“Perempuan Indonesia Kurang Gerak” | OTC Digest

“Perempuan Indonesia Kurang Gerak”

Hanya 20% perempuan Indonesia yang rutin beraktivitas fisik. Ini hasil Survei Kesehatan Wanita Indonesia 2017 oleh PT Fonterra Brands Indonesia dan  PEROSI (Perhimpunan Osteoporosis Indonesia). Survei melibatkan 500 perempuan usia 35-55 tahun di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar. Yang tak kalah mengejutkan, 9 dari 10 perempuan tidak mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang. “Tuntutan terhadap perempuan Indonesia banyak. Sibuk mengurus keluarga dan rumah dan lupa memikirkan diri sendiri,” ujar Bernadeth Virna Widiastuty, Senior Brand Manager Anlene, Fonterra Brands Indonesia, dalam peluncuran formula baru Anlene MoveMax, 7 Maret 2017.

Meluangkan waktu untuk beraktivitas fisik rutin dan teratur atau sekedar me time dengan relaksasi, menjadi barang mahal bagi perempuan. Padahal, aktivitas fisik dan nutrisi yang baik vital bagi kesehatan tulang, sendi dan otot (muskuloskeletal). Otot yang kuat, tulang sehat dan sendi yang stabil perlu untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

Gangguan pada muskuloskeletal menyebabkan disabilitas. “Orang tidak bisa bergerak dan beraktivitas. Tidak bisa olahraga karena lutut sakit, misalnya,” ungkap dr. Andi Kurniawan, Sp.KO, Sekretaris Jenderal PEROSI. Gangguan muskulosketal merupakan penyebab disabilitas paling umum; insidennya meningkat 45% dari tahun 1990 – 2010.

Gangguan muskuloskeletal 2x lebih banyak terjadi pada perempuan dibanding laki-laki. Sebabnya, perempuan cenderung tidak atau jarang berolahraga. Alasan tak ada waktu dan tidak punya energi, menurut  dr. Andi, bisa disiasati. Ibu yang punya bayi bisa jogging sambil mendorong stroller bayi keliling kompleks.

Seiring bertambah usia, otot mulai kaku, densitas (kepadatan tulang) menurun. Latihan fisik meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot, meningkatkan kepadatan tulang, dan memperbaiki stabilitas sendi. “Juga memperbaiki keseimbangan tubuh sehingga tidak mudah jatuh. Ini penting bagi yang sudah osteoporosis,” terang dr. Andi.

Asupan perlu diperhatikan. Perlu protein dan magnesium untuk otot, kalsium untuk tulang, vitamin D untuk tulang dan otot dan kolagen untuk sendi. Nutrisi berperan sebagai bahan pembangun muskuloskeletal, mendukung aktivitasnya serta sebagai pelindung. Nutrisi yang buruk dan kurang aktivitas fisik menimbulkan peradangan, bisa menyebabkan osteoporosis, osteoartritis (radang sendi), nyeri punggung, nyeri leher dan sebagainya.

Penyakit muskuloskeletal jarang menyebabkan kematian, tapi kesakitan (morbiditas) yang ditimbulkan banyak dan panjang. “Orang jadi tidak produktif dan tidak bisa ke mana-mana,” tutur dr. Andi. Bisa timbul kecemasan (ansietas); pada perempuan angkanya lebih tinggi (33%) dibanding laki-laki (23%). Penyiar dan presenter Indy Barends mengingatkan, “Kita perlu peduli pada orang yang kita sayangi. Juga harus peduli pada diri sendiri.” (nid)

 

Bersambung ke: Menilai Fleksibilitas Tubuh​