Zat Besi dan Kalsium Penting untuk Remaja | OTC Digest
zat besi_kalsium_pertumbuhan_remaja

Zat Besi dan Kalsium Penting untuk Remaja

Selama ini kita mendorong nutrisi 1.000 hari pertama kehidupan anak, demi tumbuh kembang anak yang optimal. Pemerhatian kebutuhan gizi anak harusnya tak berhenti sampai di situ. Ada periode penting lain yang kerap kita lupakan: masa remaja. Pada masa ini terjadi growth spurt atau pertumbuhan pesat yang diikuti dengan berbagai perubahan.

Terjadi perkembangan fisik, emosional, sosial, kognitif, moral dan spiritual. “Secara fisik, mulai muncul perbedaan antara laki-laki dan perempuan,” ujar dr. Yoga Devaera, Sp.A(K)Ketua Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ini diungkapkannya dalam diskusi bertajuk Pemerintah Indonesia dan Nutrition International: Meningkatkan Gizi Remaja Putri untuk Masa Depan Lebih Baik di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Otak pun berkembang pesat; terjadi perubahan besar-besaran di mana gray matters berkurang. Makin matang otak, makin berkurang kepadatan gray matter; membuat koneksi otak makin spesifik dan efisien. Bagian otak yang mengontrol gerakan fisik, penglihatan dan perasaan matang lebih dulu. Sedangkan bagian depan yang mengontrol proses berpikir yang lebih tinggi, prosesnya terus berjalan hingga awal usia 20-an.

Pada dasarnya, remaja membutuhkan asupan gizi yang cukup dan seimbang, seperti kelompok usia lain. Namun dua zat gizi yakni zat besi dan kalsium, mutlak diperlukan untuk mendukung growth spurt.

Namun sayangnya, sering terjadi defisiensi zat besi saat remaja. “Hal ini bisa terjadi karena kebutuhan zat besi meningkat pesat saat growth spurt, remaja putri kehilangan darah saat haid, sedangkan asupan zat besi kurang,” papar dr. Yoga. Muncullah gejala anemia seperti pucat, lesu, dan cepat letih. “Ini akan memengaruhi konsentrasi dalam belajar, dan fungsi motorik,” imbuhnya.

Maka tak ada acara lain, asupan zat besi harus diperbaiki. Dagine merah sebagai sumber zat besi yang paling baik, perlu dikonsumsi. Kalau tak suka daging, lantas bagaimana? “Makanlah sayuran hijau. Kombinasikan dengan vitamin C, yang akan meningkatkan penyerapan zat besi,” tutur dr. Yoga. Sebaliknya, hindari makan sumber zat besi berbarengan dengan teh atau kopi, karena kafein akan menghambat penyerapan besi. Bisa pula remaja didorong untuk minum tablet zat besi 1x seminggu.

Selain zat besi, kebutuhan kalsium juga meningkat saat growth spurt. Konsumsi kalsium yang cukup penting untuk pembentukan tulang, sehingga bisa puncak kepadatan tulang yang optimal bisa tercapai. Kepadatan massa tulang yang baik akan mencegah osteoporosis di kemudian hari.

Kalsium bisa didapat dari susu dan produk turunannya (keju, yogurt, dan lain-lain), lauk hewani yang dimakan dengan tulangnya (ikan teri, bandeng presto dan sebagainya), brokoli, serta suplemen kalsium. “Untuk meningkatkan penyerapan kalsium, jangan lupakan vitamin D,” tegas dr. Yoga. Maka, doronglah anak-anak remaja kita untuk aktif bergerak, terutama di pagi hari. Ajaklah mereka berolahraga bersama di akhir pecan, ketimbang membiarkan mereka bermalas-malasan di Kasur hingga siang. (nid)

________________________________

Ilustrasi: cherylholt / Pixabay.com