, sehingga pori-pori kulit tertutup. “Akhirnya, pasien datang ke dokter dengan keluhan jerawat di daerah T. Padahal, itu seharusnya tipikal jerawat pada remaja,” tambahnya.

Pelembab bisa digunakan pada bagian kulit yang kering, misalnya leher atau daerah dekat bibir, tapi tidak perlu dioleskan ke seluruh wajah. “Kalau kulit sudah bagus (tidak kering), untuk apa diberi pelembab? Apalagi kalau kulit berminyak, tidak usah lagi diberi pelembab,” tegas dr. Nila. Ada baiknya memilih pelembab yang kandungan airnya lebih tinggi daripada minyaknya (water in oil). Ini lebih sesuai untuk iklim tropis negara kita.

Bila jerawat tak kunjung membaik meski sudah memperbaiki kebiasaan, sebaiknya konsultasi ke dokter kulit. Ada kalanya, regenerasi kulit perlu dibantu dengan zat khusus seperti asam vitamin A (retinol), yang masih merupakan standar emas peremajaan kulit. “Pemakaian sebaiknya di bawah pengawasan dokter; tiap orang membutuhkan dosis yang berbeda,” dr. Nila mengingatkan.

Dosis yang terlalu tinggi akan memicu pengelupasan kulit terlalu cepat, sehingga pertahanan kulit terganggu. Hindari kontak langsung dengan sinar matahari selama menjalani pengobatan dengan retinol. Kenakan payung atau topi bila keluar rumah. (nid)

 

Baca juga: Usia 30-an, Jerawat Muncul Lagi