Implan, Metode Kontrasepsi yang Efektif tapi Terlupakan | OTC Digest

Implan, Metode Kontrasepsi yang Efektif tapi Terlupakan

Dibandingkan metode kontrasepsi lain, implan atau lebih dikenal dengan susuk KB, tidak populer bahkan sering dianggap kuno. Namun sesungguhnya, metode ini sangat efektif dan aman. “Implan memiliki angka kegagalan yang paling kecil,” ungkap dr. Julianto Witjaksono, Sp.OG, Konsultan Fertilitas dan Endokrinologi dan Reproduksi, dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Ngobras tentang “Implan Sebagai Alat Kontrasepsi Jangka Panjang yang Aman dan Nyaman” di Jakarta (11/12/2017).

Di Indonesia, pil dan suntik masih menjadi pilihan metode kontrasepsi yang utama. Kedua metode ini menuntut kedisiplinan tinggi. “Pil harus diminum setiap hari pada waktu yang sama. Demikian pula dengan suntik, baik satu bulan maupun tiga bulan sekali,” terang dr. Julianto, yang juga mantan Deputi KB di BKKBN ini. Pada orang yang tidak disiplin, tentu bisa jadi masalah.

Secara umum, kedua metode ini memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi dibandingkan metode jangka panjang seperti implan dan IUD (alat kontrasepsi dalam rahim atau spiral).

Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat (Trussell J, 2011) membandingkan tingkat kegagalan pada berbagai metode alat kontrasepsi. Ditemukan bahwa terjadi kehamilan yang tidak direncanakan  pada 90/1.000 perempuan yang menggunakan pil, dan 60/1.000 perempuan pada mereka yang menggunakan metode suntik (dalam satu tahun pertama pemakaian). “Bandingkan dengan IUD yang hanya 8/1.000 perempuan, dan implan bahkan lebih kecil lagi, yakni 0,5/1.000,” lanjutnya.

Implan berbentuk batang plastik kecil, yang ditanam di bawah kulit di lengan atas bagian dalam. Batang plastik ini berisi progestin (hormon progesteron sintetis), yang dikeluarkan setiap hari melalui pori-pori implan. Cukup sekali pasang, implan bekerja selama 3-5 tahun. Implan dipasang menggunakan inserter, semacam jarum besar. Prosedurnya cepat (+3 menit) dan sederhana, bisa dilakukan oleh bidan, “Untuk melepasnya harus ke dokter karena tindakannya operasi.”

Dulu, metode implan sempat begitu populer, ketiga program KB (Keluarga Berencana) baru dijalankan. Lambat laun popularitasnya menurun seiring munculnya berbagai metode kontrasepsi lain yang dinilai lebih nyaman. Pengguna implan kini tercatat 4,4%, turun dari 9% pada 2013.

Memang, implan generasi awal kurang nyaman karena terdiri dari 6 batang; cukup tidak nyaman saat memasangnya, apalagi saat mengangkatnya. Namun ini sudah tdak dipakai lagi. Kini, implan hanya terdiri dari satu atau dua batang, yang tentu jauh lebih nyaman. Implan 1 batang adalah generasi terbaru, dengan kandungan progestin berupa etonogestrel. Efek sampingnya lebih kecil dibandingkan implan 2 batang yang berisi progestin generasi lama levonogestrel. Tentunya lebih nyaman lagi saat pemasangan dan pengangkatan karena hanya 1 batang.

Implan 1 batang sudah ditawarkan ke Indonesia melalui program Family Planning 2020, yang menyasar 120 juta penduduk dunia untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi. Sesuai kesepakatan global, harganya sama di seluruh dunia yakini 8,5 dollar, dengan dukungan dari Bill & Melinda Gates Foundation.

Sayangnya, program KB di Indonesia masih menggunakan implan 2 batang, padahal harganya jauh lebih mahal (Rp 275.000). “Di era reformasi, popularitas implan menurun drastic karena mahal,” ungkap dr. Ilyas Angsar, Sp.OG, Ketua Kelompok Kerja Keluarga Berencana dan Abortus, Perhimpunan Obstetrik Ginekologi Indonesia (POGI), dalam pernyataan tertulisnya. Promosi implan tidak digencarkan karena alasan ini; untuk bisa menjangkau sekian juta akseptor (pengguna kontrasepsi), akan sangat besar biayanya bila menggunakan implan.

Kebijakan penggunaan implan bukan di bawah kewenangan POGI. POGI sendiri tetap merekomendasikan implan (satu batang) sebagai alat kontrasepsi jangka panjang. “Kedisiplinan masyarakat Indonesia belum terlalu baik sehingga kegagalan dengan metode pil dan suntik masih tinggi,” pungkas dr. Julianto. (nid)

 

Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Kontrasepsi Implan