Tidur, Kurangi Gejala ADHD Anak | OTC Digest

Tidur Kurangi Gejala ADHD Anak

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan saraf dan perilaku yang kompleks. Ditandai dengan kurang perhatian, hiperaktivitas, impulsif, tidak bisa mengatur emosi dan kesulitan belajar. Menurut Centre of Disease Controls and Prevention (2014),  gangguan ini paling sering dialami anak-anak dan remaja. Anak dan remaja dengan ADHD lebih berisiko mengalami kesulitan akademik, kecacatan mental, kurang percaya diri, melakukan pelanggaran dan kejahatan.

Menurut Mindel (2013), tidur adalah landasan dari fisik, mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan anak. Kejadian gangguan tidur pada anak berkisar 25-40%. Jumlahnya meningkat pada anak dengan gangguan mental seperti ADHD, menjadi 70-90%. Tidur yang terganggu dihubungkan dengan pengurangan fungsi kognitif, kurang perhatian, masalah perilaku, dan gangguan emosi.

Gejala gangguan tidur primer pada ADHD adalah susah tidur, lamanya waktu memulai tertidur, berkurangnya waktu tidur, meningkatnya frekuensi bangun di malam hari, dan mengantuk di siang hari. Cortese (2013) menyebutkan, susah tidur adalah gejala tersering yang dialami anak dengan ADHD. Jika hal dibiarkan, akan memperparah gejala perilaku dan dapat mengurangi fungsi sehari – hari anak; termasuk pengurangan kualitas hidup anak dan keluarga.

Modifikasi perilaku adalah pengobatan pertama. Penelitian pada anak dengan ADHD, usia 5-12 tahun, dengan menerapkan perubahan pola tidur dikombinasi dengan teknik modifikasi perilaku, memberi hasil positif pada kualitas hidup anak.

Penelitian Peppers (2016) berusaha mengurangi gejala ADHD anak, dengan mengatur pola tidur. Pola tidur berhasil memperbaiki kualitas tidur dan mengurangi gejala ADHD anak secara signifikan.

Berikut rutinitas pola tidur yang diterapkan (Blasco, 2011):

  1. Bangun dan tidur pada jam yang sama setiap hari.
  2. Tidur siang hanya pada kelompok anak yang masih membutuhkan tidur siang.
  3. Membuat kebiasaan sebelum tidur, yang melibatkan membaca/bercerita kepada anak (20 – 30 menit),
  4. Menyesuaikan kondisi lingkungan (pencahayaan, suhu, suara).
  5. Hindari makan makanan berat sebelum tidur.
  6. Hindari makanan yang mengandung kafein dan tinggi gula sebelum tidur.
  7. Hindari aktivitas berat sebelum tidur.
  8. Hindari nonton TV atau gadget sebelum tidur dan batasi hanya 2 jam/hari.
  9. Lakukan kegiatan fisik harian.
  10. Lakukan kegiatan di luar rumah secara rutin. (Ade Saputri, Mahasiswa FK UGM)