Hindari Infeksi saat Haid | OTC Digest

Hindari Infeksi saat Haid

Bagi perempuan, haid adalah hal ‘biasa’. Ternyata, siklus alami ini bisa memicu infeksi pada daerah Miss V. “Saat haid, daerah ini jadi lebih lembab, tergesek-gesek dan mudah terluka,” ujarnya dalam acara bincang-bincang di Jakarta beberapa waktu lalu.

Derajat keasaman (pH) area Miss V meningkat saat haid, menjadi lebih basa. Perubahan kadar hormon menjelang dan saat haid, turut mengubah pH vagina menjadi lebih basa. Hal ini akan mengganggu keseimbangan ekosistem area V terganggu. Apalagi kalau pembalut jarang diganti. Flora normal vagina seperti Lactobacillus yang berperan dalam menjaga keasaman area V dengan menghasilkan asam laktat, bisa terganggu populasinya. Sementara jamur, bakteri dan mikroba patogen lain mudah tumbuh pada kondisi basa. Darah juga memiliki pH basa, sehingga darah yang tertampung di pembalut bisa meningkatkan pH vagina.

Secara alamiah, vagina akan mengeluarkan cairan untuk mengeluarkan kotoran dan sel-sel mati. Jadi, jangan heran bila celana dalam sedikit basah. “Segera ganti agar tidak lembab,” ujar dr. Liva. Serviks (leher rahim) memproduksi lendir kental; fungsinya antara lain menghambat kuman masuk ke rongga rahim. Menjelang haid, cairan ini menjadi encer agar darah haid mudah keluar. Biasanya kita kenali sebagai keputihan yang bening, tidak berbau dan elastis, keluar 2-3 hari menjelang haid. Karena lendir ini berkurang kekentalannya, kuman mudah masuk dan menginfeksi.

Risiko infeksi meningkat, bila aliran darah berbalik naik hingga ke tuba falopi bahkan rongga perut, bukannya terbuang keluar. “Kondisi ini memungkinkan kontaminasi mikroorganisme makin tinggi, karena ada aliran dari bawah ke atas sehingga penyebaran mikoorganisme makin tinggi saat menstruasi,” terang dr. Liva

Menjelang dan saat haid, kadar gula di daerah vagina cenderung meningkat sehingga mikroba tertentu seperti jamur Candida albicans ‘berpesta pora’, menimbulkan infeksi kandidiasis.

Vagina memiliki mekanisme pertahanan. Namun bila muncul keputihan yang berbau dan berwarna, dan terasa gatal/terbakar di area V, sistem pertahanan miss V perlu dibantu. Membersihkan area Miss V dengan antiseptik bisa membantu mengatasi infeksi. “Tapi antiseptiknya jangan sampai membunuh Lactobacillus,” ujar dr. Liva.

Pembasuh area V dengan kandungan povidone-iodine bisa digunakan. Ini adalah antiseptik berspektrum luas, yang efektif membasmi berbagai jenis bakteri, jamur, yeast, protozoa, hingga virus. “Untuk feminine hygene, konsentrasi povidone-iodine diformulasikan khusus 10%. Dapat mengobati dan membersihkan area V, tapi tetap menjaga flora normal vagina,” ujar Merry Sulastri, Educator and Trainer Mundipharma Indonesia.

Pembersih dengan povidone-iodine bisa mengobati gejala ringan seperti gatal-gatal, kemerahan, bau tak sedap dan keputihan. Bisa digunakan saat haid maupun tidak, asal ada keluhan. Hentikan pemakaian bila keluhan sudah hilang. (nid)