cara mengatasi Nyeri Akibat Obesitas

Atasi Nyeri Akibat Obesitas

Big can be beautiful, but too big can be painful. Gemuk bisa cantik, tapi risiko terhadap kesehatan tetap perlu diperhatikan. Selain menimbulkan risiko terhadap penyakit jantung, diabetes dan lain-lain, kegemukan juga dapat mengganggu kesehatan persendian.

Dalam keadaan normal, postur tubuh tegak karena ada gaya gravitasi dari pertengahan tubuh yang membuat postur tubuh seimbang. “Pada obesitas, garis gravitasi akan bergeser akibat tumpukan lemak di sekitar pinggang,” terang Dr. dr. Tirza Z. Tanin, Sp.KFR (K) dari FKUI/RSCM, Jakarta.

Apa yang terjadi bila postur tubuh bergeser? “Bisa muncul nyeri pada punggung bawah, perkapuran rawan sendi (osteoartritis), kaki teper, dan gangguan pola jalan,” tutur Dr. dr. Tirza. Bobot tubuh yang berlebihan serta pergeseran postur akan meningkatkan tekanan, khususnya pada daerah tulang belakang sebagai penyangga tubuh. Muncullah berbagai keluhan tersebut.

Akibat menanggung bobot tubuh yang terlalu ebrat, sendi Sendi lutut pun bisa meradang dan akhirnya rusak. selain itu, “Otot kaki melemah sehingga ligamen mengalami kelenturan.” Dampaknya, anatomi kaki berubah menjadi bentuk O atau X. Telapak kaki yang menanggung semua bobot tubuh pun bisa ikut rusak karena terbebani terlalu berat, sehingga menjadi teper (datar). Berjalan jadi kian susah; mobilitas terganggu dan makin malas bergerak sehingga makin gemuk. Ini lingkaran setan yang harus diputus.

Bagi mereka yang obes, menurunkan berat badan (BB) tidak bisa sembarangan. Perlu berkonsultasi dengan dokter, serta memeriksakan kondisi tubuh dan kesehatan secara menyeluruh. Ini diperlukan agar dokter bisa memberikan panduan diet dan olahraga yang tepat.

Mengatasi obesitas juga membutuhkan perubahan perilaku; aktivitas fisik dan pola makan perlu diperbaiki, dan bila perlu baru dibantu dengan obat. Dr. Fiastuti Witjaksono, MS, Sp.GK dari Departemen Gizi FKUI menekankan, menurunkan BB harus realistis. “Penurunan BB yang drastis tidak baik bagi kesehatan. Yang dianjurkan yakni penurunan 5-10% dari BB dalam waktu 3-6 bulan,” paparnya. Bila disederhanakan, BB cukup turun 0,5-1 kg/minggu atau 2-4 kg/bulan. Penurunan BB seperti ini akan memperbaiki osteoartritis, kontrol gula darah, tekanan darah, kadar kolesterol dan sleep apnea (mendengkur).

Asupan kalori sedikit dikurangi agar tubuh bisa mengambil dari cadangan lemak tapi jangan berlebihan sampai tidak makan. Lebih baik ganti pilihan makanan jadi yang lebih sehat. Bisa dimulai dari hal yang sederhana misalnya nasi putih diganti jadi nasi merah, keripik untuk camilan diganti buah.

Saat bobot menyusut, segala keluhan akan berkurang. (nid)