Sentuhan Rangsang Perkembangan Otak Bayi Prematur | OTC Digest

Sentuhan Rangsang Perkembangan Otak Bayi Prematur

Sebuah sentuhan lembut dapat membuat perbedaan pada bayi prematur. Mereka memiliki perbedaan respon otak pada sentuhan dibanding bayi normal. Hal ini diyakini dapat mempengaruhi perkembangan emosi ke depannya. Namun skin to skin contact yang terus-menerus tampaknya dapat menormalkannya.

Bayi yang lahir kurang bulan kerap kali memiliki pengalaman ‘dramatis’ dibanding bayi lahir normal. Tak jarang mereka harus terpisah dari orangtuanya selama beberapa saat karena harus melalui prosedur medis, seperti operasi atau ventilasi.

“Sudah terbukti bahwa terpapar pada rasa sakit di awal kehidupan menyebabkan ‘penyimpangan’ perkembangan otak bayi,” papar Rebeccah Slater dari University of Oxford.

Dalam jurnal ilmiah Current Biology 2017, Nathalie Maitre dan timnya memindai otak 125 bayi prematur dan normal. Mereka memonitor respon otak bayi pada rangsangan berupa tiupan angin ke kulitnya atau tiupan ‘palsu’ yang tak mengarah ke kulit. Tim peneliti memilih stimulasi ini karena tidak mengaktifkan reseptor sakit dalam otak.

“Jika bayi dapat merespon sentuhan jenis ini, mereka juga dapat belajar membedakan berbagai macam tekstur. Misalnya, beda antara kulit ibu mereka dan obyek keras. Atau, bahkan janggut ayahnya dengan kulit kakak perempuannya,” ujar Maitre dari the Nationwide Children’s Hospital di Columbus, Ohio, Amerika Serikat.  

Bayi prematur menunjukkan respon otak yang lebih sedikit pada sentuhan halus dibanding bayi normal. Terlebih, bayi yang harus melalui perawatan medis merespon lebih minimal, walau mereka mendapatkan obat pereda sakit pascaprosedur.

Kabar baiknya, bayi prematur yang mendapatkan lebih banyak kontak fisik, baik dari orangtua atau perawat, memiliki respon rangsangan pada sentuhan lebih besar dibanding bayi prematur minim kontak fisik. Banyak penelitian membuktikan bahwa satu set saraf  - disebut serat tactile -  diaktifkan lewat sentuhan lembuh. Ini bisa memicu perkembangan otak yang mengatur hubungan sosial.

“Yang menarik adalah kami hanya mengukur lewat sentuhan kulit ke kulit, bahkan belum sampai ke menggendong sambil mengayunkannya. Tampak memberikan perubahan besar,” ujar Maitre.

Penemuan ini sangat menggembirakan, terutama bagi orangtua dengan bayi yang mendapat perawatan NICU (neonatal intensive care unit). “Kerap mereka merasa tidak memiliki kontrol atas bayinya. Penting untuk tahu bahwa Anda membuat perbedaan besar tiap kali menyentuh bayi Anda,” tegas Maitre.

Riset ini tampaknya menguatkan lagi manfaat metode kangguru pada bayi prematur. Selama ini metode kangguru dihubungkan untuk mempercepat kenaikan berat badan dan kematangan organ dalam bayi prematur. Metode kangguru dilakukan dengan meletakkan bayi ke dada ayah/ibunya. (jie)